Sudah lama aku tidak merasakan sensasi berbaring di atas bahan yang lembut...
Apakah aku berbaring di tempat tidur?
Aku dirumah sakit? Tidak, tidak, tidak, tidak ada suara monitor jantung.
Bentar-- apa seharusnya aku bernafas sekarang?
Badanku terasa lemas, aku bahkan tidak bisa membuka mata...
"-Seharusnya tidak seperti ini."
Benar sekali, seharusnya aku tidak bernafas-
Tunggu, bahasa Inggris?
"Yang Mulia, apakah anda tahu bagaimana ini bisa terjadi?"
Yang mulia? Apakah bawahan Gion memiliki kink kehormatan atau apa? Atau mungkin mereka sedang bermain roleplay?
Gion... Kakakku itu sulit dibaca, kupikir dia memercayaiku. Setelah bertahun-tahun, aku pikir dia menerima ku sebagai keluarganya, ku pikir kami dekat, aku mengajarinya segalanya, kami bermain bersama, kami pergi ke lapangan tembak bersama, kami menjalankan misi bersama, kami makan bersama.
Papa benar. Gion tidak layak menyandang gelar underboss.
Seharusnya aku tidak membantunya mendapatkan posisi underboss, aku seharusnya tidak memberikan kill count ku padanya, dan seharusnya aku membiarkannya mati di tangan papa. Aku hanya mencoba yang terbaik, aku mencoba yang terbaik seperti orang gila untuk bisa mendapatkan posisi consigliere, jadi kenapa begini?
Mengumpulkan seluruh energiku, aku membuka mataku perlahan. Atap dindingnya terlihat mewah, berwarna emas putih, terlihat seperti atap-atap dinding dengan desain Victorian era seperti atap di galeri Uffizi atau galeri Palatine. Rumah Gion adalah tipe modern.....
Aku bangun dengan cepat.
Ini bukan pertama kalinya aku terbangun di tempat asing dengan atap dinding yang indah tapi aku cukup yakin bahwa aku sudah mati, seperti benar-benar mati, tidak bernafas seperti mati.
"Nyonya Irene!"
Neraka...
Ini neraka kan? Kan aku tadi mati-- tapi kok gak panas? Tapi katanya biasanya ditanya dulu sama-
Akunih mabuk atau apasih? Tapi aku ingget kalo akudah gak minum minum selama sebelas hari gara gara perintah dokter...
Aku juga udah gak ngerokok ganja-
Ternyata aku berbaring di tempat tidur mewah dengan sprei tidur hitam. Ada selimut berbulu hitam yang menutupi tubuhku. Aku mengobservasi sekeliling ruangan, ruangan ini seperti kamar tipe Victorian era, sangat mewah. Ada banyak warna emas dan terlalu terang untuk mataku.
Dan orang-orang yang aku kenal... Tidak ada. Mereka tidak memakai pakaian biasa. Mata mereka juga tidak normal, apakah Gion mengerjaiku atau semacamnya? Dimana dia? Di mana Demetrio? Apakah dia aman?
Seorang pria berambut coklat, dengan kulit sawo matang dan telinga aneh yang memakai jas dokter mendekat ke arahku.
Telinganya runcing? Apakah kebanyakan liat monitor game membuat ku mimpi bertemu seorang elf?
"Nona Irene, bagaimana perasaanmu?"
Aku mengabaikan pria itu dan melihat sekeliling lagi. Mereka semua terlihat cantik dan tampan, wajah mereka halus, tidak ada bekas luka pada mereka, kecuali satu orang dengan mata merah yang keren seperti darah. Tidak ada darah di pakaian mereka, aneh. Sebagian besar bawahan Gion buruk dalam membersihkan bukti pada diri mereka sendiri.
"Geuneun eodie issseubnikka?"
[Dimana dia?]"Maaf? Nona Irene-"
Aku melihat sekeliling lagi, saat ini ada tiga orang di ruangan ini, di sisi kanan samping tempat tidur adalah seorang anak lelaki yang terlihat seperti model dengan rambut pendek bergelombang pirang keemasan seperti mie, alis yang marah, dan mata biru muda bersudut yang terlihat seperti berlian. Dia terlihat sangat tampan tapi memberiku energi aneh.
Dia memakai seragam sekolah? Seragam sekolah terlihat biasa saja, blazer biru tua dengan lis emas gelap yang melapisi ujung lengan dan kerah dengan setelan vest abu-abu tua di bawah blazer, kemeja putih berkancing, dasi bergaris merah emas, dan celana abu-abu tua. Dia juga memakai pin kerah bros berbentuk mahkota.
Di sisi kiri di samping tempat tidurku adalah seorang pria tinggi kulit kecokelatan dengan rambut cokelat panjang gelap dan mata cokelat muda dengan jas lab. Dia tampak seperti seorang dokter. Dia juga tampan, Tapi telinganya aneh, runcing... kayak elf di game-game monitor.
Sebelah dokter aneh tersebut ada om om, dia juga terlihat tampan, tinggi dan berotot. dia memiliki rambut pendek hitam dan mata merah, warna darah segar. Ada bekas luka di wajahnya. Dia mengenakan seragam militer resmi berwarna hitam, lengkap dengan mantel rok model double-breasted, celana panjang, dan sepatu bot. Dan itu terlihat seperti seragam kerajaan Inggris.
"..."
Apaan ini yaampun?
"Nona Irene, apakah kamu baik-baik saja?"
Siapa itu yaampun, dari mana dia berasal-
Ada seorang pria berambut putih seperti kertas hfs di depan tempat tidurku. Dia terlihat seperti seorang dewa tapi cantik, dia memiliki rambut putih sepanjang dagu dan mata ungu? albino? Tapi dia memiliki bulu mata hitam dan kulit putih... Dia juga mengenakan seragam sekolah yang sama dengan si pirang, tapi dia memakai rompi sweater krem di bawah blazer dan memakai pin kerah bros yang berbeda. Dia terlihat muda... Namun kehadirannya sudah rendah. Sanggat berbahaya, keren sekali.
Ada meja kecil di samping tempat tidur di sisi kanan, ada botol kaca yang berisin sedikit air di atasnya. Ada jendela terbuka di belakang si pirang berambut mie.
Aku bangun dari tempat tidur di sisi kanan, mengambil botol kaca dan menghancurkannya ke samping tempat tidur, dan meletakkan tangan kanan ku di bahu si pirang, mengunci si pirang dengan tangan kanan ku dan tangan kiri ku memegang botol kaca yang setengah pecah ke kepalanya.
"Di mana Demetrio?"
"Irene letakkan itu!" Pria berambut hitam itu berteriak padaku. Ahjussi itu tampan, tapi dia membuatku kesal. Dan mengapa mereka bertindak dan berpenampilan seperti itu? Apakah Gion menyewa seorang pria dengan aura bangsawan untuk membunuhku atau apa? Kenapa dia tidak membunuhku sendiri? Bahkan tidak ada kamera tersembunyi di sini, dan mereka bahkan tidak memiliki senjata.
"Apa tujuan kalian?"
"Lepaskan aku kau-"
Aku memotong kata anak rambut mie "Jawab pertanyaan ku atau aku akan menusuk anak ini di kepala." Kataku mencoba yang terbaik untuk tetap tenang.
"Du- duke... kayaknya-- nona Irene itu menderita kehilangan ingatan deh Duke." Pria berambut coklat itu berbicara dengan panik, dia terlihat ketakutan seperti kelinci kecil.
Hanya ada satu wanita di ruangan ini, Dan aku tidak kehilangan ingatanku.
"Kehilangan ingatan, jangan bercanda, dimana Demetrio?" Kataku dengan suara tenang dan lantang.
Mereka semua terlihat panik, ya bagus sekarang ambil senjata kalian dan biarkan aku mencurinya.
Pintu besar yang mewah di pojok kamar tiba-tiba terbuka.
"Saya mendengar suara kaca pecah, apa yang terjadi di sini?" Itu adalah manusia berambut putih lainnya, tapi kali ini perempuan. Perempuan ini memiliki rambut putih yang ditata menjadi sanggul berkelas, dia juga memiliki mata ungu, dia mengenakan gaun lolita putih...? Dia mengenakan gaun seperti bangsawan berkelas di film-film.
Gimana yah... semua orang di sini berkelas.
Dan berkelas nya itu kayak versi premiu- "Nyonya Irene apa artinya ini?!" Wanita berambut putih itu berteriak padaku, terlihat marah.
Anda siapa kok sok kenal gitu, ya aku terkenal aku tau... tapi aku kayaknya gapernah kenalan sama cosplayer... kira kira dia beli soflennya dimana ya? Kayak asli gitu... "Emm... Kenapa harus pake 'nyonya', juga, aku di mana?" Aku bertanya, melihat wanita berambut putih. Tolong hiraukan bocah yang aku sandra ini dan bekerja sama.
Kemudian orang lain memasuki ruangan. Dia memiliki rambut pirang terang, dan mata yang sama dengan anak yang aku coba bunuh-
Kok mirip- "Demetrio?"
"Irene?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Consigliere Reincarnated As A Villainess
RandomSeorang consigliere meninggal dan bereinkarnasi sebagai penjahat nakal yang akan memiliki akhir yang tragis dalam novel fantasi sejarah. Mengapa dia bereinkarnasi sebagai penjahat? Penjahat itu adalah gadis manja yang nakal dengan aura bangsawan yan...