Seorang gadis berbalut dress hitam selutut kini duduk di bar counter sembari menggenggam segelas minuman brandy. Sepasang manik rubynya menyala terang, terpaku ke sudut ruangan, menilik sepasang pria yang sedang berbincang-bincang dengan atmosfer mencekam.
Bibir manis yang dipoles lipblam tampak mengkilap cerah di bawah naungan cahaya lampu bar. Dengan helaian panjang nan legam serta gestur tubuh yang lumayan, menjadikan sosoknya terlihat sangat anggun juga menawan.
Seorang wanita bartender berjalan menghampiri si gadis dengan sebotol brandy melingkari jari. Menuangkannya ke dalam gelas kosong, lalu mengikuti arah pandang si teman yang tampak tak teralihkan.
"Lagi lihat apa, (Name)?"
Tegurnya membuat gadis ayu itu langsung menoleh.
"Ah, Hina.. Aku lagi lihatin cowok yang duduk di pojokan sana. Itu, loh, yang rambutnya putih. Gilak, ganteng banget ya."
Celotehnya ria. Membuat Hina langsung berjingit ngeri saat tahu siapa sosok yang dimaksud temannya ini.
"Lho... Itukan Sano Manjirou, ketua Bonten. Kamu nggak tahu?"
"Bonten? Ohh, kelompok kriminal yang akhir-akhir ini lagi gemparin seantero Kyoto, ya? Jadi dia dalangnya? Kok bisa di sini?"
"Nggak tahu. Mungkin dia lagi sembunyi dari kejaran Polisi. Atau mungkin juga ada urusan di Tokyo sampai-sampai ada di kota ini."
(Name) ber-oh ria.
"Tapi penampilannya kok beda, ya? Di televisi rambutnya hitam. Ini kok warna putih?"
"Yah itu artinya nggak ada alasan lagi selain sembunyi dari kejaran polisi. Kalau seandainya memang bukan, mereka nggak mungkin sampai repot-repot ganti style mereka."
"Mereka?"
"Kamu nggak lihat cowok yang duduk di depan Manjiro? Itu salah satu bawahannya."
Manik ruby gadis itu beralih pada pria yang duduk di hadapan sang ketua Bonten. Merasa asing, ia pun kembali bertanya.
"Maksudmu orang yang pakai masker itu? Dia siapa?"
"Itu Haruchiyo Sanzu. Tangan kanan Manjiro."
"Oh, yang punya bekas luka di pinggiran bibir itu?"
Hina mengangguk.
"Eh tapi kok kamu bisa kenal mereka? Padahal sudah jelas tampilan mereka beda gitu loh?" tanya (Name) lagi.
"Yah sekilas dari jauh memang beda. Tapi kalau dilihat dari dekat, pasti langsung tahu, kok. Tadi aku sempat antar pesanan ke meja mereka, mangkanya bisa tahu."
(Name) mengangguk paham.
"Sumpah, Hina. Aku suka banget sama dia. Dia keren banget!"
"(Name), mending jangan deh. Cari yang lain aja. Mereka itu kriminal lho.. "
"I don't care. Nggak ada yang gak bisa aku dapetin Hina. Kriminal sekalipun aku nggak peduli, intinya aku bakal bikin dia juga suka sama aku."
Hina menghela nafas lelah.
"Iya aku tau kamu anak konglomerat. Kamu bisa dapatin apapun yang kamu mau. Tapi ga gitu juga. Nanti kalo kamu kenapa-napa gimana? Ingat (Name). Mereka itu kriminal. Bahaya.. "
(Name) tersenyum puas sembari meneguk brandy-nya sampai habis. Meninggalkan jejak merah padam di pipi sebelum akhirnya memandang Hina dengan tatapan sangat menggoda.
Sial. (Name) terlihat manis.
"Ahh, cerewet banget si. Aku nggak bakal kenapa-napa. Kamu percaya aja, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗥𝗜𝗠𝗜𝗡𝗔𝗟╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘ
عاطفية❱ 𝘀𝗮𝗻𝗼 𝗺𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿𝗼𝘂 ⩩ 𝗰𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 ──; ✰, siapa bilang seorang pembunuh berdarah dingin tidak bisa jatuh cinta? .... tahu lagu '𝗯𝗮𝗱 𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲'? yah, anggap saja itu, ki...