Begitu bangun aku bingung berada dimana, aku juga tidak tahu sudah jam berapa. Aku menemukan diriku masih bugil, tidur tengkurap di ranjang yang acak-acakan. Sisa-sisa sperma kering masih membekas di wajah dan dadaku, sekujur tubuhku terutama dada penuh dengan bekas cupangan yang memerah. Aku melihat sekeliling, hening tanpa suara, entah kemana si Gondrong. Selanjutnya aku tidak tahu apa-apa lagi karena sudah tidak sadarkan diri, tidur lagi. Capek sekali badanku, liang anusku terasa kosong dan lubangnya bengkak, perih tapi sakit-sakit enak. Selagi enak-enak tidur, antara sadar dan tidak, aku merasa ada yang menindih tubuh telanjangku yang sedang tidur tengkurap. Kemudian pahaku terasa direnggangkan dan sesuatu benda keras mulai menyodok-nyodok lubang anusku kembali, memaksa ingin masuk. Ah, si Gondrong mulai beraksi kembali nih, pikirku. Dengan setengah sadar sambil tetap memejamkan mata, aku menuruti kemauannya, malah ikut merenggangkan pantatku agar batang keras kontolnya yang besar bisa masuk. Terasa kepala kontolnya yang besar itu mulai menyundul lubang anusku, pelan mencari jalan, dengan paksa meregang otot gelang anusku. Slaaaap.... "Uuughhh... aduuuuhh maaaass.... Sakiiiit...," tiba2 kepala kontol itu berhasil melewati pintu lubang, terjepit ketat otot anusku dan mulai tenggelam di dalam liang. Ketat sekali terasa otot anusku menjepit batang kontol itu. Tubuhku makin ditindih, desahan nafas panas terasa di tengkukku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terbantu dengan lendir mani sisa persetubuhan sebelumnya yang masih ada di lubangku, dengan satu sentakan kuat dia menekan kontolnya hingga amblas seluruhnya. Aku merintih-rintih kesakitan ketika kontol besar itu dengan paksa memasuki anusku yang sempit. Aku tak bisa melihat sendiri bagaimana kontol itu keluar masuk merojok liang anusku tapi kurasakan rasa sakit dan nikmat bercampur menjadi satu. Rasanya nikmat sekali sehingga aku mendesah kuat dan tubuhku menggeliat-geliat. Kenikmatan dahsyat telah melanda tubuhku hingga aku tidak kuasa untuk tidak mengerang. "Yeahhhhhh,......oouugghhhhhhh yyyessssssss....teruskan Massss..... terussss.......," rintihku tak karuan membuat dia semakin mempercepat sodokannya. Hanya suara lenguhan dan desahan yang terdengar sahut menyahut di kamar itu. Dia terus merojok lobangku naik turun. Yang terdengar hanya dengusan nafas dan suara ah.....eh sshhh ....achh...... Aku goyang pantatku ke kiri ke kanan. Dia semakin melenguh keenakan, sambil dengan ganas menyerang lobang anusku maju mundur liar sekali. Nikmat sekali rasanya. Buah zakarnya menampar sisi anusku berkali-kali bila dia menekan kontolnya masuk seluruhnya ke liang anusku, sambil memutar-mutar yang aku imbangi dengan putaran2 pantatku. Sepuluh menit berlalu, dia mendengus-dengus bak banteng liar, memelukku dari belakang lebih ketat sambil meremas dadaku dan terus memelintir pentilku. "Aakkh... akhh... oougghh...," aku terus merintih-rintih, mataku terpejam merasakan kenikmatan tiada tara sampai air mataku meleleh membasahi pipi. Tiba-tiba terdengar pintu kamar dibuka, srriiieeekk.... Lalu terdengar suara si pembuka pintu,"Waaah... lu juga nggak mau kalah niiih?" HAH??? Aku kaget, itu kan suara si Gondrong... Mataku yang tadinya merem melek keenakan langsung mencari sumber suara. Tampak si Gondrong yang hanya bercelana pendek telanjang dada masuk kamar dari luar sambil senyum-senyum. Dia ada di pintu dari luar? Kalau begitu siapa yang lagi ngentotin aku iniiiiii? Dengan panik aku coba menoleh mencari tahu. Tampaklah seraut wajah jantan macho yang basah kuyup berkeringat, dengan rambut pendek tentara dan anting bulat kecil di kuping, menyeringai nakal keenakan. Aduuuuhh, siapa dia? Kenapa tiba-tiba dia bisa ngentotin aku? Aku meronta-ronta, coba lepas dari pelukannya, tapi dia makin erat memeluk, badannya yang besar kokoh menindih tubuhku. Aku menoleh ke arah si Gondrong mencari bantuan.