• FALLING (AGAIN) •

913 76 169
                                    

Note: Segala yang terjadi dalam fiksi penggemar ini murni karangan penulis semata. Tidak bersangkut paut dengan kehidupan nyata para pemeran.

Di mohon bijak dalam memilih buku dan membaca. Perhatikan Tags dan Warning yang tertera di muka buku maupun dalam tulisan.

Jangan lupa berikan pendapatmu.

----------------------------------------------------------

❗🔞 Hurt and Comfort. Smut. Mention one of alcohol.

Si pemilik bibir berbentuk hati tak henti-hentunya berdecak kagum menatap pemandangan dari kaca jendela Limousin yang ia tumpangi. Jemarinya menyatu dengan kaca, kepalanya meneleng keluar seolah ia harus menyaksikan setiap detil tatanan negeri asing ini. Iris segelap eboni itu berbinar terang, sesekali ia memekik kala mendapati sesuatu yang menarik di luar sana.

Greg hanya bisa menggeleng kecil. Ia tak ingin mengusik si cantik. Dalam hati bertanya, apa saja yang dilakukannya dengan Jin selama hampir satu tahun di negeri Kincir Angin?

Greg masih ingat betul bagaimana membawa V sebagai tawanannya ketika ia tiba di Korea. Omega cantik itu memang berasal dari keluarga yang tidak bisa di bilang miskin ataupun kaya. Sang Ibu sebagai tenaga pengajar harus memikul tanggung jawab ganda sebab sang suami tengah sakit-sakitan.

Greg masih ingat bagaimana V melakukan perlawanan, baik terhadapnya maupun keluarga.

Ia menjerit.

Ia menangis.

Ia melayangkan penolakannya dengan keras walau akhirnya berujung sia-sia.

Melihat kondisi V sekarang, Greg cukup kagum ia mampu bertahan. Padahal sendirinya tahu, hidup dalam belenggu mafia tidak akan pernah mudah meski kau bergelimang harta.

Greg sendiri sempat berpikir mengapa putranya bisa menaruh hati pada V padahal omega berkelas lain rela mengantri merebut atensinya. Kini ia tahu jawaban tersebut.

V memiliki daya tarik yang tidak di miliki oleh omega lain, sekalipun mereka wanita. Bulu matanya panjang nan lentik dengan iris tajam secoklat kayu eboni. Garis hidungnya tinggi dengan bibir berbentuk hati bewarna merah jambu alami. Ia pun memiliki kulit yang halus meski banyak bulu-bulu tipis berbaris di atas permukaannya. Rahang pipinya tegas, namun tak sedikitpun mengurangi kesan feminis dari paras tak bercela yang ia punya.

Tidak lupa suara bariton yang menggaung di udara dan berakhir memanjakan gendang telinga adalah melodi termanis dari yang pernah ia dengar.

Benar, jika 'sempurna' merupakan manusia  maka V-lah yang berhak menyandang predikat tersebut.

Greg begitu terpana dengan pesona kekasih sang putra. Ia sampai tak menyadari jika cawan yang sebelumnya berisikan anggur kini tidak bersisa.

Ia letakkan benda tersebut di atas meja mobil sebelum berdehem dalam,

"V, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Si pemilik nama menoleh dan memasang duduk tegapnya kembali. Tak seharusnya ia bersikap memalukan di samping orang tua kekasihnya. V menggigit bibir bawah untuk menyembunyikan rasa malu. Sungguh, segalanya terjadi begitu spontan.

"S-silahkan, Pa!"

"Melihat reaksimu seperti tadi, apakah ini hal pertama bagimu, V?" Kedua alis V terangkat naik dengan bibir membulat. Lalu bahu tegapnya merosot, sebelum di ikuti dengan manik eboni yang sinarnya tal lagi cerah.

Greg segera meralat ucapannya,

"Tolong jangan tersinggung, aku tidak bermaksud buruk. Aku menyukai reaksimu yang alami, jadi tolong katakan yang sejujurnya padaku tentang apa yang kau rasakan saat ini."

• K R A C H T •  JINV • ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang