Bugh!
Ken terjatuh di atas tanah, dia kalah telak dengan gadis di depannya. Ketika mendoak Ken bisa melihat tatapan mengejek dari gadis itu, jangan lupakan senyum remeh yang terpantri di wajah cantiknya.
"Ups! Cowok kok jatuh si? Gak malu sama yang bawah?" gadis itu tergelak mengejek.
Dia berjalan memutari tubuh pemuda yang tersungkur itu. "Sialan lo, Ruby!"
Lagi, gadis bernama Ruby itu terkekeh geli merasa lucu dengan teman-ralat, mantan temannya.
"Mau jatuhin gue dengan cara menjadi teman baik? Sorry, gue orangnya gak mudah ke tipu. Hahaha."
Ruby, atau Jesslyn Ruby Araka namanya. Gadis pemilik mata kucing dengan tubuh yang mungil. Parasnya cantik dan imut secara bersamaan, tetapi sifatnya aja yang tidak mencerminkan wajahnya.
"Ken, Ken. Cara lo buat jatuhin gue itu sampah, you know?" Ruby melirik kebawah tempat di mana Ken berada. Pemuda itu terlihat kesakitan setelah apa yang ia lakukan kepadanya.
Ruby mengetuk-ngetuk dagunya seolah-olah berfikir. "Bisa aja si gue bunuh lo sekarang di sini. Tapi kan. lo. itu. teman. baik. gua.!" katanya sengaja dengan kalimat tekanan di bagian akhir.
"Kenapa lo masih mau temenan sama gue setelah apa yang gue lakuin ke elo?"
Ken tersenyum lebar. Ia memegang pundak Ruby. "Kan lo teman baik gue. Gak mungkin lah gue musuhin lo gara-gara masalah kecil doang."
Ruby terkekeh ketika mengingat perkataan Ken. "Teman baik ya? Munafik!"
"Heh bencong! Denger gak lo?" Ia melipat kedua tangannya bersedekap dada sambil melirik Ken yang masih seperti awal.
Merasa tidak ada pergerakan dari pemuda itu, Ruby lantas berjongkok di dekatnya.
"Dia mati? Padahal gue cuman nusuk bagian ginjalnya doang loh, kok mati si?" menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Ruby menghendikkan kedua bahunya tidak peduli.
"Bodoamat, bukan urusan gue ini. Kan sekarang gue jadi teman jahat lo!" ujarnya seraya mengelus pipi Ken lembut. Ruby tersenyum miring, dengan ekor mata ia melirik ke belakang dengan tajam.
Di balik dinding besar, Ruby melihat bayangan seseorang. Entah itu perempuan atau laki-laki. Yang pasti, sosok itu memantaunya sadari tadi.
I'm not protagonist!
Usai membayar belanjaannya, ia keluar dari supermarket dengan setenteng kantung plastik di tangannya.
Gadis dengan rambut sebahu itu memberhentikan langkahnya untuk mengambil setangkai permen.
Dia membuka permen itu lalu mengemutnya sambil berjalan. Jalanan sepi, tidak ada orang sama sekali di sana tetapi itu tidak membuat dirinya takut.
Langkahnya terhenti tatkala sudah berada di pinggir jalanan besar. Diliriknya kanan dan kiri untuk memastikan ada kendaraan lewat atau tidak.
Dan ternyata tidak. Jalanan besar sama sepinya dengan jalanan yang ia lewati tadi.
Hanya ada beberapa pejalan kaki di sekitar trotoar, tetapi tidak ada kendaraan yang lewat.
Gadis itu, Ruby melangkah 'kan kakinya untuk menyebrang. Terus berjalan di tengah jalanan besar sampai tidak menyadari jika sadari tadi ada yang mengikutinya dari belakangan.
"Ucapkan selamat tinggal untuk mu Ruby, semoga tenang." gumam kecil sosok itu.
Tepat ketika berada di tengah jalan, sebuah truk melaju kencang dari arah kanan. Lampunya menyoroti Ruby yang belum menyadari. Suara klakson memekik telinga, bahkan pejalan kaki di sekitar trotoar ikut menoleh pada truk tersebut.
Ruby menyerengit kemudian menoleh. Detik itu juga tubuhnya terhempas tanpa bisa menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
•
•TBC
•
•Ini alurnya aku ganti ya! Yang pertama itu aku agak susah buat mikir alur ceritanya.
Jadi sekarang alur cerita, judul, nama pemain, dan cover aku rubah semuanya!
Jangan sangkut pautkan cerita pertama sama yang ini ya! Karena alurnya beda sama sekali, hehe.
Segitu aja, jangan lupa tinggallin jejak.👣👣👣

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not protagonist
Teen FictionTerjebak di dunia novel dengan ingatan yang samar? Apa ia akan sanggup menjalaninya? Dan juga dirinya memasuki tubuh sang protagonis. Pemeran utama dalam novel tersebut. ... Jesslyn Ruby Araka seorang gadis bersifat tempramen seperti remaja pada um...