Sasuke vs Naga Badai

60 13 2
                                    

"Sticky! Honey Roast katanya!" seru Paimon sembari menatap menatap ke arahku, aku hanya diam dan tersenyum tipis saja.

"Yang terpenting adalah ikuti aku, mulai dari sekarang kita akan menuju tempat yang tinggi!" seru Amber.

Aku pun mengangguk menerima ajakan dari Amber dan berlari di belakangnya. Aku terus mengikuti langkah kaki Amber menuju tempat.

"Biasanya tempat ini ramai penduduk. Namun, karena gangguan dari stromterror. Para pedagang dan para pengelana jadi jarang berkumpul di satu tempat," ungkap Amber memberitahuku apa yang terjadi pada kotanya, "Tapi lain halnya dengan Tavern. Mereka nampaknya sama sekali tidak terganggu dengan itu, bahkan bisnis mereka belakangan ini semakin ramai," tambahnya lagi, aku merasa informasi itu kurang penting. Namun, meskipun sejujurnya aku kaget ia masih mau bicara padaku padahal aku sudah mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaannya.

"Jadi begitu," tanggapku dengan nada pelan. Aku terus berjalan mengikuti langkahnya dan menatapnya dari belakang, "Sepertinya kau sangat mencintai kota ini," ucapku sedikit merancau.

"Yah bisa dibilang begitu," tanggap Amber dengan ekspresi wajah yang begitu cerah.

Hingga akhirnya kami berada di tempat tertinggi di kota Mondstadt dimana di sana patung dari dewi Anemo yang dibangun dengan ukuran yang sangat besar, jujur aku cukup tertarik dengan bagaimana cara mereka membangun patung sebesar itu, itulah yang aku pikirkan, sihirkah? Atau itu dipahat oleh pangrajin profesional, entah tak ada yang tahu. Dan juga umur dari patung itu juga membuatku penasaran.

"Ah akhirnya kita sampai juga, nee bagaimana menurutmu perjalanan kemari?" tanya Amber padaku sembari tersenyum.

"Cukup menarik," tanggapku dengan nada datar.

"Menarikkah? Oh iya ini adalah sesuatu yang ingin aku berikan padamu," ucap Amber sembari memberikan sebuah sayap khusus.

Aku hanya diam bingung, "Benda apa ini?" tanyaku.

"Seperti yang kau lihat, Kaze no Tsubasa. Outrider memggunakannya untuk mengendarai angin dan meluncur, lalu orang-orang di Mondstadt juga suka sekali menggunakannya. Aku embawamu kemari agar kau bisa langsung mencobanya!" ungkap Amber padaku.

Sejujurnya aku tidak membutuhkannya. Namun karena sepertinya menyenangkan akupun menerimanya dan memasangnya di punggungku.

"Sepertinya kau sangat bersemangat di bagian ini," guman pelan Paimon.

"Itu karna angin adalah Fondasi dan jiwa dari Mondstadt! Sudah cukup bicaranya! Ayo langsung dicoba! Mengendalikannya cukup mudan. Namun, tetaplah dengarkan petunjukku," ucap Amber padaku.

Aku mengangguk dan mengikutinya untuk berdiri di ujung tempat tertinggi di kota dan siap untuk meluncur bukan hanya itu terlihat Amber berdiri di sampingku.

"Baiklah siapkan dirimu, ketika kita melompat atau hampir jatuh dari ketinggian, buka lebar-lebar glider yang aku berikan untuk melayang dan bergerak di udara. Lama sebentarnya kau bisa melayang, tergantung dari ketinggian dan stamina dan tenagamu untuk menjaga Glider itu untuk tetap terbuka saat melayang di udara. Sampai sini apa kau sudah mengerti?" ucap Amber menjelaskan tata cara penggunaan kaze no tsubasa atau glider yang ia berikan padaku, sekaligus ia mempertanyakan apakah aku sudah memahami penjelasannya atau belum.

"Apapun itu dicoba saja," gumamku.

"Kalau begitu ikuti aba-abaku," tanggap Amber sembari tersenyum. Melihat hal ini aku jadi berpikir kalau Amber mungkin adalah seorang yang murah senyum.

3

2

1

Setelah hitungan ke tiga Amber melompat ke udara, melihat itu aku pun langsung ikut melompat mengikutinya setelahnya ia membuka Glidernya begitu juga aku, karena aku tidak mau mau patah tulang karena jatuh.

Sasuke Shinobi ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang