Ayo guys bantu share biar makin rame yang baca kisah ini hehe.
Btw ad yang penasaran ngga sih sama Alfredo duha😌
Spam komen ya bestie, happy reading🥰
Sore itu, aku bercerita semua yang aku alami pada sahabatku Zahra, sahabat virtual yang begitu baik dan peduli padaku.
"JANGAN! Gue ngga setuju Nad." Aku menjauhkan handphone ku saat mendengar ucapan Zahra yang mampu merubah gendang telingaku.
"Kenapa?" Aku bertanya padanya soal ungkapan perasaanku pada Al.
"Lu perempuan, ngga ada konteks nya seorang wanita nembak pria terlebih dahulu." Ucap Zahra dengan suara cemprengnya.
"Tapi ..." Ucapan ku dipotong Zahra sebelum aku menyelesaikannya.
"Dengar Nadira Ayudia, udah cukup lu disakitin sama mantan lu yang sebelumnya, gue ngga mau lu disakitin untuk yang ke dua kalinya, PAHAM!"
"Gue hanya ingin ngungkapin Rah, untuk dia Nerima atau ngganya perasaan gue, biar itu jadi urusan gue Rah."
"Terus kalo lu tersakiti gimana bodoh?"
"Kan selalu ada Zahra," ungkapku dengan sedikit nada bercanda.
"Astaga dasar dodol." Terdengar helaan napas dari suara Zahra. "Yaudah apapun keputusan Lo gue dukung Nad, tapi ingat. Kalo dia nggak terima, Lo harus mundur, lu ngga boleh ngemis perhatiannya. paham cantik?"
"Siap boss ku." Lalu kami tertawa, walau sebenarnya hatiku sedang tidak tenang.
•••
Aku menatap profil WhatsApp nya dengan tangan bergetar, untuk tidak menyiksa perasaanku terlalu dalam, lebih baik aku mengungkapkan rasa ini. Apapun hasilnya akan ku terima dengan lapang dada.
"Gue tau lu ngga bakal angkat telpon gue, jadi gue chat aja yaaa."
"Maaf ya Al, sebenarnya gue ada perasaan sama lu. Sorry gue ngga bisa mendam ini, sejak malam itu, gue terjebak di zona nyaman. Gue tau lu ngga bakal ada perasaan sama. Jadi gue cuma ngungkapin perasaan ini aja."
"Lu tenang aja gue ngga bakal nuntut lebih. Tapi gue cuma mau lu tau, kalo perasaan ini nyata."
Jantungku terus berdegup kencang, saat aku ngetiknya dengan jari lentikku. Aku merasa sangat bodoh, tapi aku tidak akan menarik pesanku.
Ada rasa lega saat aku telah mengungkapkan semua yang aku rasakan pada Al, aku tidak akan berharap banyak. Karena aku mengertilah posisiku.
Al: jangan bercanda lu Nad, aneh tau ngga.
Aku tersenyum saat dia membalas WhatsApp ku, jika aku di posisi Al aku juga akan menganggap ini hanya lolucon.
Tapi ayolah, aku tidak bercanda. Perasaan ini tulus dan nyata, aku lebih meyakinkan Al bahwa aku tidak bercanda dengan pernyataanku.
Dia pria yang baik, sangat baik. Aku tau jawabannya jadi aku tidak akan menuntut, hanya saja aku merasa lega saat dia begitu sangat menghargai perasaanku.
Dan pada akhirnya hubungan kami tetap sebatas teman, walau dia telah mengetahui perasaanku. Dan itu lebih dari cukup untuk diriku.
END
Yeay, akhirnya aku bisa nyelesain cerita ini🥰
Yuk follow Instagram ku @syiah.ash
ini tau lah ya siapa!🤭
Alfredo duha
Terima kasih telah membaca karyaku yang tidak seberapa ini guys, ini hanya ceritaku yang ingin aku ungkapkan dalam bentuk karya ya guys, memang singkat karena hubungan kami belum sejauh itu.
Vote dan komentar aku tunggu ya friends, see you in my next work😘