Malam menjelang, dan para bintang mulai menampakkan batang hidungnya. Berdiri kokoh, mengelilingi sang rembulan yang bersinar terang. Desiran angin mengalun, udara dingin menusuk menembus tubuh. Menggelitik, meremangkan kulit.
Berdiri dengan tangan bertumpu pada pembatas balkon, pandangan (Name) jatuh pada si wulandari di atas sana. Dress putihnya berkibar, untaian rambutnya menari tersapu angin.
Suasana sepi ini, cuaca yang cerah ini, membuat hati terdalam (Name) tersentuh. Otaknya kembali mengingat ucapan si tuan sore tadi. Sungguh, hatinya kembali berdenyut sakit.
"Kalau gitu, mulai sekarang jauhi gue."
(Name) membelalakkan matanya. Lidahnya terlalu kelu untuk membuka suara.
"Lo udah sadar sama posisi lo,kan?"
(Name) menunduk.
"Ada konsekuensi yang berat disetiap pengambilan langkah yang sulit."
"..."
"Sampe sini gue harap lo paham."
Dan dia pergi, meninggalkan gadis itu seorang diri.
(Name) menghela nafas lelah. Meremas dadanya yang terasa berat. Hatinya kalut, berkecamuk tak karuan. Memijat pelipis, guna mengusir pening.
Sungguh, situasi ini membuatnya gila.
"Haha, menjauh katanya?" lanturnya sembari mencengkram area cakrawala rambut.
"Setelah semua ini, menjauh katanya?"
"Haha. Yang bener aja."
(Name) memainkan otaknya, mencoba berpikir jernih. Keputusan yang akan ia ambil memiliki dampak besar untuk kehidupannya. Masa depannya. Sekali saja ia salah dalam mengambil langkah, maka dapat dipastikan kehidupannya akan benar-benar hancur.
Namun,
Itu hanya pemikiran awalnya saja.
Karena yang jelas, apapun konsekuensinya nanti, ia akan tetap memilih Manjirou. Memilih untuk tetap menaruh hati pada pria itu.
Disisinya.
Ia akan menghadapi semuanya dengan kuat. Apapun asal bisa terus bersama si tuan. Yah benar. Tak peduli apapun, tak peduli dengan apapun, Sano Manjirou tetap yang utama. Pria itu segalanya.
"Aku harus ketemu Manjirou!" ucapnya kemudian, lalu berjalan hendak keluar kamar.
Tetapi saat melewati cermin satu badan yang terletak di samping almari, gadis itu langsung berhenti. Menghampiri cermin, menatap pantulan tubuhnya di dalam sana.
Menatap dari atas rambut sampai ke ujung kaki.
"Aku gaboleh ketemu Manjirou dengan pakaian kayak gini. Manjirou pasti marah. Toh, aku udah janji." ucapnya kala sadar bahwa dress yang ia kenakan saat ini memang lumayan terbuka. Lihat, bahkan dadanya terlihat sedikit terekspos.
Tak ingin membuang waktu, gadis itu segera membuka dan menggeledah isi almarinya. Menilik setiap pakaian yang tergantung. Mencari dress yang dirasa sedikit panjang. Dan yang Jelas, patut untuk dipandang.
Beberapa menit akhirnya berlalu, hingga perempatan imajiner muncul di dahi gadis itu.
"Kok gak ada yang panjang si!" pekiknya kesal.
"Kalo dipikir-pikir lagi, aku emang gak punya dress yang panjang si, pendek semuaaaa."
Sebagai informasi, (Name) memang suka memakai pakaian dress ketimbang kaos ataupun celana. Bahkan dihari-hari santai pun ia tetap menggunakan dress. Yahh, biasalah anak sultan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗥𝗜𝗠𝗜𝗡𝗔𝗟╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘ
Romance❱ 𝘀𝗮𝗻𝗼 𝗺𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿𝗼𝘂 ⩩ 𝗰𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 ──; ✰, siapa bilang seorang pembunuh berdarah dingin tidak bisa jatuh cinta? .... tahu lagu '𝗯𝗮𝗱 𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲'? yah, anggap saja itu, ki...