CHAPTER 7 : not always ghost

472 57 24
                                    


"Hal yang paling aku takuti adalah berada di kota ini dan jadi orang yang berbeda."

--Sabo--

======================

'Srash'

'Srash'

Suasana di tempat itu terasa damai dan sangat sangat nyaman, hembusan angin yang segar ini membuat suasana nostalgia yang tak terlupakan.

Seperti saat 3 anak kecil itu selalu membuat masalah dan berakhir tragis karena babak belur ketika bertemu kakek mereka, dan ibu tiri mereka yang galak tegas dan-----dan juga-----mungkin agak menyebalkan...

Tetapi bukan itu sisi yang akan di perlihatkan melainkan seorang lelaki Revolusioner yang tengah duduk di depan batu nisan yang bertuliskan nama Portgas.D.Ace

"Hey,,,ace..." Lelaki itu memandangi nama Ace dengan ukiran senyuman kecilnya

"Bukankah...adik kita sangat kuat---dan berani" Lelaki itu masih tersenyum kecil pada nama itu

Ace yang sebenarnya sedang duduk di batu itu juga ikut tersenyum lebar dan menjawab "Tentu!"

Setelahnya hembusan angin datang lagi membuat suasana disana menjadi nyaman, sekali lagi...

Tetapi jujur saja, siapapun yang merasakan susana disana pasti akan merasa canggung dan tidak biasa seperti misalnya anda yang sedang bertemu dengan orang yang anda sukai namun anda tidak pernah berkomunikasi dengannya pasti rasanya aneh berat dan canggung.

Begitulah suasana disana.

Lelaki revolusioner itu tiba tiba menunduk kan kepala, bukan karena apa apa tetapi berat rasanya jika orang yang selalu bersamanya berpisah dengan nya secara tidak langsung.

Malahan lelaki ini bisa disebut korban juga gara gara ikut syok saat mendengar si pria donat itu meninggal dunia ketika perang besar marineford.

Ini pasti ulah si asu Morgan yang tidak memiliki perasaan atau tidak peka pada orang orang dan tanpa pikir panjang dia menulis surat kabar yang tidak terdengar seperti kenyataan (atau mengubah fakta)

Lelaki revolusioner itu terus saja menunduk kan kepala Ace bingung ada apa dengan lelaki itu

"Oy sabo..." Ace bingung

"Kenapa...kenapa harus begini---" Lelaki revolusioner itu yang bernama Sabo kini meneteskan air matanya

Ace kaget

"Ace....andai saja aku tidak berpisah pada kalian saat itu... Andai saja saat itu aku menolong kalian dan pergi bersama kalian hiks--hiks andai saja aku saat itu menolong mu dan Luffy hiks----pasti...alur ini akan berubah kan?? Pasti masa depan atau masa yang saat ini pasti kita masih bisa tertawa bersama kan?? Kita juga bahkan belum sempat tukar cawan yang kedua kalinya..." Sabo sang revolusioner itu kini sedang mencurahkan isi hatinya dan langsung mengatakan nya pada Ace

Ace terdiam dan beberapa saat dia tersenyum lagi

"Tidak ada yang salah di kejadian itu...kau dan Luffy sudah benar kok, Sabo... Hanya itu salah ku yang mudah terpancing oleh kata kata brengsek dari si kepala pentol magma itu"

Ace juga mencoba mengatakannya, namun itu pasti tidak terdengar oleh Sabo

Sabo mendongak dan mencoba mengusap air mata nya itu lalu berkata "heheheee, aku kau dan Luffy sudah menjadi saudara yang baik, ya..."

Ghost || One Piece [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang