Zelda - one

285 7 2
                                    

Disebuah desa yang kecil dan kumuh terlahirlah seorang bayi mungil yang lucu dan cantik, dengan rambut keemasan yang menawan. Suara tangisannya yang merdu mengiringi tangis bahagia sang ibu dan ayah. Di malam yang penuh bintang itu, bulan bersinar dengan terang seakan ikut bahagia dengan lahirnya bayi itu.

***

Pagi yang cerah mengiringi aktivitas gadis berumur sekitar 18 tahun. Sinar matahari nya menyinari rambut keemasan milik gadis itu. Dia sedang sibuk menyirami taman kecil yang ada di depan rumahnya, taman yang sengaja dia buat sendiri untuk mempercantik rumah yang kecil dan kumuh itu.

"Sayang, kemarilah ibu sudah menyiapkan makanan untuk mu."

"Iya bu, sebentar lagi." Dia lalu beralih ke kandang angsa yang tidak jauh dari rumahnya, dan menjatuhkan makanan ke tanah yang langsung disambar oleh angsa-angsa itu. Gadis itu sangat senang ketika dia harus merawat tanaman dan hewan peliharaannya. Dan kebahagiannya bertambah ketika menemukan beberapa telur di dekat kakinya.

Gadis itu berlari masuk sambil membawa keranjang telur miliknya.

"Zelda!! Ayo cepat masuk nak."

Gadis berambut keemasan yang dipanggil dengan nama Zelda itu datang dengan nafas memburu.

"Ibu, kenapa ibu teriak-teriak? "

"Hanya untuk memastikan bahwa kau tidak keras kepala pagi ini." Ujar Daphne, ibu Zelda, yang sedang menata piring-piring diatas meja makan.

"Hmm baunya enak sekali bu, cacing cacing diperutku sepertinya ingin mencicipi masakan ibu. Oh ya hari ini angsa-angsaku bertelur, ini lihat lah." Kata Zelda sembari menarik kursi dan menjatuhkan pantatnya di kursi setelah menyerahkan keranjang telurnya untuk ibunya lihat.

"Haha, kau ini," kata wanita itu sambil meletakkan piring berisi roti gandum, setelah sebelumnya menaruh keranjang telur di dapur."sekarang cepat makan, lalu kirimkan roti ini ke ayahmu dan titipkan telur ini ke bibi Loretta."

"Bukankah ayah sudah mendapat makanan disana? Kenapa ibu mengirim lagi? " tangannya mencomot 1 roti gandum dari piring.

"Memang nya salah jika ibu memberi roti-roti ini pada ayah mu?"

"Hmm, tidak juga, hanya saja terasa aneh."

Daphne menghela nafas lalu berbalik menuju dapur yang tempat nya menyatu dengan meja makan. "Zelda, ingat kau harus pulang sebelum matahari terbenam."

"Baik bu." Jawab Zelda lalu menyambar keranjang telur serta keranjang berisi roti gandum. "Aku pergi dulu ya bu."

"Hati-hati dijalan."

***

Sesampainya di pasar, Zelda mengikat kudanya di pembatas antara jalanan dan pasar. Zelda mengusap surai cokelat milik kudanya. "Jack, tunggu disini dulu ya, dan jangan berbuat ulah. Aku akan segera kembali." Setelah itu Zelda berlari sambil membawa keranjangnya menuju kios bibi Loretta.

"Bi, aku titip telur-telurku untuk kau jual ya." Katanya tepat didepan kios bibi.

"Oh Zelda, sepertinya kau datang lebih pagi hari ini."

"Haha tentu saja, bi, karena aku akan pergi ke tempat ayah bekerja." Jawabnya dengan bangga.

"Bukankah ayahmu bekerja di istal kerajaan? "

"Iya benar." Zelda mengangguk dengan antusias.

"Wah hebat sekali, kau akan pergi kekerajaan."

"Tidak bi, hanya ke istalnya saja."

"Tapi kau bisa menyelinap masuk."

"Ayah pasti akan sangat kecewa kalau aku ketahuan, dan pekerjaannya pasti akan menjadi taruhannya."

the story of ZeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang