(Name) menghirup nafas dalam lalu membuangnya pelan. Menatap papan reklame bertuliskan "Penthouse Room" yang tergantung di pintu berbahan kayu di depannya ini. Manik gadis itu berbinar cerah. Dalam hati mengucapkan kata "Terimakasih, Hina." lantaran sebab gadis itu lah dirinya bisa sampai di tempat seperti ini. Ralat-- tempat tinggalnya Mikey.
Flashback on!
"Jadi, Hina beneran tau alamatnya Manjiro?"
Yang ditanya hanya mengangguk sembari tersenyum manis. Dan netra (Name) semakin berbinar cerah saat tahu bahwa ucapan temannya ini tidaklah main-main.
"Kalau gitu, kasih tahu aku, Hina! Aku mau ke sana, aku mau ajak Manjirou jalan!"
"Tenang dulu, (Name)... Aku nggak yakin mereka bakal biarin kamu pergi setelah kamu dengan terang-terangan datang ke tempat tinggal kriminal. Itu privasi loh.. "
"Kalau itu privasi, kenapa mereka malah kasih tau ke pegawai bar kayak kamu?"
"Karena mereka tahu, nggak ada untungnya buat pegawai bar sepertiku melapor ke pihak polisi. Karena pekerjaanku aja udah kotor, jadi aku nggak bisa asal-asalan lapor. Bisa-bisa aku kena tangkap juga."
"Ah, kamu benar. Terus apa alasan mereka kasih tahu kamu alamat mereka?"
"Mereka ingin aku anterin sekotak bir ke tempat mereka."
"Oalahh, jadi jadi? Mereka tinggal dimana?"
"Di hotel bintang lima dekat alun-alun Tokyo. Di lantai paling atas, penthouse suite room. Mereka tinggal di sana."
"Di hotel? Bintang lima? Mereka ingin kamu nganterin sekotak bir ke hotel? Bukannya itu dilarang? Bisa-bisa kamu ditangkap lebih dulu sebelum sampai ke lantai atas."
"Kamu lupa ya? Aku juga punya bawahan yang ahli soal samar-menyamar. Aku nggak perlu terang-terangan masuk ke hotel itu. Cukup bawahanku aja yang bergerak. Toh mereka nggak akan benar-benar pergi ke lantai atas. Si Sanzu itu bilang, akan ada seseorang yang berjaga di gedung belakang hotel. Nanti kasih aja kotak birnya ke orang itu. Dan pulanglah. Gitu katanya."
"Orang yang berjaga? Bawahannya, ya? Atau penjaga hotel?"
"Entahlah. Yang jelas itu pesuruhnya."
"Wah, ternyata jaringan kriminal luas juga, ya. Di sana juga pasti ada jalan rahasia yang hanya diketahui oleh mereka. Mangkanya mereka bisa leluasa memasuk-keluarkan barang-barang semacam itu."
"Betul. Di dalam penthouse juga nggak ada CCTV. Jadi mereka bisa gunain penthouse itu sesuka hati mereka."
"Hoo, omoshiroi omoshiroi~ kriminal emang beda banget! Kalau gitu makasih, ya, Hina! Besok aku bakal ke sana buat ajak Manjiro jalan!"
"Yah, sama-sama.. Good luck untuk hari esok.. "
"Iya!"
Flashback Off!
Kini gadis itu mulai mengetuk-ngetuk pintu kayu tersebut. Beberapa ketukan, hingga akhirnya benda itu terbuka lalu sosok pria dengan surai merah muda menyambut sepasang netra.
Pria itu menatap tampilan (Name) mulai atas hingga bawah. Dengan setelan dress hitam selutut, nampaknya gadis ini bukanlah pegawai hotel di sini. Lalu, siapakah dia?
"Siapa?" Sanzu bertanya memastikan.
Sang gadis dengan senyum percaya diri menjawab pertanyaan tersebut.
"Aku Ayaka (Name). Aku mau ketemu Manjiro. Tolong panggillin Manjiro."
Sanzu menatap tak bergeming gadis itu sejenak sebelum kepalanya menoleh ke belakang lalu berteriak lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗥𝗜𝗠𝗜𝗡𝗔𝗟╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘ
Romance❱ 𝘀𝗮𝗻𝗼 𝗺𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿𝗼𝘂 ⩩ 𝗰𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 ──; ✰, siapa bilang seorang pembunuh berdarah dingin tidak bisa jatuh cinta? .... tahu lagu '𝗯𝗮𝗱 𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲'? yah, anggap saja itu, ki...