Note: Segala yang terjadi dalam fiksi penggemar ini murni karangan penulis semata. Tidak bersangkut paut dengan kehidupan nyata para pemeran.
Di mohon bijak dalam memilih buku dan membaca. Perhatikan Tags dan Warning yang tertera di muka buku maupun dalam tulisan.
Jangan lupa berikan pendapatmu.
____________________________________cw // mention s word, implicit blowjob 🔞, mention of drugs.
Limousin hitam melenggang gagah meninggalkan mansion The Ryker tepat siang itu juga. Membawa sang tuan Cassanova dan kekasihnya, beserta dua alpha kepercayaan sebagai pemimpin perjalanan tim siaga.
V sendiri tak banyak berbincang dengan Jin. Ia memilih menatap tatanan indah kota Amsterdam memalui kaca. Irisnya berbinar, hampir buram. Merupakan kedua kali baginya bisa menyaksikan apiknya negeri Kincir Angin tersebut. Bibirnya tak jarang berdecak kagum kala mendapati kanal-kanal dengan aliran air bersih. Tak ada satupun sampah bergulir disana.
HouseBoat turut terparkir rapi di tepi. Ada yang luas dan mempunyai balkon. Tapi kebanyakan hanya seukuran kapal biasa dengan dekorasi menarik. Seperti memanfaatkan bagian atas kapal mereka untuk di jadikan tempat bercengkrama. Beberapa orang terlihat duduk bersantai di atasnya membaca koran sambil menyeruput kopi.
Ya, koran masih lazim di jumpai di negeri semaju ini. Selain masih banyak pecintanya, membaca koran merupakan budaya lama yang masih melekat erat meski era modern terus berkembang pesat.
Terasa indah.
Hingga tanpa sadar bibir tipisnya menukik, mengulas kembang senyum menawan.
Belum sempat ukiran menawannya menciut, obsidian V kembali berbinar ketika mendapati trem melintas di sisi kiri mobil. Sebuah transportasi umum yang memanfaatkan energi listrik sejak tahun 1875 itu membuat ia harus menoleh ke belakang dengan jari-jari merapat pada dinding kaca. Pandangnya seakan belum cukup kenyang menatap transportasi umum serupa dengan kereta api dalam waktu singkat.
"Andwee! Andwee!" tanpa sadar bibirnya bergumam demikian.
"What's going on, Lieve?"
Jin menorehkan tanya setelah ia letakkan cawan anggur yang ia teguk hingga tandas.
"Ah, ani—" reflek ia menggunakan bahasa Korea yang segera di ralat. "I mean, i love the train. It looks awesome. I never see them since i'm here" ucap V dengan intonasi menggebu, manik berbinar dan dua tangan yang mengepal erat di udara.
Aksi gemas tersebut berhasil membuat sang Meneer terkekeh. Ia raih satu kepalan tangannya sebelum merengkuh pinggang sempit si omega.
Satu telapak tangan besar Jin menangkup rahang V. Ibu jarinya bergerak mengusap pipi berisinya sebelum ia mengikis jarak demi menyatukan bibir tebalnya dengan milik yang termuda. V tentu tak menolak. Ia sambut kecup ringan alphanya sambil meremas jas yang di kenakan. Jin memberi lumatan kecil, lalu melepasnya untuk menatap dalam iris eboni si omega.
"Itu trem, Lieve. Kau senang melihatnya?"
V segera mengangguk. Ia genggang jemari Jin pada pipinya dan berkata-
"Aku ingin naik trem, Jin"
Bibir tebal yang merona itu mengembang cepat, mengeluarkan kekehan kecil hingga sudut matanya berkerut.
"Kita tidak naik trem. Itu sangat membahayakan, Lieve"
Bibir tipis V mengerucut. Manik yang sebelumnya berkilauan kini mulai redup sinarnya dan memilih menatap arah bawah demi menghindari Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfic• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...