Terlihat seorang wanita sedang sibuk dengan pekerjaannya, padahal jam sudah menunjukkan jam makan siang. Teman satu ruangannya yang melihat itu lantas menegur dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Wanita itu adalah Ainsley Elmira Harjun, Ainsley.
"Len..." panggil Deana.
"Kenapa De?" tanyanya menghentikan pekerjaannya sejenak.
"Udah jam makan siang, yuk kekantin." ajak Deana.
"Hah udah siang? kok cepat banget ya," katanya yang tidak sadar.
"Lu kan dari tadi sibuk sama kerjaan, sampai lupa kalau udah masuk jam makan siang. Udah jangan banyak omong mending sekarang kita langsung aja kekantin," seret Deana pada ibu satu anak itu.
'Dikantin...'
Deana pergi memesan makanan, sedangkan Ainsley bertugas mencari tempat untuk mereka berdua makan siang. Suasana kantin cukup ramai. Karena waktu sudah menunjukkan jam-jam para karyawan kelaparan, sembari menunggu Deana datang. Dia memutuskan untuk menghubungi anaknya Aryandra.
"Halo assalamualaikum..."
"Waalaikumuccalam buna..."
"Aryan lagi apa nak?"
"Lagi main buna,"
"Udah makan siang belum?"
"Belum buna,"
"Kenapa belum makan siang?"
"Ayan mau makan mcd boleh buna?"
"Boleh tapi nanti malam aja ya nak, habis buna pulang kerja kita kesana."
"Iya buna ciap,"
"Sekarang buna go foodin yang lain aja gimana?"
"Ndak ucah buna, Ayan makan yang ada dilumah aja."
"Ya sudah, habis makan langsung tidur siang ya. Biar nanti malam gak ngantuk pas disana,"
"Iya buna..."
"Buna tutup dulu ya,"
"Iya buna, cemangat kerjanya love you."
"Love you too..."
Setelah panggilan terputus, dia langsung memakan makanannya yang kebetulan datang pada saat dirinya menelpon sang anak.
"Gimana kabar Aryan Len?" tanya Deana yang kebetulan cukup dekat dengan putranya.
"Baik alhamdulillah," sahutnya sambil menikmati makanannya.
"Udah lama banget gua gak ketemu tu bocah ganteng, biasanya kan sering lu ajak kesini." katanya yang merindukan bocah gemas itu.
"Makanya main kerumah, Aryan udah mulai sekolah dipaud. Jadi kalau gua ajak kesini yang ada kasihan gak ada temannya dan cuma lihatin gua kerja. Mending dirumah bareng bik Inah aja atau gak dirumah mbahnya, kan disana rame tuh ada pakde sama buleknya." jelas Ainsley.
"Iyasih benar, kapan-kapan gua main deh kerumah lu buat ketemu Aryan." balas Deana.
"Ajak Dean juga sekalian," suruhnya mengajak pacar Deana yang kebetulan juga teman dekat Ainsley.
"Oh iya hampir aja gua lupa, dua minggu lagi gua sama Dean bakal ngadain lamaran dan gua mau pake jasa dari WO lo boleh gak?" tanyanya.
"Wah boleh-boleh gua senang banget dengar kabar ini," katanya antusias saat mendengar akhirnya kedua memutuskan untuk melangkah kehubungan serius.
"Konsepnya mau yang kayak gimana?" sambungnya.
"Gua mau yang simpel tapi elegan sama aesthetic," sahut Deana.
"Itu ada beberapa contoh dekorasi, boleh kok request kalau diantara foto itu gak ada yang lu suka." Ainsley langsung membuka handphonenya dan menunjukkan foto-foto dekorasi yang di inginkan oleh temannya.
"Ini cakep-cakep semua Len, apalagi dekorasi buat akad sama resepsinya. Gua jadi bingung mau pilih yang mana," kata Deana bingung.
"Saran gua buat lamaran karena yang datangnya cuma keluarga sama teman dekat mending yang ini aja," tunjuknya pada salah satu foto.
"Iya cakep banget Len, yaudah deh gua pilih dekor yang ini aja. Kira-kira biayanya berapa?" tanyanya mengenai biaya yang harus dibayarkan.
"Gak usah dibayar," sahut Ainsley saat ditanya berapa biaya untuk dekorasi.
"Jangan gitu Len, kan tujuan gua disini mau make jasa lu buat acara gua sama Dean. Masa sih lu malah gak mau dibayar," kata Deana tak enak.
"Gak papa Dea,anggap aja ini hadiah gua atas lamaran kalian berdua." ucapnya.
"Tetap aja gua gak enak Len," katanya lagi.
"Gak papa okey, nanti hubungin aja Alisha kalau lu pengen dekor yang kayak gitu dan bilang juga bunga apa yang mau lu pake nantinya. Gua mau lanjut kerja dulu," jelas Ainsley menaruh uang 50 ribu dan bergegas kembali keruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tangan
Romance"Jadikan aku satu-satunya, maka akan ku jadikan duniaku. Jika kau menjadikan aku salah satunya. Maka kau harus ikhlas kehilangan aku dan segala rasa hormatku padamu." -Ainsley Elmira Harjun Ainsley terpaksa harus menerima keputusan suaminya yang ing...