Zelda - five

113 10 2
                                    

Zelda keluar dari kamar dan tidak menemukan pangeran William diruang tamu, Zelda menoleh pada ibunya tapi Daphne hanya menggeleng seolah mengatakan 'entahlah'.

Zelda berjalan keluar dan melihat kandang angsanya terbuka, tiba-tiba dia teringat ketika angsanya ditembak oleh William. Dengan cepat dia melesat ke kandang di samping rumah, tapi ketika dia tiba semua yang dipikirkannya tidak seperti apa yang dia lihat.

William sedang memberi makan angsa dengan biskuit yang sepertinya sudah dia hancurkan, dan para angsa sepertinya sangat menyukai biskuit yang William bawa.

Zelda masih berdiri diambang pintu ketika William sudah menyadari kehadirannya. "Oh kau rupanya sudah siap."

"Tadi saya mencari anda di ruang tamu tapi tidak ada, rupanya anda ada disini."

William berdiri, matanya menyapu tubuh yang ada di hadapannya. 'Dia benar-benar cantik, walaupun gaun yang dia pakai sederhana, dan wajahnya tanpa riasan.' suara hati William berkata.

Zelda merasa tak nyaman dengan tatapan pangeran William yang seolah menilai penampilannya. Ternyata semua orang bangsawan sama saja, selalu menilai orang dari penampilan luar. Dia harus cepat-cepat keluar dari sini, dan mengambil Jack agar mereka cepat sampai di istana. "Maaf tuan, bisakah kita pergi sekarang? Aku akan mengambil kudaku terlebih dahulu."

William tersadar dari lamunannya, "oh tak perlu, pengawalku sudah membawa satu kuda untukmu. Aku tahu disini kau hanya memiliki seekor kuda, dan biarkan saja dia disini untuk mengantarkan ibumu bepergian, agar dia tidak perlu berjalan kaki." Katanya dengan senyum yang menawan.

"Tapi tuan, anda tak perlu repot-repot, anda menjemput saya itu sudah suatu kehormatan." Kata Zelda.

"Tapi aku tak merasa direpotkan. Mari kita keluar." William mempersilahkan Zelda untuk keluar terlebih dahulu.

Setelah keluar dia segera berlari menuju rumah untuk mengambil tas dan mengucap salam perpisahan kepada ibunya. "Ibu aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik. Jika sesuatu terjadi kirimkan surat kepadaku, aku akan membantumu." Katanya seraya memeluk tubuh ibunya yang sudah tidak muda lagi.

Daphne mengusap rambut yang telah dia kepang dengan sayang, "kau juga. Berhati-hati lah disana, ibu tahu diluar sana pasti tidak aman untukmu dan ibu hanya berpesan, jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu walaupun kau sangat sangat ingin memilikinya." Bisik Daphne tepat di depan telinga Zelda.

Zelda melepaskan pelukannya, "itu tidak akan terjadi bu, ibu tahu kan aku tidak pernah mencuri."

Daphne menggeleng, "bukan mencuri nak, tapi mengambil yang bukan milikmu."

"Tapi itu sama dengan mencuri bu, dan aku tidak akan mencuri." Ucap Zelda yang sudah kesal dengan ibunya.

"Sudah-sudah, tidak enak membuat seseorang menunggu terlalu lama." Daphne menggiring putrinya keluar menemui William dan pengawal.

sesampainya diluar, Daphne membungkuk hormat pada pangeran, "Maafkan putri saya tuan yang sudah membuat anda menunggu."

"Tak apa-apa." Kata pangeran setelah membalas salam hormat Daphne. William menoleh pada Zelda, "apa kau sudah membawa apa yang kau butuhkan ?"

Zelda mengangguk.

William mempersilahkan Zelda untuk menaiki kudanya dan membantunya menaiki kuda, tapi Zelda menolak, "tidak perlu. Menaiki kuda adalah makanan sehari-hari saya, jadi itu tidak sulit."

Setelah itu mereka menjalankan kuda masing-masing, Zelda menoleh kebelakang dan mlambaikan tangan kepada ibunya. Daphne membalas lambaian tangan Zelda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the story of ZeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang