[31] Messy

31.9K 1.1K 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Reyna melirik jam tangannya. Sisa tiga jam menuju tenggat waktu yang diberikan Pram. Biasanya Pram akan meminta portfolio design jam sembilan pagi, di hari kerja berikutnya. Namun, mengingat beberapa direksi penting yang terlibat dalam pengambilan keputusan sedang berada di Phoenix, Arizona, maka Pram memintanya untuk mengirimkan file paling lambat jam sepuluh malam ini.

Lalu masalahnya sekarang, PC yang ia gunakan untuk mengedit animasi tiba-tiba berada dalam keadaan Blue Screen. Reyna memang bisa menggunakan PC di meja kerja Melvin atau Sella, tapi tidak mungkin baginya untuk mengulang dari awal pembuatan video yang diminta Pram. Waktu yang tersisa tidak akan cukup. Belum termasuk pengerjaan moodboard yang masih setengah jalan.

Reyna menghela napas. Punggung dan lehernya terasa sakit karena menunduk terlalu lama menatap layar pen tablet dan ipad. Sedikit menyesal karena ia lupa membeli koyo di perjalanan tadi. Untungnya rasa keram di pangkal paha, perih di selangkangan dan dadanya sudah berkurang tadi sore. Jika belum, maka ia akan lebih uring-uringan daripada ini.

Reyna terdiam menatap monitor yang masih menampilkan blue screen dan kembali menghela napas untuk kesekian kalinya. Mengingat kalau untuk urusan pekerjaan begini MG Tech sangat disiplin apalagi Pram, mungkin karirnya akan sangat terhambat karena kelalaian dan kesalahan ini. Dan mungkin saja ia harus mencari cara lain untuk mencapai tujuannya.

Tangannya lalu beralih mengusap pipi yang tiba-tiba basah oleh air mata. Reyna tertawa kecil sambil memejamkan mata dan membiarkan air kembali turun dari sudut mata. Sedikit tidak menyangka bahwa ia akhirnya menangis semudah ini. Apa ini bentuk akumulasi dari segala kesedihan yang ia tahan beberapa bulan terakhir?

"Reyna?"

Reyna buru-buru mengusap air matanya. Namun saat menyadari orang yang muncul di ruangan ini adalah Darren, moodnya menjadi semakin buruk. Reyna melesat bangkit dari duduk. Matanya menyipit tajam pada Darren yang berada di dekat sliding door.

"Lo ngapain di sini?" tanya Reyna.

"Gue cuma mau ngecek keadaan lo, Reyn," ujar Darren.

"Gue gapapa. Pulang. Sekarang!" perintah Reyna. Entah darimana Darren tahu kalau dirinya hari ini lembur. Tapi Reyna tidak peduli. Ia tidak ingin Darren berada di sini sekarang dan melihat keadaannya dalam posisi lemah begini.

A FIRST PERFECT [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang