0.6

97 12 2
                                    

Hari ke dua Sana dan Tzuyu mengerjakan tugas observasi, kata Tzuyu hari ini mereka akan mengunjungi desa di perbatasan kota.

Pagi-pagi sekali Tzuyu sudah datang ke depan rumah Sana, dengan mobil Van jadulnya yang ia parkir tak jauh dari pekarangan rumah.

Dari dalam jendela Sana melihat Tzuyu dibawah sana yang sedang berbincang dengan ibunya, ia terlihat bersemangat seperti biasanya.

Tak ingin membuat Tzuyu menunggu lama, Sana segera bersiap untuk pergi, menurut ramalan cuaca, hari ini akan sangat panas oleh karena itu Sana memilih mengenakan celana pendek.

Sebelum keluar Sana pergi ke ruang makan untuk membawa bekal yang sudah disiapkan oleh ibunya

"Papa?" Dilihatnya sang ayah yang sedang sarapan roti dengan selai kacang, dari wajahnya Sana sudah tau bahwa ayahnya ini baru saja bangun dan sedang memikirkan sesuatu

"Hei Nak, sini temani papa sarapan" ajaknya

"Sana mau berangkat Pa, ada tugas kelompok yang harus Sana kerjakan"

Papanya tersenyum, semoga anak semata wayangnya ini mulai bisa membuka diri. Sudah lama ia tidak pergi dengan teman-temannya

Pria dengan kacamata itu berdiri lalu mengantarkan sang putri keluar rumah untuk menemui Tzuyu.


-

Sepanjang jalan, Sana tak henti-hentinya kagum oleh pemandangan yang mereka lalui. Hutan di ujung kota adalah tujuan mereka saat ini, meski begitu ada satu hal yang sebenarnya mengganggu Sana sejak tadi. Jujur saja, Sana tidak kuat berada di tempat yang terlalu panas atau pun dingin, tak bisa dipungkiri mobil van jadul milik Tzuyu ini memang sangat panas terlebih tidak ada AC didalamnya. Sana membuka tasnya untuk mengeluarkan buku yang akan ia jadikan sebagai kipas agar tidak terlalu gerah, Sana juga membuka sedikit jendela mobilnya, menghindari debu-debu yang terlihat tebal diluar.

Tak ada percakapan sepanjang jalan, Tzuyu terlihat memikirkan sesuatu sedangkan Sana sibuk memandangi jalanan sembari mengipasi dirinya sendiri.

45 menit berlalu, sampailah mereka di sebuah lahan kosong yang tersembunyi oleh tingginya pepohonan disana. 


"Ayo naik" ucap Tzuyu sembari melihat kearah pohon besar dibelakang Sana. Setelah menghabiskan sekitar 10 menit berjalan, mereka sampai di sebuah hutan yang menurut Sana pemandangannya tak jauh lebih indah dari pemanadangan di sepanjang jalan tadi

Sana mengikuti arah pandang Tzuyu, lalu memperhatikan anak tangga kecil yang tersusun dengan rapih mengarah ke sebuah rumah pohon diatas sana. Dengan ragu, Sana mulai memanjat, diikuti Tzuyu yang memantaunya dibelakang.

Begitu sampai di atas rumah pohon, Sana dibuat takjub dan kagum oleh pemandangan dari atas rumah pohon tersebut. Bagaimana tidak, dari sini terlihat jelas setiap sudut kota dan jalan yang tadi mereka lalui. Dalam hati Sana sangat bersyukur diberi kesempatan untuk melihat keindahan alam ini




===

TBC

halo guys aku balik, kedepannya akan lebih sering update ok

 Beautiful PlacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang