BELA

8 1 0
                                    

Sudah 3 hari hantu wanita itu terus mengikutiku. disisi lain aku ngeri, tapi kadang dia jadi temanku yang selalu siap mendengarkan suka dukaku.
Akhirnya kamipun berkenalan. Agar tidak banyak yang curiga, kami lebih sering ngobrol di kamarku ketimbang diluar rumah.

Malam ini.. Bela masih berpakaian yang sama.
"Namaku Bela"ujar hantu itu mengenalkan diri

"Kalau namaku, kamu pasti sudah tahu kan?" tanyaku

"Nara?"tanyanya

"Bel, pulanglah. Apa kamu tidak lelah terua menerua mengikutiku?"tanyaku

Bela tiba-tiba menghilang, dia mulai kumat. Sepertinya dia hendak bersikap jahil padaku. Aku mencarinya. bahkan akhirnya aku buka jendela kamar.

"Ba!!" ujar Bela mengejutkanku
"astaga!" jawabku kaget

"nah kan nyariin" ujar Bela terkekeh
"maksudmu?"tanyaku
"kamu itu butuh teman kan. Eh gimana cinta sepihak kamu? Raihan?"tanya Bela
"oh? sejak kapan kamu tahu?"tanyaku
"ah. itusih gampang. Jadi cewek gampang banget sih ketebaknya" ujar Bela sinis

aku diam memonyongkan bibirku, aku menatap lantai dengan kosong. Biarlah perasaanku pada Raihan menjadi buih yang kelak akan hilang dan tak berjejak sama sekali.

Bela kemudian berjalan melayang perlahan mendekatiku,dia tidak bisa menyentuhku, tapi aroma khas Bela sangat kuingat. Dia.. Bau melati.
"kamu bau melati ya Bel" ujarku
"cuma kamu yang bisa lihat wujudku begini. mungkin yang lain wujudnya bisa menyeramkan" suara Bela terkekeh

"kamu jangan ketawa ya. aku suka merinding" jawabku menyeringai
"kamu masih aja takut Nara" ujar Bela

Bela kemudian dia menerawang ke luar jendela, dia banyak mengingat hal2 yang terjadi saat dia belum mati. Dia juga ingat Betul terkait dengan siapa yang menyebabkan kematiannya. Dendamnya semakin menjadi.

"Nara, bantu aku."ujar Bela
"bantu apa?"tanyaku
"Bantu aku membalaskan dendam pada dia"ujar Bela dengan suara berat

aku menelan ludah, " bahkan kamu belum menceritakan apa yang terjadi" ujarku

Bela menatapku dengan sedih.

***
sore itu, langit nampak semburat orange. Ada seorang lelaki tengah duduk didepan setir mobilnya dan sesekali melihat ke arah spion berharap wanita yang ditunggunya akan datang.
ah sayangnya wanita itu belum muncul juga. Lelaki itu masih melihat jam,sampai akhirnya beberapa menit kemudian wanita itu datang.

wanita dengan tinggi semampai, wajah cantik, rambut sebahu berwarna hitam dan berpakaian khas kantoran. Dia menjinjing tasnya dan segera masuk kedalam mobil.

"nunggu lama ya sayang?"tanya wanita itu sambil mengecup kening pacarnya
"yaah lumayan. Mau makan dimana kita?"tanya lelaki itu
"di... ah terserah aku capek" jawab wanita itu
kemudian mobilpun berjalan menghilang dibalik petang.

wanita itu adalah Bela. Bela merupakan seorang karyawan di sebuah Bank di Jakarta. sedangkan pacarnya hanya seorang pengangguran yang merangkap sebagai supir grab dan itupun dia menggunakan mobil Bela. Bela tidak perduli soal kemapanan lelaki itu, dia hanya merasa lebih baik berpacaran dengan lelaki miskin tetapi tulus ketimbang dengan lelaki kaya tapi munafik. sehingga hubungan itupun sudah berjalan mendekati 1 tahun.

mobil terparkir di sebuah restoran mewah. jangan tanya siapa yang bayar, tentu semuanya adalah Bela.

"Lex, aku mau pesen yang sama kayak kamu aja ya. males baca menu" jawab Bela

"kali ini biar aku yang traktir" ujar Alex

"ga perlu. Aku aja" jawab Bela

"aku enggak enak sama kamu say. Aku juga kan pengin bahagiain kamu" ujar Alex

"kamu di sisiku dan tulus sama aku aja.. aku udah bahagia kok" ujar Bela sembari memegang tangan Alex

akhirnya merekapun makan dengan romantis. belum ada hal mencurigakan yang terjadi dalam hubungan mereka kala itu. semuanya nampak baik2 saja. Bela pun tak menaruh curiga sedikitpun.
sampai suatu hari...
suara dering telepon berbunyi
"say maaf aku enggak bisa anter dan jemput kamu. Ibuku sakit. Kunci mobil ada di laci" ujar Alex di seberang telepon
"oh oke. sakit apa?"tanyaku kaget
"ah biasa. udah ya" telepon langsung di putus

segera mungkin aku mencari kunci mobil dan mengendarai sendiri ke kantorku. Sampai aku merasa ada yang aneh dengan mobilku. sepertinya aku mencium aroma parfum wanita dan aku melihat bekas lipstik di jok belakang. aku melihatnya sekilas dari kaca.

kulepas sabuk pengaman dan segera memastikannya. benar. itu lipstik.
tapi aku tak merasa ini sebuah pengkhianatan. aku yakin mungkin salah satu pelanggan Alex yang tidak sengaja mengenai bibirnya di jok mobil itu.

Aku langsung memasak sabuk pengaman dan melaju menuju kantorku.

***

1 bulan berlalu.. sikap Alex sudah tak bisa kutebak lagi. dia menjauh dariku. Aku benar-benar stress saat itu. Orang tuaku berada di Bekasi. mereka juga sudah tua dan tak bisa lagi kuajak komunikasi. kadang aku tak ingin membebani mereka. Aku terus telepon Alex tapi dia tak kunjung mengangkat.

puncak semua ini.. saat aku terkejut karena tiba-tiba Aku mendapat telepon karena tagihan kartu kreditku membengkak.

"Mbak maaf saya sarankan kartu ini di blokir saja jika memang anda tidak merasa menggunakan atau membelanjakannya" ujar petugas kepadaku

"iya mbak" jawabku sedih

"apakah ada yang bisa mengakses kartu ini selain mbak? " tanya petugas

Bela merinaikan air matanya. "ada mbak. pacar saya" jawab Bela dengan lesu

"oh.." ujar petugas itu terkejut

"tolong di blokir ya" jawab Bela

***
Malam makin dingin, Bela merinaikan air matanya didepanku. Aku hanya menatapnya dengan sedih. Aku yakin lukanya belum juga sembuh. Bela masih menyimpan rasa sakit yang berujung pada dendam dengan lelaki yang pernah menjadi pacarnya tersebut.

"Sabar ya Bel" jawabku

"ceritaku belum selesai" jawabnya

"Tapi aku sudah tahu bagaimana klimaks konflik itu" jawabku

"Dia selingkuh" jawab Bela kemudian dia terisak.

"tapi apa yang membuatmu sangat membencinya bel?bukankah hal itu sudah sering terjadi pada pasangan yang belum menikah?"tanyaku

Bela menggeleng. DIA SANGAT JAHAT. ujar bela menggerutu dalam hati.

"Dia itu laki-laki yang jahat!" ujar Bela
"aku ingin sekali membunuhnya. "ujar Bela dengan wajah menyeramkan

kali ini aku beringsut mundur. dia benar2 menakutkan. Bela kemudian tiba2 terbang dan keluar dari jendela. Aku langsung duduk termenung dan beristighfar dalam hati. Semoga Bela tidak datang lagi dan mengganggu hidupku.

Malam semakin dingin. Aku segera mematikan lampu kamar.
ternyata Bela masih mengintip di celah jendela daaan kemudian... Bela pergi mengintip Alex yang benar2 sedang berselingkuh dengan pacar barunya yang jauh lebih kaya daripada Bela.

dasar lintah darat!!!

***

BAYANGAN NARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang