Bisingnya genjrengan gitar dan canda tawa menjadi teman Razan pada malam ini. Setelah sekian lama, akhirnya Razan kembali nongkrong dengan teman seperjuangannya.
Dia disambut baik meski sudah lama tak ikut kumpul, dan mereka menjadi rumah hangat kedua setelah Melody.
"Pinjem gitarnya dong. Gue pengen nyanyi." Ujar Razan kepada Alfin.
"Wani piro?" Tanyanya slengean membuat yang lainnya tertawa. Tapi sesudah itu ia memberikan gitarnya kepada Razan.
Lelaki itu menerima gitar Alfin, menyetel ulang senarnya untuk mencocokkan.
"Elu mah pasti bakalan nyanyiin lagu itu-itu lagi kayak dulu. Sampe hapal gue." Ujar Iyan sambil menyesap kopinya.
Eki terkekeh, menyetujui ucapan Iyan. "Betul banget, jaman awal kuliah pas mau mandi yang gue nyanyiin pasti tuh lagu mulu sangking seringnya disetel elu, Zan."
Razan terkekeh, tidak membalas semua seruan teman-temannya.
Kalian nggak tahu. Lagu ini adalah lagu yang menceritakan kisah gue sendiri. Yang gue harap bisa sampai ke orang yang gue tuju.
Jreng~
Razan mulai memetik senar gitarnya, alunan melodi familiar terdengar di sepenjuru tongkrongan. Suara halusnya yang khas begitu cocok dengan lagunya.
🎶 Jujur saja ku tak mampu
Hilangkan wajahmu dihatiku
Meski malah mengganggu
Hilangkan senyummu dimataku
Ku sadari aku cinta padamu 🎶Bibirnya terangkat menerbitkan senyum indah begitu wajah Melody melintas dipikirannya.
🎶 Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik 🎶Percayalah, meski banyak orang yang sudah menempati hati Melody-nya. Tak akan ada yang dapat menandingi rasa cintanya.
🎶 Jujur saja ku tak mampu
Tuk pergi menjauh darimu
Meski hatiku ragu
Kau tak disampingku setiap waktu
Ku sadari aku cinta padamu 🎶Walau Melody tak setiap waktu berada disisi Razan, tolong jangan ragukan perasaanya ini.
🎶 Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik 🎶"Lo kesini gara-gara Melody balikan sama Nanta, kan?" Tanya Alfin begitu Razan merenung setelah selesai bernyanyi. Lelaki itu mendongak, menatap Alfin dan tatapannya sudah menjelaskan semuanya.
"Atau karena nyesel udah nolak adek gue?" Lanjut Eki mengejek.
Razan beralih pada Eki, ia tidak menyesal, hanya merasa bersalah karena sudah menyakiti hati adik temannya itu.
"Sorry, Ki. Gue nggak bisa nerima perasaan Sonya. Gue takut kalau kita pacaran yang ada Sonya malah makan hati terus karena yang gue pikirin cuman Melody." Jujur Razan tak enak.
Eki lantas terkekeh santai. "Tahu kok, Zan. Gue malah berterimakasih sama lo karena udah jujur."
"Razan." Suara itu, Razan menoleh cepat dan mendapati Melody menatapnya dengan tatapan mata yang baru pertama kali Razan lihat. Apa gadis itu mendengar semuanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Person | Lee Haechan ✓
Fanfictionft. Choi Yena Adakalanya, perasaan cinta lebih baik dipendam dibanding diungkapkan. © 2022, sebaitnyata.