[ 01 - Once Upon a Time ]

42 4 1
                                    


Apa yang kalian tahu saat menonton drama Cinderella yang sering sekali tayang di televisi ataupun di media social bahkan internet sekalipun. Aku tebak kalian semua akan tahu jalan ceritanya.

Tentang seorang perempuan yang disiksa dan dibenci oleh kedua kakak serta ibu tirinya. Dikarenakan rasa iri yang mereka pendam pada sosok Cinderella yang begitu cantik dan baik hati. Diperlakukan layaknya seorang pembantu, tiada hari mereka lakukan tanpa menyiksa gadis itu.

Sampai akhirnya surat kerajaan datang, dimana seorang pangeran dari kerajaan mengadakan sayembara mencari calon istri idamannya.

Dari sanalah kehidupan Cinderella berubah, tak sengaja bertemu dengan ibu peri karena tangisannya, menyihir tampilan lusuhnya menjadi sosok yang cantik dengan gaun gemerlap nan indah, lalu pergi ke pesta dansa dengan sebuah kereta mewah,

Bertemu dengan pangeran tampan, berdansa, hingga jam berdentang, seolah memberitahu bahwa pukul dua belas tengah malam, waktu terakhir Cinderella mampu mempertahankan wujudnya telah selesai. Dengan keraguan dan rasa takut, pada akhirnya Cinderella pergi tanpa berkata apapun.

Berlari, sekuat mungkin, meski harus menjauh dan dikejar oleh sang pangeran, tersandung dan terpaksa meninggalkan sepatu kaca yang Ia gunakan tergeletak di atas tangga.

Pada akhirnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya,

Yak! Cut!! Acting yang bagus Cassandra, kita akan melanjutkannya nanti!" Suara seorang lelaki paruh baya berteriak, membahana memenuhi seluruh area. Rambut putihnya berkibar terkena angin malam, dengan senyuman puas terukir di wajah.

Menghentikan seluruh akting pemain-pemainnya tadi setelah merasa adegan hari ini sangat memuaskan.

Seorang wanita berusia 27 tahun mengangguk kecil, rambut kehitaman bergelombang tertata rapi lengkap dengan manik hiasan kecil, serta gaun berwarna putih keemasan membalut tubuh ramping itu, membuat Ia terlihat semakin cantik. Wajah dipoles oleh riasan yang berkelas, serta bibir tersungging manis.

Perlahan melangkahkan kaki sedikit mengangkat gaunnya anggun, menghampiri sang sutradara. Cassandra Armandi Linden, salah satu artis terkenal saat ini yang menjadi pemeran utama dalam drama Cinderella live action.

Siapa yang tidak mengenali Cassandra? Sosok wanita panutan di depan masyarakat. Selain karena perawakan yang cantik dan anggun, sikap wanita itu pun selalu menjadi sorotan publik. Terkenal karena keramahtamahan dan sifatnya yang begitu lembut.

Wajah wanita itu seolah selalu muncul di layar televisi, mengisi tiap acara penting dan kali ini pun dia mengambil peran sebagai pemain utama wanita dalam film rombakan terkenal. Cinderella.

Dibawah naungan sutradara terkenal, Henry Pangestu Swara. Lelaki paruh baya yang sudah berkecimpung dan memenangkan banyak penghargaan film nasional maupun internasional.

"Terimakasih, Pak Henry," Menundukkan wajah singkat, setelah melihat anggukan kecil dari sang lelaki paruh baya, dengan keringat yang menetes Ia berjalan kembali menghampiri perias khususnya.

Henry kali ini memfokuskan kedua matanya kembali pada tempat tadi. Memperhatikan dengan jelas, sosok wanita berambut pirang kecoklatan keluar dari sebuah ruangan yang sudah dimodifikasi sehingga persis seperti sebuah latar kerajaan.

Wanita cantik dengan rambut yang terikat satu setengah tergerai, gaun berwarna biru muda membalut tubuh indahnya. Berjalan angkuh, tidak peduli dengan sambutan hangat dan keberhasilan yang dibuatnya. Ia hanya turun dari tangga, dan berjalan mendekati sang sutradara.

"Ah, Selena, aktingmu juga sempurna kali ini!" Henry berteriak, seraya melambaikan tangannya cepat.

"Hh," Sedangkan sang empunya sendiri hanya mendengus, dan memilih mengalihkan pandangan. Sedikit tidak nyaman dengan gaun panjang yang dikenakan, berjalan menuruni tangga, saat Ia mencoba turun beberapa langkah, salah satu kaki tak sengaja menginjak ujung gaun, membuat tubuh wanita itu limbung, panik mencari pijakan.

