[Rindu bersama]

4 3 0
                                    

BOGOR

Yup! adira mengajak jay ke kota hujan tersebut sejak pagi tadi, mereka tampak menikmati trip singkat kali ini dengan semangat dan gembira hati. Jay awal nya mau ngajak marathon film seperti dulu di bioskop tapi ntah mengapa gadis di samping nya ini tiba-tiba ingin merasakan sejuk nya kota bogor, ujar gadis cantik yang kini tengah berjalan menggandeng lengan jay riang, senyuman nya pun tak kunjung pudar.

Jay bosan kalau harus jalan di pinggiran kota bogor terus seperti ini, jay harus melakukan sesuatu untuk memberikan kesan sedikit bukan?. "Adira lari! ada orang gila" Jay yang menarik lengan adira kuat membuat adira begitu terkejut dan ikut berlari kencang juga menyamakan jay yang sangat cepat dalan berlari.

Tapi tiba-tiba, "Stop! stop.. capek udah ah~" Jay mengelus dada nya yang sedikit terasa ngilu, jangan sampai jay kenapa-kenapa sekarang karena ia tidak mau adira mengkhawatirkan diri nya.

Adira juga mengatur nafas nya yang tinggal sedikit, adira takut mati konyol disini tolong adira tuhan. "J-jay~ adira capek banget, kita udah gak usah lari lagi kan?" Ucap adira dengan sisa nafas nya. senyum puas seorang jay kini merasa misi nya berhasil membuat adegan lain dan keluar dari zona biasannya. "Kenapa senyum nya begitu" Adira sungguh tak habis pikir.

"Seru kan?!" 

Jay mulai kembali dengan nafas yang teratur, dan adira memukuli jay kesal sekarang. Adira menyeka keringat dahi nya, "Jangan bilang ini cuma akal-akalan lo aja ya? kurang ajar lo" Jay tertawa puas sambil mengacak rambut adira yang di kepang dua itu.  "Yang penting kali ini gue lagi kan yang menang?" Adira memejamkan matanya tak percaya, sudahlah adira sungguh frustasi dengan tingkah jay yang terus menerus jail padanya. Tapi adira suka..

"Mau ice cream? atau yang lain?" Adira menggeleng .

Adira menunjuk pejalan kaki lain yang tengah menenggak air mineral, "Hahaha yaudah ayo.. maafin gue, ya" Tanpa jawaban adira menarik jay ke minimarket untuk membeli sesuatu yang membuat tenggorokan nya tidak kering lagi. Jay yang masuk kedalam untuk membeli air mineral sedangkan adira menunggu di luar yang terdapat tempat duduk di pinggir toko nya. 

"Ini"

Jay memberikan air yang di butuhkan adira sejak tadi padahal, "Jay~ lo kenapa tadi? gue kaget banget sumpah, padahal adira gak denger tadi jay ngomong apa pas sebelum lari. tapi, gara-gara jay lari ya adira ikut lari" Bibir mungil adira maju karena kesal, jay hanya tertawa. 

Adira menghempas botol air mineral itu ke jay yang tengah tertawa garing, "Aduh! apa sih? sakit, Ra" Jay melihat ke arah adira bingung, "Itu balesan nya udah buat gue kayak gini" adira membuang muka dan melipat kedua tangan nya menyilang di atas perut. Jay mendekati adira serta berlutut di hadapan adira, mata nya mencari cara bagaimana ia akan di maafkan oleh adira.

"Mau ke ke sana gak? jay kemarin habis beres-beres di sana.. adira udah lama gak ke sana ya, kenapa? kayak nya udah berdebu banget" Ingatan itu kembali dan adira tak menyangka kalau jay yang membawa adira mengingat adegan yang paling adira benci sampai saat ini. 

Tangan adira terasa gemetaran, jay menenangkan adira dengan menggenggam tangan gadis di hadapan nya. "Kenapa gemeteran gini, Ra?" Pria di hadapan adira ini tampak panik melihat nya seperti ketakutan atau seperti ada yang ia tutup dari dirinya.

"Lo kenapa, Ra" Adira berdiri mengatur nafas nya agar tidak terlihat panik, "Gak apa-apa masih susah nafas aja, masih capek!" Jelas nya, jay ikut berdiri walaupun pada akhirnya jay malah yang kini lebih tinggi dari tubuh adira. Jay mengelus pipi merah adira singkat, adira mencoba untuk kembali normal.

"Ayo"

Jay di tinggal begitu saja oleh adira yang lebih dulu meninggalkan nya, "I-iya" Jay membuang nafas bingung dengan sikap adira barusan. "Tunggu, Ra!" Mereka berdua akhir nya kembali ke jakarta untuk menuju tempat tersebut yang membuat adira gelisah dan tidak nyaman.

LANGIT ADIRA || JAY-JAKE-ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang