Lima

173 30 2
                                    

Kevin Moon.


"Hakkie?"

"Eh, Kak Kev? Whats up? Ngapain ke sini?"

Aaahh... Rasanya sekarang rasa capek gue ilang setelah liat Haknyeon. Padahal gue habis jalan dari fakultas gue ke fakultas teknik yang jaraknya bagaikan dari Indonesia ke Mesir.

Bombardir pertanyaan Haknyeon tadi gue abaikan beberapa detik hanya untuk melamun dan mempertanyakan 'kenapa bisa ada manusia yang gemesnya sampe bikin hati gue mau pecah?'

Ekspresi kebingungan dan mata bersinarnya bener-bener berhasil bikin gue mau mundur dari kehidupan dan langsung menghadap ke Tuhan Yang Maha Esa.

"Kak Kev?"

Lamunan gue buyar.

"Oh shit. Sorry." Gue geleng-geleng kepala seakan bisa ngusir pikiran gue tentang dia.

"Lo masih ada kelas habis ini?"

"Ngga, Kak. Udah selesai semua."

"Okay, got it. Duduk dulu yuk?" Ajak gue ke tempat duduk di depan kelasnya.

Setelah kita duduk, Haknyeon langsung membuka suaranya, "Kak Kevin kenapa kesini? Gue punya salah ya? Kak, tadi kan gue udah minta maaf, to-"

"Oh my God, this kid." Gue potong perkataannya sambil ketawa heran dan megang dahi gue. Mate, I just can't handle this cute fool.

"Ngga, Hakkie... Lo ga ada salah dan gue kesini bukan buat marahin lo kok."

"Terus?"

Gue ambil ponsel gue di saku dan berkali-kali pencet tombol 'on' di depan Haknyeon.

"As you can see. Hp gue mati waktu lo ngasih nomor tadi. Terus gue pikir yaudah lah, nanti gue minta aja ke anak-anak. Eh tau nya mereka semua nolak buat ngasih nomor lo."

"Hah? But why tho?" Tanyanya selagi dia ketawa kecil.

"I don't know? Maybe it's because you're a cute person and homies don't share cute things?"

Gue bisa liat pipinya yang mulai merah.

"Apasih haha. Sini deh kasih nomor lo ke gue, kak. Nanti gue yang chat duluan biar bisa di simpen kalau hp nya udah hidup lagi."

"Hakkie, Hakkie, Hakkie." Gue tepuk tangan satu kali di setiap namanya gue sebut.

"Lo tau nggak kalo orang genius selalu lupa tentang hal kecil?" Lanjut gue.

"No....?"

"Now, you know. Sekarang gue kasi tau ke lo, kalo gue selalu lupa sama nomor gue."

He laughed in disbelief, "So you're saying that you're a genius?"

"100 point untuk Hakkie! Tepuk tangan hadirin sekalian!!" Gue tepuk tangan serasa gue ada di atas panggung cerdas cermat. Haknyeon ketawa sambil ikut tepuk tangan.

I smiled at him sampai akhirnya kita saling bertukar pandangan for a second.

"Hakkie punya spidol?"

"Punya."

Gue angkat lengan hoodie gue, memperlihatkan kulit lengan bawah gue dan mengarahkannya ke depan Haknyeon.

"Nih, tulis disini."

"Hah? Spidol gue permanen, kak."

"That's even better! Biar kalo gue mandi, tulisan lo ngga kehapus dari tangan gue."

10 Of You | Haknyeon HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang