Matahari perlahan bergerak menuju peraduan terakhirnya, meninggalkan bias-bias senja yang menawan diantara mega-mega yang bergerak mengikuti arah angin. Beberapa spesies burung senja berputar-putar di langit, membentuk formasi-formasi yang indah. The Dark Blackwood mulai tenggelam dalam kegelapan yang pekat.
"Cepat! Cepat!" derap langkah bergema di atas bebatuan sungai yang terinjak kaki-kaki mungil milik gadis yang mengenakan t-shirt hitam dan jeans belel. Rambut hitam panjang gadis itu berderai-derai ke belakang tubuhnya karena tertiup angin. Kulitnya kuning langsat. Dua bola matanya yang berwarna oranye gelap kemerahan, berkilat-kilat. Bibir tipisnya melengkung ke bawah, membuat pipinya terlihat semakin tirus.
"Semua sudah bergerak rupanya, hmm!" desis gadis itu sembari mempercepat larinya. Senyum sinis terukir di wajah gadis itu. Ia menyeringai –memperlihatkan dua teringnya yang tajam dan berkilat. Cantik, namun mengerikan.
"AYO LEBIH CEPAT!!!" teriaknya lagi dengan nada tak sabar.
Beberapa pria mengikutinya dari belakang, berlari dengan sangat cepat. Namun gadis itu dua kali lebih cepat.
Gerombolan itu bergerak ke arah utara mengikuti letak gugusan tiga bintang yang nyaris sejajar di keremangan langit senja. Meski belum terlalu gelap, Draco, Sirius, dan planet Mars mulai bersaing menampakkan cahayanya.
************
Danau Achauntez terlihat memesona di bawah cahaya rembulan. Riak-riak airnya berkilau bagai permata yang menghampar di atas permadani hitam. Bagai cermin raksasa yang memberi keleluasaan bagi sang dewi malam untuk melihat kecantikannya sendiri. Tepat di bagian timur danau, bermuaralah sungai Andeah. Sungai yang membagi The dark Blackwood mejadi dua wilayah yaitu Valleldafa kerajaan para manusia serigala dan Rollenciuz, negeri milik para vampir. Negeri Snaepie. Dalam danau itu sendiri, ada kawanan siren (iblis berwujud putri duyung) dan makhluk kegelapan air lainnya yang sangat jarang muncul ke permukaan.
Di sela-sela rapatnya pepohonan yang memagari Rollenciuz, seekor burung hantu berwarna abu-abu tua terbang hilir mudik sembari mengawasi segala hal yang mencurigakan di perbatasan wilayahnya dengan dua wilayah lainnya. Tak lama kemudian, sesosok wanita berjubah bertudung hitam panjang menyeruak dari balik kabut tebal atas muara suangi. Wajahnya seputih pualam. Rambut cokelat terangnya menjuntai dari balik jubahnya, jatuh hingga ke ujung kaki. Bibirnya merah merekah, sangat kontras dengan warna kulitnya. Dua bola matanya berwarna biru langit. Cantik.
Wanita itu merentangkan tangannya hingga jubahnya terkuak, memperlihatkan pergelagan tangannya yang putih mulus. Jemarinya lentik dengan kuku-kuku panjang yang bercat putih. Burung hantu abu-abu pekat yang tadi berpatroli langsung melesat terbang dan hinggap di tanngan wanita itu.
Dengan sekali jentikan, burung hantu itu langsung berubah menjadi tongkat panjang dengan warna abu-abu pekat dengan ujung yang berbentuk lingkaran berhiaskan mutira biru safir. Wanita itu melangkah pelan di atas air dengan kaki-kakinya yang telanjang. Ia lalu mendongak. Menatap tajam suasana bintang terang dilangit. Draco, Sirius, dan planet Mars. Tiga bintang itu menunjuk ke barat, tepat ke arah negeri Valleldafa.
"Jadi... sudah dimulai ya? Hmmm... aku tak mau ketinggalan," desis wanita itu sambil tersenyum. Diketukan tongkat di tangannya ke atas air dan...
-Zaaaaaaazzhhhhh-
Lenyap.
Wanita itu lenyap tak berbekas tanpa menguik atau meninggalkan sedikit getaran pun di atas permukaan danau.
***************
Valleldafa
Malam di Valleldafa makin sunyi semenjak kedatangan Eligora ke tanah mereka. Para tetua menyiapkan perlengkapan berburu pada siklus bulan darah seperti yang terjadi setiap tiga belas tahun sekali. Namun beberapa pengawal istana telah menerima perintah untuk memperketat penjagaan wilayah mereka karena sang raja yakin, berita tentang Daerheinlocca pasti sudah menyebar ke seluruh penjuru The Dark Blackwood. Sang raja juga menegaskan pada ketiga putranya agar selalu menjaga langkahnya kemana pun pergi dan terutama Dave.
KAMU SEDANG MEMBACA
blood moon
FantasyKerajaan Valleldafa yang tenang akhirnya mulai diributkan oleh desas - desus kemunculan pusaka para manusia serigala yang telah lama dianggap musnah. Permata Daerheinlocca yang memiliki kekuatan dasyat itu akhirnya mengundang para makhluk kegelapan...