Hari-hari Razan tidak pernah membosankan semenjak adanya Melody. Setiap detik, menit, jam bahkan hari. Hanya Melody seorang yang Razan pikirkan.
Jika kalian bertanya, apa yang membuat Razan sesuka itu kepada Melody. Jawabannya, karena dia adalah Melody. Tidak paham? Iya, sama seperti Razan yang tidak pernah paham akan rasanya sendiri.
Namun, jika kalian ingin tahu jawaban serius dari Razan. Pasti ia menjawab; ada begitu banyak alasan mengapa Razan sangat menyukai Melody, sampai mengapa Razan masih bertahan pada perasaan cinta bertepuk sebelah tangannya ini.
Melody hanya satu dan tetap satu-satunya gadis yang akan Razan tempatkan dihatinya sebagai orang terspesial.
Mungkin Melody tidak tahu betapa Razan memujanya, karena Razan tidak pernah menunjukkannya.
Melody, ia adalah gadis pertama yang membuat Razan percaya bahwa dunia tak selamanya buruk. Takdir mengantarkannya kepada Melody disaat Razan terpuruk akan kepergian seluruh harta berharganya, yaitu keluarga.
Saat itu, Razan ingat. Betapa ia tidak sanggup bahkan untuk berpijak pada tanah milik Ibu Pertiwi. Seluruh badannya lemas dengan rasa sesak yang teramat sakit; dan Razan tidak memiliki energi barang sedikitpun untuk menangis lagi.
Dititik terendah dengan segala pikiran yang berkecamuk. Ia, Melody. Menjadi orang pertama yang membawanya dalam dekap, menjadikan bahu rapuhnya sebagai tempat Razan pulang.
Membisikan kata-kata mutiara nan menenangkan, mengatakan kata-kata yang sekarang selalu Razan lontarkan kepada gadis itu.
Kamu nggak sendiri, ada aku disini untuk kamu.
Begitu seterusnya sampai Razan berada diambang kesadarannya, dan terlelap dibahu nyaman itu. Walau hanya sedetik, saat itu Razan bersyukur sempat melupakan keresahan serta kepedihan hatinya.
Sejak itulah, Razan melihat Melody sebagai sosok yang berbeda dari biasanya.
[ Good Person ]
Sore itu, Razan membisu. Tidak bisa berkata-kata ketika Melody datang padanya dengan perasaan bahagia sambil menceritakan bahwa dia sudah balikan dengan mantannya, Nanta.
Lelaki yang selama ini selalu meyakiti sekaligus mencintai Melody dengan sangat, lelaki yang selalu menjadi tempat berpulang gadis itu. Yang Razan tahu, ia tidak bisa menggeser posisinya meski ia ingin dan ataupun dengan berusaha.
"Nanta dateng minta maaf ke aku. Kata dia cewek yang waktu itu bukan siapa-siapa, karena cuman aku yang ada dihatinya."
Sama, Melody. Cuman kamu yang ada dihati aku. Batin Razan lesu.
"Terus dia minta maaf sambil ngasih aku gelang ini. Cantik, kan?" Ceritanya tanpa melihat raut Razan yang jelas sekali meredup.
"Besok kamu nggak usah anter aku lagi, ya? Karena mulai besok Nanta yang bakalan anter aku."
Baru 1 minggu lebih 5 hari Razan bisa menikmati waktu kebersamaannya dengan Melody. Kenapa harus diganggu? Razan berat menerima ini meski sudah berkali-kali kejadian.
Bagaimana caranya agar Razan terbiasa? Siapapun tolong ajarkan ia caranya terbiasa dengan rasa sakit.
Ia berpaling, tidak ingin memperhatikan wajah senang Melody yang bukan ia sebagai alasan kesenangan itu. Walau dalam hati ikut bahagia melihat senyum tulus itu kembali lagi.
Dadanya... sesak. Lantas, apa yang ia harapkan?
Aku sulit menerimanya, Melody. Mau seratus sampai seribu kalipun aku tak akan pernah bisa beradaptasi dengan rasa sakit hati ini. Melody... terkadang aku bertanya-tanya. Kenapa bukan aku yang menjadi alasan kamu bahagia perihal cinta? Kenapa harus Nanta?
[ Good Person ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Person | Lee Haechan ✓
Fiksi Penggemarft. Choi Yena Adakalanya, perasaan cinta lebih baik dipendam dibanding diungkapkan. © 2022, sebaitnyata.