Six

500 44 9
                                    









⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹










Di jam 2 siang pemuda itu berjalan ke arah dapur dengan bertelanjang dada. Di bukanya gagang kulkas sambil mengerjap mata masih setengah sadar.

Sesaat setelah melihat isi kulkasnya Jeno tertunduk lesu, nampak senyum tersungging miring di bibirnya. Ia tak melihat apapun di dalam kulkasnya selain beberapa butir telur, sayuran yg sudah kering dan seperempat liter botol susu. Sialan, dia lupa untuk mengisi kulkasnya. Entah lupa atau memang karena selama ini bukan dia yg mengisi dan mengatur dapurnya. Itu Jaemin, pemuda manis itulah yg selama ini mengatur banyak aspek dalam hidupnya.

Jeno kembali ke meja makan dengan membawa sebotol sisa susu di tangan. Tubuhnya duduk tegap hingga menampakkan jelas sepasang tato yg tergambar persis di bawah tulang selangkanya, dua baris angka-angka Romawi yg hanya dia sendiri saja yg tahu apa artinya. Rambut yg acak-acakan, juga piercing di kuping kanan kirinya semakin membuat aura badboy dalam dirinya kian kentara. Sedari dulu Jeno memang terlalu malas untuk menata dirinya.



 Sedari dulu Jeno memang terlalu malas untuk menata dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Drrtt.. drrtt..

Di abaikannya ponselnya yg bergetar di atas meja. Dia hanya menoleh malas untuk melihat siapa yg menganggu siangnya, ternyata Karina.

Ck, jalang itu.

Jeno sudah memutuskan hubungannya dengan wanita itu, ya meski sebenarnya dia tidak pernah benar-benar mengikatnya dalam satu ikatan selain di ranjang. Wanita itu ribut sekali, berisik, merepotkan dan Jeno tidak suka. Jeno menyukai ketenangan, dia tidak akan pernah tertarik pada apapun yg bisa membuat kegaduhan kecuali suara motor dan desahan atas namanya.

Mata Jeno menatap bergantian ke seluruh ruangan, tiba-tiba saja kilasan memorinya dan Jaemin terputar di kepala. Hampir di setiap sudut ruangan apartemennya pernah tersentuh oleh tangan lentik milik Jaemin. Jeno bisa mengingat dengan jelas bagaimana Jaemin akan menggerutu lucu saat ia harus membersihkan ruangan ini sendirian, bagaimana Jaemin yg kerap jadi bahan keusilannya, Jaemin yg selalu panik kalau dirinya pulang dengan luka-luka di seluruh tubuhnya setelah jatuh dari motor seusai balapan dan bagaimana Jaemin yg tanpa dia harus minta pun sudah dengan senang hati memasak dan mengatur dapurnya seusai mereka berdua berantakkan di malam sebelumnya. Jaemin selalu tahu apa yg dia butuh bahkan sebelum Jeno meminta.

Senyum miring Jeno terukir di bibirnya kala ingatannya mengulang tentang bagaimana seringnya Jaemin yg terpaksa tiba-tiba menghentikan kegiatannya hanya karna harus menuruti rengekan tangan Jeno yg tak henti-hentinya menggerayangi tubuhnya. Coba sebutkan spot mana di dalam apartemennya yg belum pernah mereka singgahi? Tidak ada. Jeno tidak peduli walau mereka baru saja "selesai" , pemuda bertubuh tinggi besar itu bisa tiba-tiba turn on lagi hanya karna melihat Jaemin yg sedang berkutat di dapur dengan mengenakan kaos milik Jeno yg tentu saja kebesaran jika Jaemin yg memakainya. Jeno tidak bisa, sungguh-sungguh tidak bisa kalau harus di hadapkan dengan mulusnya kaki Jaemin yg nampak jelas sampai ke pangkal paha dan sisanya tertutup kaos. Juga ketika Jaemin yg padahal sedang biasa saja memakan es krim di dapur tapi harus berganti menjadi santapan makan malam Jeno di atas meja makan. Jeno tidak pernah bosan memakan Jaemin lagi dan lagi.

Irish  ⊹   Triple J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang