Three

472 65 16
                                    


⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹⁣⁣





Mobil Mark terlihat di pelataran parkir kampus Jaemin. Hari sudah mulai sore dan seperti biasa dia akan menjemput Jaemin pulang.

Mata Mark menatap lurus ke depan, ada objek yg menyita perhatiannya. Itu Jeno dan Jaemin yg entah mungkin sedang bertengkar atau bagaimana tapi dari posisi Mark melihat sepertinya mereka berdua sedang kurang baik. Jeno yg memegang tangan Jaemin sementara si manis yg seperti ingin pergi tapi tertahan.

Cklek..

Pintu mobil Mark terbuka, Jaemin masuk dan duduk di kursi kemudi di sampingnya. Untuk beberapa saat Mark diam tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Sudah?" Tanya Mark memastikan dan mendapat anggukan dari Jaemin sebagai jawaban.

Kemudian mobil Mark pun pergi meninggalkan kawasan kampus, menyisakan Jeno yg menatap kepergian keduanya dari kejauhan.

"Haha.."

Jeno tertawa kecut di atas motor besarnya. Dia tadi mengajak Jaemin ke apartemennya tapi kekasih cantiknya itu menolak dan sekarang dia lihat Jaemin pulang bersama Mark. Haha.. Lucu sekali.

Mark bukan orang baru untuk hubungannya dengan Jaemin. Jeno bukan orang bodoh yg tidak bisa menangkap maksud sikap baik Mark pada Jaemin. Bahkan sejujurnya Mark memang lebih dulu dekat dengan Jaemin walau pada akhirnya tetap Jeno lah yg bisa mendapatkan hati si manis.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹⁣⁣








Malam ini Mark dan Jaemin berdua menikmati pizza yg sengaja mereka beli sebelum mereka pulang tadi sore. Setelah mandi dan bersih-bersih beberapa sisi apartemen miliknya kini Jaemin duduk di sofa depan TV bersama Mark. Mereka sudah biasa seperti ini. Bagi Jaemin Mark sudah seperti kakaknya sendiri. Laki-laki itu begitu baik padanya, dengan atau tanpa maksud terselubung Jaemin tak peduli yg dia tahu Mark tidak pernah melakukan hal-hal yg menyakitinya dan itu sudah cukup untuknya.

"Kak, kau tadi bilang bertemu dengan ayahmu?" Jaemin teringat tadi siang Mark sempat mengiriminya pesan.

"Oh itu, iya. Hanya makan siang biasa saja." Jawab Mark seadanya sambil beringsut duduk di lantai tepat di bawah kaki Jaemin.

"Bagaimana ayahmu? Aku tidak pernah bertemu dengannya selama ini."

"Aku saja jarang bertemu dengannya. Kami tidak tinggal satu atap, bahkan aku lebih sering melihatnya jadi sampul majalah daripada bertemu langsung."

"Benarkah? Wah.. apa ayahmu sangat keren sampai muncul di majalah?." Tanya Jaemin sambil menepuk-nepuk pundak Mark.

"Dia sangat tampan dan ya bisa di bilang memang keren, entah sudah berapa calon ibu tiri yg dia tolak. Padahal jika dia menikah lagi pun aku tidak masalah."

Irish  ⊹   Triple J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang