Four

507 54 12
                                    





⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹







Haechan diam duduk di pinggiran ranjangnya sambil menatap ke arah pintu kamar mandi. Di balik pintu itu ada sahabatnya yg dia yakin sekali pasti sedang mengguyur tubuhnya di bawah pancuran air shower. Dia sudah mengetahui semuanya, Jaemin sudah menceritakan detailnya tadi. Haechan tak bisa banyak membantu, memangnya dia bisa apa? Tidak ada kan. Lagipula kejadian semacam ini sudah masuk prediksinya. Mana mungkin bangkai bisa tertutup sebegitu lamanya.

Cklek..

Pintu kamar mandinya terbuka. Jaemin berdiri di ujung pintu dengan rambutnya yg masih basah.

"Kemarilah, akan ku bantu kau mengeringkan rambutmu." Kata Haechan sambil berdiri dengan hair dryer sudah siap di tangan.

Akhirnya siang menjelang sore ini di lewati Haechan dan Jaemin dengan obrolan santai, Haechan yg terus berusaha sebisa mungkin meyakinkan Jaemin untuk tetap datang ke acara ulang tahun Hyunjin nanti malam. Hitung-hitung melepas beban dengan berpesta, pikir Haechan begitu. Ya meskipun membujuk Jaemin bukan perkara mudah apalagi di kondisinya yg sedang patah hati brutal seperti ini, tapi pada akhirnya Jaemin bisa luluh juga. Pertama, dia sudah membeli kado untuk Hyunjin. Kedua, pesta ulang tahun nanti akan di adakan di bar mewah yg memang sengaja Hyunjin pesan satu lantai khusus untuk acara perayaan ulang tahunnya nanti. Jadi sangat di sayangkan kalau dia harus melewatkan pesta nanti malam hanya karna hatinya sudah di porak porandakan oleh cecunguk macam Lee Jeno. Kapan lagi bisa mabuk gratis sepuasnya di tempat mewah, benar bukan.

Drrttt.. drrtt..

Ponsel Na Jaemin bergetar, ada panggilan masuk dari Jung Mark.

"Halo, iya kak?"

"Sudah, aku sudah makan bersama Haechan tadi." Tentu saja Jaemin berbohong, suasana seperti ini mana ada nafsu dia untuk makan.

"Ehm.. sepertinya tidak perlu, aku akan berangkat bersama Haechan nanti. Kau langsung pulang saja."

"Iya, baiklah. Bye kak."

Obrolan singkat mereka berdua, semakin lama Mark sudah seperti baby sitter Jaemin saja. Setiap hari pasti mengingatkan makan, berhati-hati di jalan, pulang jam berapa, dijemput dimana, mau di antar kemana, dan pertanyaan-pertanyaan klise lainnya. Memang benar-benar seperti sosok kakak untuk Jaemin. Tapi bagi Mark, siapa yg tahu? Memastikan poros dunianya dalam keadaan aman adalah satu keharusan untuknya. Jaemin mana tahu akan hal itu.

"Ingat Na, nanti kalau kau mabuk parah akan ku tinggal kau disana dan kujemput besok paginya. Aku tidak mau membawa pulang dirimu kalau kau dalam keadaan mabuk." Pesan Haechan sesudah mengeringkan rambut Jaemin.

"Memangnya aku kenapa?"

"Kau sangat menguji iman kalau sedang mabuk."

"Benarkah?" Tanya Jaemin lagi merasa tidak percaya.

Haechan diam terlalu malas menjawab Jaemin. Tentu saja Jaemin tidak akan ingat bagaimana susahnya dia di atur kalau sedang mabuk. Selama ini hanya Jeno yg bisa menjinakkan Jaemin kalau sedang dalam mode itu, mode kesukaan Jeno. Mode binal seorang Na Jaemin yg hanya bisa di temui waktu Jaemin sedang tipis kesadarannya.













⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹









Jaehyun sedang berada di kediamannya sore ini. Ada tamu tak di undang yg merecoki sore hangatnya, siapa lagi kalau bukan Seo Johnny.

"Aku tidak bisa berlama-lama disini, kau tahu kan kalau si kucing Thailand itu mendapatiku disini dia akan sangat berisik. Aku tidak tahu sejenis apa teman-temannya yg sangat menggilaimu itu."

Irish  ⊹   Triple J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang