Pagi hari sudah tiba tanpa terasa. Aku bangkit dan duduk di tempat tidurku, mengingat-ingat lagi rangkaian kejadian kemarin sore. Pernyataan Druig, dan tindakannya setelah itu. Masih terasa aneh tapi aku tidak bisa mencegah diriku untuk tersenyum. Hari ini kami akan menjalankan misi terakhir kami, menghentikan Emergence. Untuk pekerjaan ini kami harus bekerjama, dan kali ini Jarda tidak bisa membantahnya. Walaupun misi menghentikan Emergence ini cukup menakutkan, pikiran bahwa aku akan bertemu lagi dengan Druig menghilangkan rasa takutku.
Setelah sarapan kami semua bertemu di tanah terbuka yang luas, Druig sudah mulai bekerja sejak tadi untuk menyingkirkan penghuni planet ini. Sementara Druig bekerja, Thena mendekati kami berlima dan menyerahkan sebuah gelang pada kami masing-masing.
"Gelang ini akan digunakan untuk mengalirkan energi kosmik kita pada Edlyn" kata Thena dengan serius, ekspresinya sekeras batu.
"Kau yakin ini tidak akan berbahaya?" Jarda bertanya sekali lagi dengan sangsi.
Tidak udah khawatir, kami sudah pernah memakainya dan kami masih hidup. Jawab Makkari dengan cepat. Kemudian dia mengalihkan pandangannya padaku, jangan takut Edlyn, kami disini untuk membantumu.
"Terimakasih" jawabku sambil menggerakkan tanganku pada Makkari.
Setelah kami berlima memakai gelang yang diberikan Thena, Druig melangkah mendekat dari kejauhan. "Aku sudah mengalihkan semua penghuni terdekat. Kita akan aman" kata Druig kemudian tersenyum padaku.
"Sebaiknya kita bersiap" kata Thena kemudian melangkah menjauh, yang lainnya mengikuti kecuali Druig.
"Bagaimana perasaanmu Edlyn?" tanya Druig dengan halus.
"Aku sedikit takut, tapi sepertinya aku bisa melakukannya" jawabku sambil tersenyum tipis. Druig ikut tersenyum setelah mendengarnya.
"Setelah ini, apa yang akan kamu lakukan?" Sekali lagi Druig bertanya.
"Aku...tidak tahu" kali ini aku menjawab dengan ragu-ragu. aku tidak memiliki sesuatu yang berharga di planet ini, aku juga tidak memiliki tempat untuk dituju. Mendadak rencana untuk menghentikan Emergence terasa lebih menakutkan. setelah ini apa yang harus aku lakukan? Thena bilang Olympia tidak pernah ada, jadi sebenarnya aku tidak pernah punya rumah. Apakah aku harus hidup bersama Jarda untuk ribuan tahun yang lain?
"Mungkin kamu bisa ikut kami" Druig memutuskan gejolak pikiranku, aku menatapnya dengan ragu-ragu. "Ikut kami ke belahan alam semesta lain, menemukan para Eternal yang memerlukan bantuan seperti mu"
aku menunduk lagi, tidak tahu bagaimana caranya menanggapi itu. "Aku akan memikirkannya" kataku akhirnya. tepat pada saat itu Thena memanggil Druig, setelah tersenyum padaku untuk terakhir kalinya, dia berlari-lari kecil menuju tempatnya.
mereka semua berdiri melingkar dengan posisi melindungiku, sementara aku berdiri di tengah-tengah, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada yang luput dari kemampuan Druig karena dia tidak bisa melihat siapa saja yang sudah dia pengaruhi. kami semua menyentuh gelang kami dengan lembut dan gelang itu mulai berputar pelan. Pilinan gelang itu berdenyar seperti air, berkilauan tertimpa cahaya. ketika gelang itu berputar semakin cepat, aku bisa melihat aliran cahaya energi kosmik yang mengalir ke arahku.
aku menutup mataku, merasakan aliran energi yang sangat luar biasa dan tubuhku mulai melayang pelan. tiba-tiba aku bisa merasakan semua denyutan dari setiap jenis logam yang terhampar di tanah, bahkan aku bisa merasakan denyut memuakkan dari dua Domo yang berada berkilo-kilo meter jauhnya. kemudian aku menangkap satu denyut asing, satu denyut menyenangkan yang terasa seperti nyanyian lembut, terasa seperti...detak jantung. itu dia, sang Celestial.
aku memfokuskan perhatianku pada denyut itu, sehingga kepalaku dipenuhi dengan nyanyiannya yang menyenangkan. hal seindah ini...akan menghancurkan seluruh planet ini nantinya tanpa tahu apa-apa, kemudian dia akan membuat makhluk lain seperti dirinya. sungguh ironis, dan sekarang aku harus membunuh makhluk ini. aku berkonsentrasi penuh, sedetik kemudian aku berhasil mencapai sumber denyut itu, dengan aliran energi kosmik dari teman dan keluargaku, aku seperti bisa merasakan sumber denyutan itu di antara jari-jariku.
bibit Celestial itu sangat besar, entah sejauh apa aku merabanya, aku tetap tidak bisa menemukan ujungnya. sekarang aku harus menghancurkan bibit ini, demi para penghuni planet yang bahkan tidak kukenal, tapi sebelum aku bisa melakukan apapun untuk menghancurkan bibit itu, tiba-tiba aku kehilangan peganganku pada si bibit, sebelum aku bisa berkonsentrasi lagi, aku kemudian kehilangan denyutan yang menyenangkan itu.
tubuhku terjatuh menghantam tanah, dan aku refleks membuka mataku. seluruh aliran energi kosmik sudah berhenti mengalir ke arahku. aku melihat sekeliling dan melihat keributan. Thena, Makkari, dan Druig berdiri dengan sikap melindungi di depanku. setelah aku berdiri, aku bisa melihat lengan Austine melingkar di sekitar bahu Raesan dan tangannya yang bebas mengacung ke arah Raesan dengan sikap mengancam.
tiba-tiba aku merasa ketakutan, ekspresi itu...aku tidak pernah melihat ekspresi itu di wajah Austine.
"Berhenti sekarang Edlyn, jangan berusaha lagi" kata Austine dengan nada dingin.
"Apa maksudmu Austine?" Tanyaku sambil berusaha menyibak tubuh mereka bertiga. Ketika aku akhirnya berhasil maju ke depan mereka, aku melihat pemandangan yang sangat menakutkan.
Davon dan Jarda, tergeletak diam di tanah. Tubuh mereka berubah menjadi warna abu-abu, mata mereka membelalak seperti ketakutan. "Apa...apa yang kau lakukan Austine?" Tanyaku dengan suara bergetar.
"Oh, Davon akan cukup merepotkan kalau dia tahu rencanaku, jadi aku menyingkirkannya duluan. Dan Jarda..." Austine berhenti bicara, matanya menatap lurus ke arahku "bukannya kamu membencinya? Aku melakukannya untukmu" lanjut Austine dengan santai.
"Kenapa kau melakukan itu Austine? Aku tidak ingin siapapun mati!" Teriakku dengan.
Ekspresi santai Austine menghilang mendengar itu, matanya menatap tajam. "Kenapa aku melakukan itu?" Dia bertanya dengan nada mengejek. "Edlyn, aku sangat membenci penghuni planet ini. Sejak mereka menembakku dengan logam sialan itu. Seluruh kehidupanku berubah!" Austine balas berteriak.
"Jarda selalu menyuruhmu kesana kemari dan kamu berhenti tinggal di Domo jadi aku tidak bisa sering bertemu denganmu. Davon dan Raesan, mereka memang diam tapi mereka menyalahkanku karena perlakuan Jarda padamu" genggaman Austine pada Raesan semakin kencang, anak itu semakin bergetar ketakutan. "Jadi jangan berusaha menghentikan Emergence Edlyn, penghuni planet ini pantas mendapatkannya"
"Tidak akan, aku masih akan menghentikan Emergence" Kataku dengan sungguh-sungguh.
"Baiklah, kau sudah membuat keputusanmu sendiri. Jangan menyesal" Kata Austine.
KAMU SEDANG MEMBACA
C'est la vie [Druig]
FanfictionDisclaimer: Druig x OC Semua karakter Eternals adalah milik Marvel. Semua Original Character dan jalan cerita adalah milik saya. Harap meminta izin apabila hendak menggandakan karya ini. . . . "Hal seindah itu terlalu sayang untuk dijadikan mitos" "...