Lynn dan Memasak

59 15 5
                                    

"Itu tidak bisa dianggap pertarungan, mereka terlalu lemah," ucapku sembari menatap ke arah kiri dan melemparkan kunai dan terlihat Hilichurl yang ingin menyerang diam-diam mati dengan kunai menancap di kepalanya.

Jleb Duaaarrrr

"Eh kok bisa meledak?" tanya Paimon yang kaget.

Amber juga nampak sama kagetnya. Namun, aku yakin bagi kalian yang sudah menonton anime Naruto pasti tahu apa itu? Yah kunai yang aku pakai berbalut kertas peledak.

"Aku menaruh kertas peledak di kunai itu, jadi itu hal yang wajar," ungkapku dengan santai.

"Kertas peledak? Aku benar-benar tidak mengerti," ucap Amber lagi.

"Kau tidak perlu memahaminya," tanggapku dengan tenang, aku kemudian menatap Paimon yang masih terbang melayang di sekitar aku dan Amber.

"Oh iya kalau boleh tahu kenapa bisa ada Hilichurl di tempat seperti ini? Karena biasanya monster seperti mereka tidak akan membangun kemah di dekat pemukiman?" tanya Paimon pada Amber

"Benar juga, mereka biasanya akan membuat markas mereka jauh di alam liar. Tapi karena Naga - Stromterror yang berkeliaran di sekitar sini, kebun anggur jadi rusak dan kegiatan di pasar-pasar lokal juga agak terganggu. Waktu badai datang, biasanya pasti ada yang terluka, jadi para Ksatria sedang berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi area ini," gumam pelan Amber.

"Hem jadi itu penyebab monster-monster mendekati kota," ucap Paimon menyimpulkan.

Aku sebenarnya merasa janggal dengan kejadian yang aku alami, terutama dengan kristal merah yang kami temukan, rasanya seperi ada seseorang yang bermain di balik semua kejadian ini.

"Benar, tapi kita sudah menghancurkan markas mereka di sini, hal ini pasti akan sangat membantu. Dan ayo ikut denganku, sebagai ksatria yang bertanggung jawab aku akan mengantar kalian sampai ke kota," ucap Amber lagi, aku hanya mengangguk dan berjalan mengikutinya.

"Paimon," panggilku pada makhluk kecil seperti bayi terbang itu.

"Em ada apa Sasuke?" tanya Paimon sembari menatapku.

"Apa kau tidak lelah terbang seperti itu? Bukankah itu akan menguras energi sihirmu?" tanyaku sembari sedikit memberikan perhatianku padanya, hal ini karena aku sedikit senang ketika ia menganggapku sebagai sahabat, terlebih ia hanya memanfaatkanku atau ia memang tulus mengatakan. aku tetap tidak bisa berbohong mengenai apa yang aku rasakan. Namun, aku tidak bisa terlalu terang-terangan memanjakannya, jadi aku hanya akan berbasa-basi saja.

"Ya jika kau tanya begitu, sebenarnya terbang seperti ini memang melelahkan," ucap Paimon sembari menatap ke arahku, "Tapi tidak biasanya kau menanyakan hal ini, ada apa?" tanya Paimon.

Mendengar hal itu aku pun langsung menangkap Paimon dan menggendongnya seperti menggendong bayi, "Kalau begitu istirahatlah aku akan menggendongmu sampai ke kota," ucapku dengan datar.

"Wah kalian sangat akrab, jika dilihat seperti ini kalian seperti ayah dan anak," ucap Amber sedikit menggodaku dan Paimon.

"A-aku bukan anaknya!" seru Paimon tidak terima.

"Berisik diam dan tenangkan dirimu!" seruku yang masih tidak melepaskan Paimon dari gendonganku yah aku tahu ini aneh, tapi sepertinya aku mulai menyukai menggendong Paimon, alasannya sendiri tidak aku ketahui.

"Hmm... Aku jadi makin curiga dan makin setuju kalau kau adalah anaknya, Paimon" ucap Amber

"Moo tapi aku tidak mau dianggap sebagai anakmu!" seru Paimon. Mendengar hal itu aku langsung melepaskan Paimon, secara tiba-tiba harga diriku membuatku mampu melepaskannya.

Sasuke Shinobi ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang