Razan tersenyum manis kepada gadis dihadapannya yang sudah memberanikan diri menyatakan perasaanya.
"Terimakasih udah suka sama gue, Sonya. Tapi maaf, gue nggak bisa bales perasaan lo."
Sonya mendongak, menatapnya sendu. "Kenapa, kak?" Sebenarnya, tanpa bertanyapun Sonya sudah tahu jawabannya.
"Kalau gue kasih tahu alasannya, gue takut lo makin sakit hati. Sekali lagi maaf, ya." Ujar Razan dengan tangan terangkat berniat mengelus rambut Sonya, namun ia tarik kembali, tidak jadi melakukannya.
Mungkin sifat ramahnya secara tidak langsung membuat Sonya merasa nyaman, salah satu sikapnya tadi yang baru ia sadari pasti sudah membuat Sonya berpikir lebih juga.
"Gue pengen banget ngelus rambut lo dan nenangin lo. Tapi gue nggak bisa karena gue sendiri orang yang bikin lo sakit hati. Jadi, gue cuman bisa ngomong ini. Tolong, cari lelaki lain yang bisa balas perasaan lo. Karena gue nggak cukup baik buat lo sukai, Sonya."
Disaat seperti ini, bisa-bisanya Razan berkata demikian. Bahkan Sonya, orang yang sudah ia tolak merasa tidak bisa mencari yang lain jika Razan saja bersikap seperti ini. Ingin sekali Sonya bertanya;
Lelaki baik mana lagi selain lo, kak? Gue rasa nggak ada.
[ Good Person ]
Tidak ada yang bahagia setelah cintanya ditolak, begitupula Sonya. Pagi itu, ia datang ke kampus dengan wajah sembap. Terlalu banyak menangisi Razan semalaman. Kakaknya sendiri sampai memarahinya karena suara tangis Sonya terlalu menganggu.
"Cieee, ditolak yaaa?" Hanggini, teman sejurusannya menyambut Sonya begitu ia masuk kelas. Sudah tahu jika saat Sonya berencana akan menembak kating mereka, pasti gadis itu akan tertolak.
"Diem lo, bangke." Balasnya bengis.
"Ututu, cup, cup. Sini peluk."
"Gini, ah! Stop nggak?!"
"Eh, iya anjir, galak banget bosss." Ujar Hanggini angkat tangan. Ia melihat Sonya yang duduk dan langsung menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan, prihatin.
Mulai mengomeli, "Lo udah dikasih tahu sama kakak sendiri masiiihh aja nekat. Lagian kan tahu Kak Razan sukanya sama Kak Melody. Ya pasti ditolak lah."
"Mending diem kata gue mah, Gin." Balas Sonya sedang tidak ingin diceramahi.
Memang tidak seharusnya Sonya memiliki perasaan kepada sosok Razan. Mungkin tindakan menjadikannya sebagai pelampiasan, Sonya tebak Razan tidak pernah terpikirkan sama sekali.
Sebuah ide terbesit dalam pikiran, Sonya mengeluarkan sticky notes dan menulis beberapa kata disana.
"Cuman ini yang bisa gue lakuin buat orang kayak lo, kak." Gumam Sonya saat selesai menulis.
[ Good Person ]
Melody menyimpan buku-bukunya di loker dan menutup pintu lokernya terburu-buru ketika teman-temannya sudah menunggu.
"Cepat, Dy! Tempatnya keburu tutup!"
"Kalem!"
Ia sedikit berlari kecil, namun ada yang menahannya. "Eh, tunggu! Ini jatuh dari loker lo." Katanya.
Melody menoleh, heran melihat sticky notes yang orang itu berikan. Berniat berkata bukan miliknya tapi nanti urusannya jadi panjang, akhirnya ia menerima itu dan berterima kasih.
"Oh, iya. Makasih." Lalu berlalu sambil memasukkan sticky note itu ke tas.
[ Good Person ]
"Makasih, bestieee."
"Yoi, gue pergi ya."
"Oke, hati-hati! Jangan ngebut bawa motornya." Ujar Melody mewanti-wanti temannya yang sudah mengantarnya pulang. Ia melihat sampai temannya itu hilang dari pandangan, baru ia masuk rumah.
Saat di depan pintu masuk, Melody teringat sticky notes tadi siang. Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan sticky notes itu.
"Punya siapa, ya? Perasaan gue nggak punya sticky notes kayak gini." Monolognya tetap membuka lipatan itu dan membaca isinya.
Tangan Melody menjadi sedikit bergetar setelah selesai membaca. Ia bersandar pada pintu dengan wajah linglung. Terlalu kaget. Maksudnya apa? Ini pasti tidak benar, kan? Razan tidak mungkin menyukainya, kan?
Tuhan, sejak kapan aku jadi goyah hanya dengan satu sticky notes yang tidak tahu asal-usulnya darimana? Razan... ini tidak seperti yang aku bayangkan bukan?
[ Good Person ]
A/N:
terimakasih kepada somi
yang sudah jadi cameo yang
lucu. kapan-kapan saya bikinin
cerita deh buat kamuu. hehe.saya tahu itu lebih kayak surat
dibanding sticky notes.
tapi karena udah terlajur ditulis
dan saya cari foto sticky notes
nggak ada yang cukup sama
catatan Sonya, jadi yaudah deh.
harap maklum yaaaaa, mohon banget
ini mah.tinggal dua chapter lagii!
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Person | Lee Haechan ✓
Fiksi Penggemarft. Choi Yena Adakalanya, perasaan cinta lebih baik dipendam dibanding diungkapkan. © 2022, sebaitnyata.