chapter 06 - Masih Memprovokasi Sang Putra Mahkota

18 6 0
                                    

"Kakimu gemetar, yang mulia, apakah yang mulia... lelah?"

Irene marah, dia sangat marah dan kecewa pada Gion dan itu membuatnya melampiaskan amarahnya pada pangeran Elio dengan mengejeknya. Irene sebenarnya adalah orang yang pendiam dan hanya berbicara jika ia diperintahkan. Irene sebenarnya tidak bermaksud jahat, dia hanya sangat lelah.

"Ayo duduk di sini jika kamu lelah, kaki lemah mu itu sangat disayangkan jika patah..." Irene berkata dengan nada ejekan dan menepuk tempat tidur.

Pangeran dan elf itu terdiam. Irene lelah, dia sangat lelah, dia baru saja ditembak oleh saudara tirinya dan bangun di dunia lain dan kemudian ternyata dia bereinkarnasi dengan Demetrio.  Demetrio meninggal, dia gagal melindungi Demetrio. Jika dia tidak mengganggu pangeran Elio, dia akan sangat frustrasi sampai-sampai dia akan minum tanpa henti.

Irene kemudian melepaskan pecahan botol kaca ditangannya dan menjatuhkan diri ke tempat tidur lalu menutupi dirinya dengan selimut lembut.

"Irene Valentrose!!" Pangeran berteriak sangat keras membuat Irene terganggu dan mengintip dari selimut.

"Fallen... rose...?"  Irene bertanya, berpura-pura bodoh.

"Pfft-- BAHAHAHAHAHAH-" elf itu tertawa terbahak-bahak, membuat Irene dan pangeran Elio kaget.

Laurie selalu minder menjadi teman pangeran Elio sejak kecil, pangeran Elio selalu memiliki nilai sempurna di setiap mata pelajaran di akademi, dia juga pandai bela diri, jadi terkadang guru suka membandingkan mereka. Ada suatu masa ketika beberapa guru yang mengajar di kelas mereka menginginkan pangeran Elio menjadi ketua kelas, tetapi Elio dengan cepat menarik tangan Laurie untuk keluar dari situasi.

Dan hari ini dia dan pangeran baru saja selesai belajar di akademi dan kemudian pangeran mengundangnya ke istana untuk bermain dengannya, tetapi kemudian sekretaris sang emperor, yaitu ibunya, menyarankan agar pangeran Elio mengunjungi Irene yang koma, terbaring di tempat tidur, dan  Laurie akhirnya menemani pangeran Elio untuk pergi bersamanya, pangeran Elio adalah sahabatnya, sebenarnya Laurie tidak mau datang, tetapi sang pangeran memaksanya, sekarang Laurie senang karena pangeran memaksanya.

"Tolong jawab pertanyaanku sebelumnya," perintah Irene terdengar datar.

"Eh... Itu, yah, ada berbagai jenis peri... Dan kebetulan aku adalah peri bayangan, setengah." Laurie berkata dengan ragu-ragu.

Irene melebarkan matanya ke arah Laurie. Laurie mengucapkan 'apa' dan mengangkat alisnya.

"...Jadi, kalo kamu sepenuhnya peri bayangan... kamu gak keliatan?" Irene bertanya dengan muka datar seriusnya.

Laurie mengerutkan alisnya, dia sedikit terhibur, sekaligus bingung."Apa? Gak, bukan gitu jugaaa," Laurie jawab, tanpa memakai kata formalitas.

"Oh... ok," kata Irene dengan suara rendah tapi cukup bagi mereka untuk mendengarnya.

"Kok kamu nanya nya yang gak penting dari hidupan mu sendiri?" Laurie bertanya pada Irene, sekali lagi, tanpa formalitas. 

"Apa maksudmu tidak penting? Coba kamu bayangin... bangun tanpa ingatan dan pengetahuan tentang kelangsungan hidup mu sendiri, seolah-olah kamu tidak tahu tentang dunia tempat kamu tinggal-- kayak.. kamu gak pernah wujud di dunia ini... Jangan tersinggung, tetapi orang-orang dengan kehadiran rendah memiliki potensi untuk membunuh- atau melakukan sesuatu yang  orang normal tidak dapat melakulan dengan mudah." Irene berbicara dengan cepat dan jelas melepaskan rasa frustrasi yang dia tahan sejak dia bangun sebagai orang lain. Ia masih mencengkram selimutnya.

Laurie melebarkan matanya dan menyadari, dia menutup mulutnya dengan tangan kanannya karena dia terlalu terguncang "Oh- jangan khawatir aku gak mau mau bunuh siapa siapa, aku bukan pembunuh-"

Miss Consigliere Reincarnated As A VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang