03

146 3 0
                                    

Seminggu sudah berlalu semenjak kematian Ibuku, sudah seminggu pula aku tinggal dirumah Ayah dan Istrinya.

Ibu dan Ayah sudah bercerai dua tahun yang lalu, tepatnya saat aku baru saja lulus SMP.

Setelah perceraian itu sifat ku sedikit berubah dari aku yang periang menjadi lebih pendiam dan menutup diri, aku juga sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman sekolahku.

Awalnya aku tidak peduli apapun yang mereka nilai tentangku, tapi seiring berjalannya waktu aku mulai jengah.

Aku kesal mendengar hinaan mereka yang sebagian besar tidak sesuai fakta, aku juga bosan harus selalu membersihkan mejaku yang selalu dipenuhi sampah saat aku tiba dikelas.

Aku tidak tahu apa kesalahan ku pada mereka sehingga mereka melakukan itu semua padaku, setiap aku bertanya pada mereka yang kudapat bukan jawaban melainkan hinaan.

Dan yang membuatku semakin merasa tersisihkan adalah tidak ada satupun yang mau berteman denganku disekolah, setiap kali aku menghampiri mereka selalu menghindar.

Alasannya klise, karena aku korban buli dan mereka tidak mau ikut dibuli jika berteman denganku.

“Sarah, besok sekolah ya? Udah seminggu loh kamu gak sekolah.”

Ayah mengelus rambut panjangku.

Ayah benar sudah seminggu aku tidak sekolah, jangankan pergi sekolah keluar kamar pun tidak pernah.

Dengan terpaksa aku mengangguk.

“Ayah. Boleh gak aku pulang ke rumah?” tanyaku kemudian.

“Loh, ini kan udah dirumah sayang.”

“Maksud aku... aku pengen pulang ke rumah yang dulu.”

“Mau ngapain?”

“Sebentar kok Yah. Aku mau ngambil lukisan yang pernah Ibu kasih.”

“Yaudah besok dianter sama supir ya? Ayah sibuk soalnya.”

Aku menghela nafas. “Ya,” jawabku datar.

Itulah yang tidak ku suka dari Ayah, terlalu sibuk.

Selama seminggu ini Ayah tidak pernah mengobrol lama denganku, ia lebih memilih pekerjaannya ketimbang menghiburku yang tengah bersedih karena kepergian Ibu.

Tapi aku sadar, aku tidak boleh egois karena sekarang Ayah punya keluarga baru yang harus ia penuhi kebutuhannya.

🌻

Bunga Matahari [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang