Seorang pria berusia sekitar 35 tahun tampak dengan balutan seragam kebanggaannya berjalan menyusuri koridor. Dirinya baru saja selesai menghadiri sidang terkait kejadian yang menggemparkan dunia satu tahun lalu. Karena banyak pro kontra sidang sampai di undur berkali-kali karena orang dari berbagai belahan dunia menyampaikan keberatannya.
" Kapten Levi! "
Pria bernama Levi itu membalik tubuhnya saat mendengar namanya di panggil.
" Ada apa, Armin " tanya Levi
Armin berjalan mendekati Levi seraya menyerahkan sebuah kertas padanya.
" Aku mengerti " ucap Levi setelah membaca isi dari kertas itu dan menyimpannya di saku dalam jasnya.
" Kalau begitu, aku akan bergabung dengan yang lain " ucap Armin
Levi melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang memang selalu menjadi favoritnya untuk istirahat.
Ceklek
Decitan pintu terdengar cukup nyaring saat Levi mendorong pintu itu. Levi memasuki ruangan itu dan membuka jendela agar cahaya matahari dapat masuk menerangi ruangan ini.
" Seperti biasa, kotor " ucap Levi
Levi berinisiatif untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada barang-barang dan meja yang ada di sana. Ia juga merapikan beberapa buku dan kertas yang berserakan. Setelah itu barulah ia duduk di kursi yang menghadap ke arah jendela. Levi memijit kaki kanannya yang ngilu karena belum bisa bergerak dengan bebas. Sudah satu tahun ia menjalani pengobatan untuk menyembuhkan kaki kanannya yang cedera parah karena kejadian waktu itu.
Levi mengangkat tangan kanannya dan memperhatikan jari jemarinya yang sudah tidak lengkap lagi. Jarinya yang tersisa menari di wajahnya mengikuti bekas jahitan dari mata hingga ke dagunya. Bekas luka ini menjadi saksi bisu bahwa umat manusia hampir saja musnah.
Greb
Kehangatan tiba-tiba menyeruak menyelimuti tubuh Levi membuatnya tersenyum.
" Kau sampai menyuruh Armin untuk menemuiku, padahal kau kan tahu aku akan langsung ke sini selesai sidang " ucap Levi
" Aku takut kau lupa "
" Aku tidak akan pernah lupa padamu, Hange " ucap Levi seraya menarik Hange untuk duduk di pangkuannya. Hange memerah namun setelahnya wanita itu memeluk tubuh Levi.
" Belakangan ini kita sama-sama sibuk, itu menyebalkan " ucap Hange manja yang membuat Levi terkekeh.
Levi mengusap rambut Hange seraya mengingat bagaimana keajaiban datang padanya.
Flashback on
Levi duduk di kursi roda di bantu oleh Gabi dan Falco turun dari kapal. Mereka sudah sampai di tanah kelahiran mereka. Namun, mereka bisa melihat kerusakan yang begitu parah dan kecil kemungkinannya bahwa ada manusia yang masih hidup. Tembok yang mengelilingi pulau paradise juga sudah tidak ada.
" Tunggu! Lihat itu " pekik Jean histeris seraya menunjuk ke arah depan.
" Ada orang di sini! Lihat lihat! " Connie ikut berteriak dan berlari.
Levi mencoba memfokuskan diri untuk melihat ada apa di depan sana.
" Falco, ayo! " ajak Gabi dan Falco mengangguk seraya mendorong kursi roda Levi.
Semakin lama mereka semakin dekat dan suara keriuhan mulai terdengar di telinga Levi. Matanya membulat sempurna tak kala ia melihat sosok yang ia cintai berdiri di sana seraya tersenyum dan melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With U. || Levi Ackerman x Hange Zoe (END)
FanfictionAku menyesal tidak menyatakannya padamu lebih awal - Levi Ackerman . . . All Characters always belong to : Hajime Isayama. Anime or manga : Shingeki no Kyojin (Attack on Titan) Levi x Hange