Kabur

1.2K 202 7
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







"Ada apa kyu?"
"Gak ada apa-apa kok Bun."
"Kamu tuh anak bunda, satu-satunya. Jadi kamu tahu apa?"
"Junkyu gak bisa bohong didepan bunda, karena bunda gak pernah mengajarkan cara berbohong sama kyu. Lihat? Kyu sampe hapal diluar kepala." Wanita paruh baya itu terkekeh.

"Yah bagus dong, jadi ada apa?" Junkyu memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari ibunya. "Kalo gak mau cerita yah gakpapa, tapi kalo nanti ayah pulang terus nanyain jangan harap bunda bantuin cari alesan." Junkyu langsung menatap bundanya tak percaya.

"Jahat banget bunda." Nada dramatis mulai dikeluarkan si manis.

"Gak usah lebay yah !! Makannya cerita, susah bener."
"Emang susah, kalo gampang dari pas datang juga udah cerita kali." Junkyu menjatuhkan kepalanya di atas meja makan, si manis memang sedang menemani bundanya membuat makan siang.

Junkyu sekarang sedang dirumah kedua orangtuanya, bahkan dia juga meminta izin agar rowoon tidak masuk sekolah dengan alasan urusan keluarga.

Inilah buruknya sikap dan sifat junkyu, si manis ini lebih suka sembunyi dan menutup diri setelah terjadinya sebuah masalah. Junkyu akan memilih menarik diri dengan alasan pertahanan diri sendiri, dia hanya tidak ingin perasaannya semakin sakit.

"Kyu cuma pengen nginep aja disini, kan kebetulan weekend juga."
"Tapi gak mungkin sampe si Abang izin sekolah kan? Padahal kalo niat gitumah nunggu rowoon pulang sekolah kan bisa." Junkyu mendengus.

"Udah buruan jujur deh !! Bunda capek nanya mulu sedari pagi."
"Lagian siapa yang nyuruh?"
"Bener yah, bunda gak bakal tolongin kamu."
"Ihhh~ bunda mah."
"Yaudah buruan !!" Akhirnya junkyu mengalah.

Si manis kesayangan keluarga Kim ini sedang menceritakan semua yang kemarin malam menimpa nya, junkyu menceritakan dari sudut pandangnya tanpa di lebih-kurang kan.

Sesekali matanya juga melirik ruang keluarga, dia takut putranya mendengar ceritanya.

Dukk

"Ish, ngagetin aja sih." Gerutu bunda junkyu saat kepala sang putra semata wayangnya berbenturan dengan meja makan, junkyu kini menelungkup kan kepalanya di meja.

"Junkyu capek Bun, sekarang junkyu udah gak punya temen lagi." Lirih si manis.

"Pindah lagi aja kesini !!"
"Gak bisalah."
"Kenapa?"
"Junkyu kan mau belajar mandiri Bun, masa sama orangtua terus."
"Emang kalo hidup sendiri itu bisa disebut mandiri? Kamu dengeryah !! Mandiri itu gak bisa dicontohkan dengan cara hidup sendirian, jauh dari orangtua. Mandiri itu bagaimana cara kita menyikapi hidup, dimana pun kita tinggal dan sama siapapun itu gak bisa dijadiin patokan dari kata mandiri."

Junkyu hanya mendengar kan cermah ibunya malas, semuanya memang benar tapi junkyu gak tahu harus apa sekarang. Dia hanya tak ingin melihat siapapun dan menjelaskan apapun saat ini, yang junkyu mau hanya diam dalam sepi dan membiarkan otaknya dipenuhi berbagai argumen serta batinnya berperang.

"Mau kan pindah lagi?"
"Gak bisa bunda !!"
"Ih, pala batu banget sih." Bunda junkyu kembali fokus pada maskannya. "Yaudah, sekarang semua terserah kamu tapi bunda cuma mau bilang jangan terus membiasakan diri untuk menghindari masalah !!" Junkyu mengangguk, lalu dia meninggalkan dapur.

"Buna kenapa?"
"Gakpapa sayang, lagi ngapain?"
"Lagi bosen." Junkyu merasa bersalah pada putranya, dia terus saja melibatkan sang putra yang tak tahu apapun.

Pesona JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang