• Joordan Mission-a •

1K 99 46
                                    

Note: Seluruh cerita ini hanya fiksi. Tidak ada sangkut paut dengan pemeran maupun dunia nyata.

Segala yang tertulis telah sesuai dengan plot dan alur yang saya susun disertai detil-detil untuk mempertegas gambaran cerita. Tidak cepat, maupun lambat. Jadi, nikmati setiap alurnya ya.

-----------------------------------------------------------

Jungkook POV

Pagi menyingsing begitu cepat. Waktu telah berjalan begitu cepat tanpa kusadari. Seperti biasa, aku bangun pagi untuk mengikuti kelasku sebagai anak buah The Black Diamond yaitu berlatih bela diri. Sambil bercermin, kusisir suraiku ke belakang dengan rapi. Minyak rambut tak pernah absen tentu saja, sebab boss besar menuntut kerapian dan kebersihan.

Aku mengukir senyum tipis.

Jika di ingat lagi, lebih dari tiga bulan lalu aku datang ke negara asing ini murni tanpa sengaja. Persoalan klise yang selalu melekat bagi keluarga miskin sepertiku.

Hutang.

Aku rasa semua budak tak jauh berbeda sepertiku.

Tapi satu hal yang membuatku mau menerima kondisi demikian adalah V, omega polos nan manis. Ia begitu menarik atensiku saat di sekapnya kami dalam satu kamar sempit.

Bolamatanya sungguh indah nan jernih— seolah tak jemu memancarkan cahaya kemilau dari sana. Dan lagi, paras rupawannya tak mampu di tepis oleh setiap alpha. Banyak dari temanku membicarakan tentangnya. Mereka tak mampu menolak pesona seorang V ketika melintas di hadapan atau tanpa sengaja berpapasan.

Entahlah.

Seperti hilang kewarasan.

Sekalipun Bossku, Meneer Jin— sang kepala mafia.

Saat aku berlari di pagi buta, tanpa sengaja aku menangkap siluetnya sedang mencumbu V dengan penuh gairah. Meski tak terlihat secara gamblang, namun aku tahu pasti apa yang terjadi di balik kacanya yang tebal itu, apalagi salju mulai turun.

Ada rasa seperti di cubit dalam hati kala menatapnya tapi inilah kenyataan. Memang, Meneer memperlakukan V dengan sangat baik dua bulan terakhir. Mereka bertingkah seolah sedang menjalin asmara. Dan lagi, V selalu mendampingi Meneer kemanapun bossku melangkah.

V selalu menempel, bahkan tak jarang aku melihat mereka saling mencumbu dalam beberapa kesempatan. Seperti berciuman misalnya.

Aku sungguh iri.

Mengapa aku terlahir miskin?

Sekedar kalian tahu, anak buah Meneer yang tinggal bersamanya berjumlah hampir seratus orang. Belum termasuk pelayan markas dan sahabat karibnya. Kami semua di gaji dan fasilitasi dengan lengkap. Mulai dari cek kesehatan rutin tiga hari sekali, sampai kebutuhan pribadi turut di penuhi. Seperti pelacur misalnya.

Aku pernah mendengar desas-desus seniorku jika setiap minggu Meneer akan menghadiahi pelacur bagi para anak buah.  Tak banyak, mungkin hanya dua puluh orang untuk di nikmati bersama. Dan itu semua, cuma-cuma. Kau bebas memakai mereka sepuasmu.

Terkadang aku berpikir, apakah kehidupan mengerikan ini bisa di hentikan? Paling tidak, di minimalisir misalnya. Tapi kembali lagi, yang berkuasa tetaplah menjadi pemenang.

Memangnya siapa yang mampu menolak kuasa uang?

Harus aku akui, Meneer Jin benar-benar cerminan Alpha sukses tiada tanding.

Cukup sudah.

Aku harus bergegas menikmati sarapanku bersama Yeonjun dan yang lain, karena mereka telah menungguku di ruang besar.

• K R A C H T •  JINV • ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang