Riron

1.3K 124 172
                                    

Halo, sebelum membaca, disini aku mau kasih sedikit penjelasan. Dalam book ini, memuat banyak pairing, diantaranya; Riko-Roni, Zefan-Didi, Tegar-Kei, Zefan-Riko, Kei-Niki, Didi-Roni. Ceritanya tidak terlalu panjang, hanya berkisar antar 1-2k words. Semoga bisa menikmati.

PS. Maaf, terkadang humorku sedikit garing.

Ps lagi. Makasih buat kak Abi yang udah ngijinin aku bikin book tentang snacking @Abiguellix
----------

Roni Wijaya.

Iya benar, Siswanto junior itu, tidak pernah yang namanya berpacaran.

Dekat dengan perempuan saja dia malas, bisa di bilang hidupnya monoton, mungkin karena mempunyai mimik wajah yang sedikit menantang, lebih ke arah judes, jadi banyak orang yang ogah mendekatinya.

Dan yah, wajar saja lah, jika si cebol itu merasa kaku, ketika di dekati Riko, dalam tanda kutip kekasihnya.

Wkwkw—miris.

Baru pertama pacaran, langsung nge homo.

Sama Riko lagi.

"Gue gak vc buat liat tembok lu, Roni,"

Suara yang lebih dalam, memasuki Indra pendengaran Roni. Iya, mereka berdua, dirinya dengan sang pacar— idih, sedang Vidio call, tidak tau fungsinya apa, tapi si galah itu tak berhenti nyepam, hingga Roni kesal sendiri.

Memang keturunannya Erwin itu harus di patil lele lagi, supaya sifat suka memaksanya hilang.

"Udah untung gue angkat, jadi jangan ngelunjak,"

"Serah,"

Tunggu.

Sebentar sebentar.

Kok kesannya Riko ngambek?

Demi apapun, Roni langsung menyerengit, saat layar di ponselnya yang tadi menampilkan wajar Riko full selayar, tiba-tiba berganti dengan tampilan kaki.

"Lagian lu, shit. Ngapain ngajak gue vc malem malem?"

Gubrakan terdengar jelas. Roni mulai berprasangka si bodoh itu tengah melakukan gerakan koprol.

Wajar saja, Riko kan anaknya tidak terdeteksi.

"Gue kangen."

Kalau sebelum pacaran, mungkin yang lebih tua akan mengomel dan menyumpah serapah tak jelas. Tapi kini, semburat merah lah, yang malah menjadi pengganti detakan jantung tak teratur di dalam sana. Demi pemuja kerang ajaib, kenapa hanya dengan dua kata bisa membuatnya merinding bukan main?

"Ngomong gak jelas lagi, gue matiin."

Mungkin karena bosan, Roni mulai mengganti layarnya, menunjukkan wajah kesalnya itu. Dan di tanggapi dengan raut bingung—tunggu? Khawatir?

"Sayang capek? Mau tidur?"

Ugh-

Vidio call terputus.

Riko panik. Yaiyalah, enak enak Vidio call, malah di matikan secara sepihak oleh sang pacar, jadinya dirinya kan gusrah gusruh sendiri.

RoniW👬

kenapa?
kok di matiin? gue salah ngomong?

Diem.
Mending lu tidur atau apa lah, jangan ngerusuhin gue.

Snacking fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang