Kenyataan

52 3 2
                                    

"Disaat aku melihat kamu bersama wanita lain, saat itulah rasa hormatku hilang."

-Ainsley Elmira Harjun

Sesuai yang dikatakan Ainsley tadi siang, sekarang dia bersama putra-nya Aryan sudah berada di Mcdonald's. 

"Aryan mau pesan apa?" tanyanya pada sang anak.

"Mau kentang goreng, cheeseburger, ice cream core 2 sama ayam mcd boleh buna?" tanyanya menyebutkan pesanannya.

"Boleh asal dihabiskan ya nanti," sahutnya.

Bocah itu mengangguk paham, "Buna pesan dulu. Kamu boleh main disana, tapi hati-hati." pesannya.

Aryan berlari kearah tempat permainan anak-anak, sedangkan Ainsley pergi menuju kasir untuk memesan dan membayar makanan mereka.

"Selamat malam bu, ada yang bisa saya bantu?" sapa mbak-mbak mcd ramah.

"Saya mau pesan Kentang goreng 2, cheeseburger 1, ice cream cone 2, coca cola 1, ayam mcd 1 gak pedas, Soy Garlic Wings 1 dan coffe italian dolce 1 sama mcd paket family nya 1. Jadi total semua berapa?" Ainsley menyebutkan pesanannya.

"Baiklah saya sebutkan pesanan ibu Kentang goreng 2, cheeseburger 1, ice cream cone 2, coca cola 1, ayam mcd 1 gak pedas, Soy Garlic Wings 1, coffe italian dolce 1 dan mcd paket family nya 1." mbak-mbak itu menyebutkan ulang pesanan Ainsley.

"Iya benar..."

"Total semuanya Rp 445.900,00. Oh iya atas nama siapa ya bu?" sebut mbak-mbak itu. Ibu satu anak itu langsung mengeluarkan atmnya dan menggeseknya.

"Ainsley..."

Setelah membayar semua pesanan, dia duduk ditempat yang tidak jauh dari meja kasir sambil melihat keadaan anaknya yang tampak bahagia bermain disana.

Jika kalian bertanya kemana suaminya, maka dia pun tidak tahu keberadaan laki-laki itu saat ini. Sudah beberapa bulan terakhir dia merasa kalau suaminya berubah dan jarang pulang. Dia sempat merasa kalau suaminya memiliki wanita lain diluar sana, karena dia sempat berkali-kali menemukan bekas wangi parfum perempuan dan bekas ciuman dileher  laki-laki itu. Namun dia tidak bisa langsung menuduh laki-laki itu tanpa ada bukti yang kuat, akhirnya dia memilih untuk dia dan tidak mencari tahu sama sekali.

"Pesanan atas nama Ainsley..." ucap mbak-mbak kasir.

Ainsley langsung mengambil pesanan-nya dengan nampan dan langsung menuju meja mereka. Tak lupa memanggil anaknya yang sibuk bermain.

"Aryan ayo nak..." panggilnya, bocah 4 tahun itu langsung menghampiri sang ibu.

'Dimeja...'

"Wah..." kata Aryan saat melihat semua makanan yang dia inginkan ada dihadapannya sekarang.

"Cuci tangan dulu baru makan," suruh Ainsley mengingatkan. Bocah itu mengangguk patuh, dia pergi menuju tempat cuci tangan sendiri. Namun tetap dipantau dari jauh olehnya, walaupun Aryan sudah diajarkan mandiri sejak dini. Tetap saja dia harus memantau keadaan anaknya.

Suara dering handphone terdengar ditelinganya tertera nama Papah-nya disana dan dia langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum..." salamnya.

"Waalaikumussalam dimana nak?" tanya Surya, papahnya.

"Di Mcdonald's pah," sahutnya.

"Aryan juga ikutkan?"tanya Surya yang khawatir jika dirinya tidak membawa cucu-nya jika berpergian apalagi ini dimalam hari.

"Iya Aryan ikut kok," balasnya.

"Sekarang dimana dia? papah sangat rindu sama dia," Surya kembali menanyakan keberadaan cucu-nya.

"Bentar pah Aryan lagi..." perkataannya terputus saat mendengar Aryan memanggil ayahnya.

"Ayah..." teriak Aryan.

Ainsley langsung menatap kearah yang anaknya tuju dan terlihat disana ada Wira, suaminya sedang bersama wanita yang sangat dia kenali dan balita berusia 2 tahun yang sangat mirip dengan suaminya. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia dan harmonis.

Hancur? Kecewa? Marah? tentu, wanita mana yang tidak merasakan perasaan itu saat melihat suaminya sendiri dengan tega berselingkuh dihadapan mata kalian sendiri. Ditambah ada bocah kecil yang tidak bersalah juga ikut melihat pemandangan kurang mengenakkan itu.

Sebisa mungkin dia mengontrol perasaannya, jangan sampai dia meluapkan emosinya disini dan lagi pula dia tidak ingin papah-nya tahu mengenai yang baru saja terjadi. Dia berusaha mengajak anaknya kembali kemeja dan mengatakan jika paminya sedang menunggunya.

Wira nampak terkejut melihat kehadiran anaknya disini dan dia menatap kearah wanita yang sangat dikenali yaitu istrinya yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ayah Ayan rindu," kata bocah memeluk ayahnya erat.

"Ayah juga sangat rindu dengan Aryan," balas Wira memeluk putranya erat.

"Ayah kenapa tidak pulang?" tanyanya.

"Ayah sedang sibuk bekerja nak," sahutnya.

"Kalau ayah cibuk kenapa ada disini dan kenapa ayah malah bersama tante ini, bukan bersama buna?" tanya Aryan polos.

Laki-laki itu terdiam saat mendengar pertanyaan dari anaknya, dia tidak tahu harus menjawab apa. Ainsley yang tahu bahwa suaminya itu tidak akan bisa menjawab pertanyaan yang dia ajukan anaknya. Lantas langsung mengajak anaknya pergi.

"Aryan ayo nak kembali meja, pami sedang menelpon dan katanya pami rindu dengan Aryan." Ainsley berusaha mengajak anaknya pergi.

"Benarkah, Aryan juga rindu dengan pami." bocah itu nampak antusias saat mendengar nama kakeknya disebut.

"Ayah jangan lupa pulang ya, Aryan rindu bermain dan tidur dipeluk ayah. Aryan mau mengobrol dengan pami dulu bye-bye," sambung bocah itu pergi menuju mejanya.

"Aku tunggu penjelasan kamu dirumah," Ainsley juga ikut menyusul anaknya.


Garis TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang