Marah

113 16 7
                                    

-Di rumah -

'Fuuh...Bodohnya aku, aku belum memikirkan nama samaran ku, hampir saja aku spontan menyebut nama asliku' Setelah aku menyelesaikan masalah di gereja aku segera pulang ke rumah dan mandi agar segar saat esok hari. 

Armor yang kupakai saat di gereja adalah Bentuk pertama Balance Breaker milik Suzaku. [Eternal  Fire: The Punisher: First Wing] Api milik suzaku adalah akar dari api neraka yang digunakan sampai sekarang. 

Saat diesok hari, aku memulai aktivitas ku seperti pada umumnya. Sesaat aku sampai di sekolah aku sadar bahwa Asia juga masuk ke sekolah, ya lagipula dia telah menjadi Iblis milik Gremory. Aku melanjutkan kegiatanku sebagai guru hari itu. 

Sudah satu minggu sejak kwjadian gereja dan di sore hari saat waktu pulang sekolah, Aku bertujuan untuk menuju suatu tempat, tapi aku terhenti saat aku tak sengaja melewati kantor Osis.

"APA?!...BAGAIMANA KAU BISA MENGHILANGKAN LAPORAN FILE ITU?" aku mendengar teriakan yang menggema dari ruangan Osis, walaupun itu bukan urusanku, tapi.... bodoh amatlah ku terjang langsung.

"Permisi. ada apa ini, kanapa kalian sangat ribut sekali padahal sudah jam pulang sekolah?" serobotku dengan tetap mempertahankan ketegasanku, ya bagaimana juga aku tetap Seorang Guru, aku harus menjaga imej ku.

"Maafkan kami sensei, tapi kami punya ijin untuk tinggal disekolah lebih lama. dan juga salah satu anggota kami menghilangkan file anggaran milik Osis, aku memarahinya karena itu" balas sona sambil menunduk dan menatap satu-satunya anggota laki-laki di dalam Osis. Sebagai ketua dia sangat bertanggung jawab atas kesalahan bawahannya. Walaupun tatapannya sangat menusuk.

"Hmm... Laki-laki ini, bukankah yang dikantin tadi siang" Karena aku memiliki Ingatan Fotografik aku mengingat semua kejadian yang terjadi didepanku

"Eh?" Semua di ruangan ini tampak terkejut dengan perkataan ku tadi

"Apakah File itu berwarna Biru dan berlambang sekolah kita?" yah sepertinya aku mengingat pernah melihatnya tadi siang

"I..Itu Benar. Apa sensei melihatnya?"

"Sepertinya begitu, tadi siang aku melihat Wakasek menaruhnya di mejanya katanya ada yang meninggalkannya di Kantin, dan karena terdapat lambang sekolah disana jadi dia mengambilnya" Untungnya Photographic Memory ku bisa berguna,

"....." Semuanya terdiam dan segera menoleh ke arah Laki-laki itu dengan tajam

"Saji, kau selamat hari ini karena Rey-sensei menyelamatkan mu, sekarang kau ambil File itu" 

"Baik Ketua. Terimakasih sensei" Saji langsung berlari dengan kecepatan tinggi setelah berterimakasih padaku. 

Dan tak sengaja aku menoleh ke arah meja disebelah ku, dan aku melihat papa permainan catur disana. Dulu aku pernah juara Shogi nasional di duniaku dulu, kudengar peraturan nya hampis sama dengan shogi jadi aku ingin memainkannya tapi aku sudah mati terlebih dahulu. Jadi didunia ini aku ingin memainkannya.

"Sona, maukah kau bermain catur denganku? sambil menunggu saji kembali"aku menawarkan Sona untuk menemaniku untuk bermain catur

"Eh... Sensei apa kau bisa bermain catur juga?" Sona menjawab dengan wajah kaget tak percaya.

"Tidak kok... aku bahkan baru pertama kali melihat papan catur sedekat ini"dulu aku hanya melihat pertandingan catur dirumahku, tapi karena aku tidak memiliki kesempatan untuk memainkannya

"Tapi sensei, aku ini tidak pernah kala dalam catur loh. Tidak apa-apa?" Nada sombong keluar dari Sona.

"Hahaha... jika tidak dicoba mana tau kan, aku juga tidak pernah kalah dalam apapun loh" Karena Nada sombongnya entah mengapa aku sedikit merasa kesal.

Sovereign Of Divine Beast In Demon And Dragon Realm (DxD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang