Chapter 2.

6.9K 642 6
                                    

Plak!

Kedua kelopak mata yang tadi terpejam kini terbuka lebar. Iris mata coklat itu melotot terkejut. Belum sampai situ, tubuhnya tiba-tiba di dekap oleh seseorang.

"GUE UDAH BILANG GAK USAH DEKETIN DENTA LAGI! LO BUDEK HAH?!" teriak seorang gadis berambut pelangi dengan dandan menor.

Ruby memejamkan matanya terkejut. 'Dimana?' dan 'Kenapa?'  hanya itu yang ada di dalam pikirannya.

"ARANA! UDAH GUE BILANG JANGAN GANGGUIN JESSICA LAGI! MAU LO APA SI?!!" bentak pemuda yang mendekapnya.

"A—abang kok malah belain cewek centil ini? S—sebenernya a—adik abang itu aku atau J–jesi?" gadis rambut pelangi itu terisak kala abang keduanya memebentaknya di depan semua siswa-siswi.

"Gue gak punya adik kayak lo! Adik gue cuman Jessica! Bukan lo!!" tekan pemuda tersebut.

Ruby hanya diam dalam dekapannya. Tapi tiba-tiba saja gadis rambut pelangi itu menarik surai panjangnya yang lepek membuat dekapan antara pemuda itu dan dirinya terlepas.

"Bangsat lo! Gara-gara lo abang gue jadi benci gue!"

Plak!

Lagi, pipinya tertampar. Padahal ia tidak membuat masalah dengan gadis ini. Kenal saja tidak, bahkan ia tidak tahu namanya.

"Arana lo keterlaluan!" cowok dengan rambut di kuncir itu menatap marah gadis berambut pelangi yang di ketahui bernama Arana.

"Gue gak salah, dia yang salah. Dia udah ambil semua nya dari gue, Samuel!!" teriak Arana menunjuk Ruby. "Gue benci dia! Gue muak liat muka polosnya! Dia udah narik semuanya yang gue punya! Gue pengen dia mati! Mati!" lanjut Arana dengan emosi yang tidak tertahan.

Rambut Ruby di jambak kasar lalu tubuhnya di lempar hingga kepalanya membentur kaki meja. Belum sampai situ Arana mengambil salah satu gelas beling lalu ia lemparkan ke arahnya. Tapi naas, Ruby menggeserkan badannya kesamping hingga melesat.

Pyar!

Orang-orang yang berada di sana tampak terkejut melihat aksinya. Ruby bangkit lalu membersihkan debu-debu yang nempel di baju seragamnya.

Ia menatap Arana yang kini juga menatapnya terkejut. Ruby berdecih lalu keluar dari sana yang ia ketahui adalah kantin sekolah.

I'm not protagonist!

Kini Jessica berjiwa Ruby sedang berada di rooftop sekolah. Menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

Seragam kotornya sudah di gantikan dengan yang baru. Rambutnya yang lepek sudah kering akibat berjemur di bawah sinar matahari yang terik.

Nama aslinya di ganti dengan nama yang seharusnya.

Jesslyn Ruby Askara berganti nama menjadi Jessica Arubyana.

Ruby mengalami transmigrasi jiwa. Yang di mana jiwanya menempati raga seseorang yang sudah tidak ada kehidupan.

Dunianya juga berganti, meskipun tubuhnya tidak terganti.

Semuanya sudah terganti. Hidup Ruby kini sudah tidak tenang lagi. Kenapa?

Kenapa jiwanya harus menempati tubuh sang protagonist?

Ya, dunia yang ia tempati adalah dunia novel. Novel bergenre Romance yang ia baca sebulan lalu sebelum kecelakaan terjadi.

Di mana Ruby tahu?

Dari bage nama seragamnya tadi. Di sana tertulis jelas nama tubuh ini.

Ruby itu jenius, walau sifatnya agak miring tetapi ia sangat mudah menyimpulkan sesuatu.

"Kenapa lo kabur tadi?"

Ruby di tarik paksa dari lamunanya. Ia menoleh dan mendapati seorang pemuda tampan dengan rambut yang di kuncir.

Dia ingat siapa pemuda itu. Kalau gak salah namanya Samuel. Yang Ruby tahu Samuel ini adalah ketua osis di sekolah ini. Dan Samuel juga yang tadi mmebentak Arana.

"Gapapa, berisik aja."

Cowok itu mengagguk lalu duduk di sebelahnya. Ruby sedikit menggeser menjaga jarak.

Hening. Tidak ada percakapan di anatara keduanya. Mereka tampak menikmati kesunyian ini.

Ruby menutup matanya seraya menyenderkan punggung. Cewek itu sedang berfikir 'harus apa ia di sini?'

Mengubah alur?

Atau di biarkan saja?

Ruby membuka kelopak matanya setelah mendapat ide. Senyum kecil terpantri di wajah cantiknya. Gadis itu bangkit lalu menatap Samuel yang sedang menatapnya heran.

"Kena–"

"Gue duluan!" potong Ruby memotong ucapan cowok itu.

"Pa..." lanjutnya tercengang.

Samuel menatap gadis itu yang keluar dari pintu rooftop. "Gue di tinggal?"

–TBC–

I'm not protagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang