0.1

539 63 0
                                    

05.20- masih terlalu pagi untuk seseorang berangkat sekolah, namun nyata nya kini seorang gadis berjalan lemas dengan seragam sekolah yang ia kenakan, mata sembabnya terlihat kosong dan memancarkan kesedihan yang mendalam Kakinya melangkah naik ke atas tembok jembatan, dilihatnya sungai yang mengalir deras dibawah. Apa yang akan terjadi jika ia melompat ke bawah sana, akankah semua baik baik saja jika ia mati?


Ia memejamkan mata berandai-andai tentang hari yang sudah berlalu,

'seandainya waktu itu aku tidak mengajaknya pergi'

'seandainya saat itu aku yang menyetir' rasa sesal, marah dan sedih menyelimuti hatinya. Sudah hampir satu tahun berlalu sejak kejadian mengerikan yang menewaskan kakaknya. Keluarga nya sudah rela melepaskan sosok perempuan yang amat mereka cintai itu. Namun tidak untuknya, baginya ini tidak harus terjadi, ia tidak harus kehilangan orang yang paling ia cintai, ini semua salahnya.


"h-hey" sebuah suara mengintrupsinya dari belakang, dilihatnya seorang gadis dengan perawakan jangkung, rambut yang tak tertata dan memakai seragam yang sama dengannya

"kamu Sana kan? Minatozaki Sana dari kelas 12-A?" gadis lainnya mendekat, kaki panjangnya ikut melompat keatas tembok jembatan, ia melanjutkan

"aku Tzuyu, Chou Tzuyu kita akan berada dikelas yang sama mulai hari ini" Sana menyipitkan matanya, ia tak tahu banyak tentang gadis bernama Tzuyu ini. Yang Sana tahu, Tzuyu adalah murid pindahan yang lebih sering menyendiri dan biasa dipanggil 'si aneh'. Sana tidak tahu persis mengapa banyak orang memanggilnya 'aneh' padahal jika ia lihat, tidak ada yang salah apalagi aneh dengan Tzuyu, penampilannya memang sedikit berantakan namun baginya itu bukan alasan yang tepat untuk men-juluki seseorang dengan panggilan 'aneh'

"lihat" Tzuyu mulai mengangkat kakinya sambil melompat lompat kecil

"berhenti, itu bahaya" mengetahui gadis disebelahnya akhirnya memberi respon, Tzuyu tersenyum lalu memegang tangan Sana untuk turun dari tembok jembatan, Sana mengikutinya

"ada banyak hal yang belum kamu lakukan, ada banyak tempat yang belum kamu kunjungi" kata Tzuyu dengan tenang, seolah tahu apa yang Sana pikirkan sebelumnya

"ini bukan jalan yang biasa dilewati orang, kenapa kamu ada disini?" Tanya Sana, mengalihkan pembicaraan

Tzuyu berbalik, mengambil dus yang sebelumnya ia letakkan dipinggir jalan. Ia berjalan menuju sebuah pohon besar diujung jembatan "kemarilah"

Sana melangkah mendekati Tzuyu yang kini duduk dibawah pohon sembari membuka dus yang ia bawa, dus yang Tzuyu bawa ternyata berisi makanan anjing beserta mangkuk makan-nya


"Kaya, Butter" panggil Tzuyu berulang kali, hingga akhirnya dua ekor anjing berlari dari bawah jembatan, mereka memakan lahap makanan yang Tzuyu sediakan tadi

"aku sering kesini tapi tak pernah melihat mereka sebelumnya" Sana sangat sering mengunjungi tempat ini, ia bahkan bisa berdiri satu jam lamanya hanya untuk memerhatikan air sungai sambil merenung, tapi belum pernah melihat anjing anjing tersebut sebelumnya

"mereka biasanya diam dibawah jembatan" Tzuyu memegang tangan Sana lalu menuntunnya jalan menuju bawah jembatan


Disana ia lihat sebuah rumah anjing dari kayu yang sudah tertata rapih dengan bantal dan lampu penghangat, ada juga mainan anjing didepannya

"ini semua kamu yang siapkan?" Tanya Sana, jujur ia takjub dengan apa yang ia lihat sekarang. Rumah anjing itu tak terlalu besar namun bersih dan terlihat hangat, tak heran anjing-anjing itu betah tinggal disini

Tzuyu mengangguk, ia mengingat kembali saat ia bersusah payah merapikan dan membangun rumah anjing itu sendirian. Sebenarnya Butter dan Kaya adalah anjing liar yang Tzuyu temukan 3 bulan lalu, saat itu mereka terlihat sangat kelaparan karena cuaca begitu dingin. Sayangnya Tzuyu tak bisa memelihara mereka dirumahnya karena itu ia membangun rumah anjing dibawah jembatan ini. Mereka bukan anjing yang bergantung pada makanan yang Tzuyu beri, biasanya mereka mencari makanan sendiri sehingga Tzuyu tak perlu terlalu repot mengurus mereka

Kedua anjing itu mendekat kearah Tzuyu dan Sana, lalu menjilati kaki mereka sembari menggonggong seolah menyapa ramah kepada Sana. Tzuyu membungkuk, tangannya memberi elusan lembut pada ajing bernama Kaya dan Butter itu

"ini Sana, mulai hari ini Sana adalah teman kalian" Sana tersenyum kaku menyapa dua anjing itu


vote and commentnya jangan lupa ya!

 Beautiful PlacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang