HAPPY READING
diantara luka dan cinta manakah yang akan bertahan lama?
dirumah yang mewah gadis ini tinggal semua serba berkecukupan bahkan lebih dari berkecukupan tetapi gadis ini tidak pernah merasakan bahagia bukan,bukan tidak merasakan bahagia tetapi jarang sekali mendapatkan kebahagiaannya dirumah ini bahkan jarang sekali mendapatkan kecukupannya disini.
dia rara archeva renanta gadis cantik berambut panjang dan gadis pintar yang saat ini menginjak usia 18 tahun siswi SMA garuda internasional
"pah mah kenapa ga bangunin rara kan rara jadi bangun kesiangan"kata rara
"kamu nyalahin kita hah? kamu itu udah besar mandiri lah jangan manja udah cukup ya dulu suami saya manjain kamu!" kata sania seorang wanita berumur 40 tahun ini adalah mama rara
rara hanya terdiam sudah sering kali dia mendapatkan kata² pedas dari mamanya
seorang gadis cantik dengan pakaian seragam sma garuda ini turun dari tangga dan menghampiri keduanya
ini helsa anastasya adik rara yang selalu di manja kedua orang tuanya dan memiliki sifat yang kurang baik dengan rara dan selalu ingin menang sendiri
"Mom aku berangkat dulu ya,yuk pah udah kesiangan ini" kata helsa yang disambut senyum hangat dari sania dan juga ayahnya andi
"yaudah sana gih berangkat nanti telat hati² ya di jalan kalian"kata sania sambil merapikan anak panah helsa dan tersenyum hangat kepadanya
"ayo sayang anak papa kita berangkat sekarang" ajak sang papa
"pah aku boleh ga nebeng papa ga sampe depan gerbang sekolah gapapa kok pah boleh ya pah"ucap rara memohon
"apaan si kan biasanya lo naik angkutan umum,udah ayok pah udah siang ini"ucap helsa segera menarik tangan andi menuju ke mobil
rara yang ingin mengejar mereka berdua tiba² terjatuh karena tersandung kaki sania yg menghalangi jalannya
"gimana si kamu jalan ga liat² untung kaki saya ga kenapa²,udah sana berangkat naik angkutan gausah minta di anter segala gausah manja kamu itu kakak harus mandiri pokoknya udah sana berangkat saya gamau liat kamu terus-terusan eneg tau ga"kata sania lalu pergi meninggalkan rara yang masih terduduk di lantai
rara melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.50 ia segera bangkit dan berlari mencari angkutan umum namun dia tak kunjung mendapatkannya
"aduh mana si angkutan umumnya kalo kaya gini aku bisa telat ke sekolah aku lari aja deh lagian ke sekolah juga ga terlalu jauh"ucap rara lalu berlari menuju sekolahnya namun di pertengahan jalan dirinya tersandung batu dan mengakibatkan luka di lututnya namun dia tidak menghiraukannya dia melanjutkan larinya lagi sampai ke sekolah
"pak bukain dong pak plis ya pak kali ini aja saya mohon saya gabakal lagi deh telat² lagi saya janji"kata rara memohon
"gabisa neng salah sendiri kamu telat kan udah tau kalo telat gabisa masuk kecuali gurunya ngebolehin kamu masuk"kata pak satpam
rara pasrah dia berjalan ke samping sekolah dan melihat seseorang yang akan memanjat pohon yang berada disamping sekolah
"heh kamu mau ngapain pasti kamu telat juga ya kalo kamu manjat aku bakal laporin nih ke pak satpam"kata rara meneriakinya
orang itu turun dan berbalik menghadap rara yang seketika bungkam
"ra-rasya,"
ini rassya alendra ketua geng motor black piston urutan ke 5 laki² ini banyak digemari wanita di sma garuda selain ketampanannya dia juga sangat berprestasi dalam bidang basket namun tidak begitu pintar dalam bidang pelajaran
rasya segera mengangkat tubuh mungil rara seperti bayi koala yang sontak membuat rara membulatkan matanya sempurna
"ra-rasya kamu ngap-,"
"gausah bawel pegangan yang erat Lo gamau sekolah?"ucap rassya mulai menaiki pohon dengan lihainya
bruk
"awh"
keduanya saling menatap satu sama lain,jantung rara berdegup kencang rasanya ia ingin berteriak karena bisa sedekat ini dengan rassya dengan rassya yang sekarang berada di atas tubuhnya
rassya segera berdiri dan meraih tasnya yang sempat ia lemparkan tadi
saat rassya ingin berjalan rara menahan pergelangan tangannya membuat dirinya mengangkat alisnya sebelah bertanda bertanya "apa"
"ma-makasih ya karena kamu udah tolongin aku biar bisa masuk sekolah"cicit rara pelan
rasya tak menghiraukannya dia segera berjalan meninggalkan rara yang masih menunduk.