Happy reading
Malam yang terang di penuhi dengan cahaya bulan dan bintang, aku keluar kamar untuk merasakan sejuknya angin malam.
Menatap langit yang cerah dengan begitu serius, ada seseorang yang telah tinggal di otakku. Sosok lembut yang kemarin malam telah menghabiskan waktunya hanya untuk mendengarkan kisah konyolku.
Ada apa ini? Kenapa sejak aku membuka mata, bayangan semalam tidak pernah hilang dari pikiran ku? Apakah ada yang salah?
Perasaan apa ini? Kenapa setiap mengingatnya jantung ku seperti tidak terkontrol? Pertanda apa ini? Aku tidak dapat menahan senyumku saat aku mengingat malam itu.
Suara notifikasi handphone membuyarkan lamunanku yang seru.
Al: hahaha, puas banget buat anak orang kesal.
Dengan stikernya yang menyebalkan.
Tanpa sadar aku tersenyum saat melihat layar handphone, ketika tau siapa yang telah mengirimkan sebuah notifikasi.
Begitulah yang terjadi selama beberapa waktu yang lalu, lagi-lagi aku tersenyum hanya karena sebuah notifikasi dari pria yang telah kuanggap teman.
Angin malam mulai menusuk pori-poriku hingga ke tulang, dinginnya malam segera membuatku berpikir untuk masuk ke kamarku yang nyaman.
Aku menatap langit kamar dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk di kepalaku dari tadi pagi. Sebenarnya ada apa denganku? Kenapa bisa jadi begini?
Terlintas di kepala ku untuk menelponnya lagi, ingin memastikan perasaan bodoh yang sedang aku rasakan. Dengan jantungku yang berpacu aku menunggu jawabannya, berharap ia akan menerima ajakan ku.
Ting ...
Al: bentar gua ke kamar dulu sekalian cas.
Apa ini? Apa dia mau? Kembali aku tersenyum lebar saat melihat jawabannya yang menerima ajakan ku.
Sembari menunggunya, aku terus berpikir keras soal perasaan ini.
"Apa aku menyukainya?
•••
Hayoloh siapa yang lagi fase ini?
Gimana rasanya hubungan virtual?
Vote dan komentar di tunggu guyss😘