Kedua manik itu terbelalak lebar, merasakan tubuhnya sebentar lagi akan terjatuh. Merutuk dalam hati, 'Shit!' Seolah pasrah saat tangannya tak berhasil menjangkau sesuatu. Berharap ada sedikit keajaiban,

Permintaan wanita itu terkabulkan, seseorang dengan sigap menahan lengannya. Membuat tubuh yang hampir jatuh terhenti begitu saja, berhasil mempertahankan keseimbangan dengan wajah datar setengah shock,

Tangan besar itu menarik cepat, mengembalikan ke posisi awal, melihat dengan jelas secara slowmotion sosok lelaki tegap di belakangnya. Berdiri dengan tangan kekar yang masih menggenggam lengannya. Dalam hati meneguk ludah. Pandangan manik coklat keemasan itu langsung berubah datar.

Belum sempat dia menjauh, "Eh!"

Lelaki tegap itu bergerak lagi, tangan kuatnya seolah membalik tubuh sang wanita agar mereka saling berhadapan. Seolah bertarung ekspresi, wajah lelaki itu pun tidak berbeda dengannya, raut ekspresi yang datar, dingin dan sangat berbeda dibandingkan kelakuannya saat berakting.

"Lain kali perhatikan jalanmu, wanita bodoh. Kau mau menghancurkan kerja kerasku selama ini hanya karena tingkah cerobohmu saja?" Berucap singkat, dan melepaskan genggaman dalam sekian detik. Menatap tubuh wanita di hadapannya tajam,

Selena Armandi Loka terdiam, wanita itu mendecih samar. Menatap datar dan menengadahkan wajah, seolah tidak takut dengan lelaki di depannya saat ini. Menantang balik,

"Kh, aku tidak peduli dengan segala urusanmu, Tuan Caillen Draja Mahasatra. Mau aku luka ataupun tidak. Berhentilah memanggilku wanita bodoh." Mendengus kasar, dan berbalik hendak melangkahkan kaki pergi dari sana.

Sebelum, "Aku tidak suka dengan nada bicaramu." Lagi-lagi sosok tegap itu menghentikan gerakan Selena, dengan gampang mencengkram bahunya dan membuat Selena berbalik cepat. Untuk kesekian kali mereka kembali bertatapan.

"Maaf jika aku menyinggungmu, Tuan Draja. Tapi sifatku dari dulu memang seperti ini, jadi jangan marah kalau aku mengatakan hal yang nyata adanya. Kuharap kau mengerti." Mengucap kalimat mutlak tanpa ragu, menepis tangan besar yang masih mencengkram pundaknya.

Kembali melangkahkan kaki, dan menghampiri sosok laki-laki paruh baya yang masih terlihat senang dengan actingnya.

"Bagus, Selena-" Sebelum Henry sempat memberi selamat pada salah satu artisnya, wanita itu mendengus tipis, bergumam kecil tanpa ragu berjalan angkuh melewati sang sutradara.

"Astaga," Semua orang di sana kompak menggelengkan kepala, merasa sudah biasa dengan sikap wanita itu.

Selena Armandi Loka, wanita yang menjadi adik tiri Cassandra sejak beberapa tahun lalu karena ayahnya menikah dengan ibu Cassandra, perbedaan umur mereka hanya berkisar satu tahun saja. Cassandra, 27 tahun, dan Selena 26 tahun.

Kesukaannya yang sama dengan Cassandra membuat Selena ikut bermain di dunia akting bersama sang kakak. Dengan wajah datar, serta sifat yang terkenal dingin, perkataan yang tidak pernah lembut, bahkan cenderung sinis, berbeda terbalik dengan kakaknya.

Setiap peran yang Ia mainkan selalu berhubungan dengan karakter cerita Antagonist. Sosok pendiam, dingin, cenderung jutek membuat semua orang lebih memilih menjauh darinya.

Bahkan di film kali ini. Peran yang Ia ambil adalah sosok kakak tiri jahat yang selalu menyiksa dan melukai Cinderella karena rasa iri. Sosok angkuh, bermanik tajam menusuk, dan kalimat kasar.

Jika kita bandingkan lagi dengan peran sang kakak. Cassandra Armandi Linden, wanita cantik, lembut nan baik hati. Senyuman manis selalu tercetak di wajahnya, rona merah di pipi dan tutur kata pun sangat sopan.

Keduanya saling berhubungan. Baik di dunia nyata ataupun peran mereka di dalam film kali ini. Mereka seolah bertukar peran. Kakak dan adik tanpa adanya hubungan darah,

Kira-kira siapakah yang cocok menjadi peran Cinderella di dunia aslinya?

Cinderella Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang