"Bu. Kami memiliki banyak agenda. Dan punya anak, belum ada dalam agenda." Menjelaskan dengan santai.Tommy berkata pada istrinya."Kamu tidak harus minum itu."
Honey tidak berani mengangkat muka. Hanya bisa menunduk diam.
Anny tidak lagi bicara. Dia hanya bisa menelan kekecewaan. Tidak ada yang berani menentang perkataan Tommy dirumah ini.
Selesai makan malam, mereka memutuskan pulang. Mereka sesungguhnya, tidak benar-benar pulang. Tommy mengarahkan mobilnya kerumah mertua.
*
Mandala Tomang Pulo
Barat Kota.Kediaman mertuanya, lumayan dekat dengan perusahaan Tommy. Meski begitu, Honey lebih mengutamakan keluarga Clerk dibanding keluarganya.
Rumah keluarga Emerald, tidak seluas rumah keluarga Clerk. Diatas tanah 120 meter ini, telah dibangun ulang oleh Tommy. Dibangun menjadi bentuk ruko dua lantai.
Lantai dasar, merupakan toko roti. Toko roti Emerald, usaha milik Hanna Brown yang sudah berdiri sejak Honey baru lahir. Sementara lantai dua, dijadikan tempat tinggal.
Hanya ada tiga kamar dilantai atas. Satu kamar utama, milik orangtua Honey, satu kamar untuk Honey dan Tommy, lalu satu lagi untuk tamu.
Mobil Tommy parkir disebelah sedan mewah, milik Ayah mertuanya. Tommy sangat adil memperlakukan orangtuanya dan mertuanya. Jika Ayah dan adiknya dibelikan mobil, Ayah mertuanya juga dibelikan. Uang investasi mertuanya, juga sudah di kembalikan.
Dua kotak hadiah dikeluarkan Tommy, untuk diserahkan pada mertuanya. Isinya hampir sama, satu tas mewah dan satu lagi alat pijat kaki keluaran terbaru.
"Kamar sudah mamah siapkan. Kalian pasti sudah makan malamkan. Apakah masih lapar?" Hanna menunjukkan kegembiraan yang tidak bisa disembunyikan.
"Sudah mah. Jangan cemas." Honey menjawab.
Tommy meletakkan kotak hadiah diatas meja."Ini untuk mamah dan papah." Tommy berkata.
"Merepotkan sekali." Hanna semakin gembira saja.
"Tidak sama sekali."
"Aku buatkan kalian teh panas ya." Hanna langsung masuk kedapur.
Honey mengikuti ibunya kedapur. Tidak lama dua cangkir teh panas dan beberapa roti manis ikut disajikan.
Di ruang tamu, Suami dan Ayahnya, sudah mengelar papan catur. Selesai menyajikan cemilan, Honey kembali kedapur.
Sejak memutuskan pensiun dini, Dody memutuskan membantu istrinya di toko roti. Sehingga, tidak punya teman lagi untuk bermain catur. Ketika Tommy mengajaknya bermain catur, dia sangat senang.
Menjelang tengah malam, permainan catur baru selesai. Selesai merapikan papan catur bekas main, Tommy masuk kekamar.
Ketika masuk kamar, Honey belum tidur. Istrinya duduk diranjang dengan sebuah novel ditangan. Lalu dia tersenyum lebar menyambut. Dia Berjalan menghampiri, mulutnya langsung mencium bibir istrinya.
Kedua mata Honney berbinar, selesai ciuman. Dengan suara."Dikamar mandi, sudah ada piyamamu. Mandilah dulu."
Mendaratkan satu kecupan dangkal dibibir istrinya yang basah, barulah dia mau pergi kekamar mandi.
Ketika Tommy selesai mandi, pria itu langsung naik keranjang. Honey langsung menutup buku, berbaring mendekat ketubuh suaminya.
"Kamu mengalah tidak, saat tadi bermain catur dengan Ayahku." Kepalanya bersandar dilengan Tommy.