04-Soal Nama

8 2 0
                                    

Tak terasa 3 minggu pun terlewati, dan bulan Ramadhan hampir usai. Tinggal beberapa hari lagi, umat muslim di seluruh dunia akan menyambut kedatangan hari Raya Idhul Fitri.

Dan tak terasa pula, Sabira si anak baru itu sudah sebulan lamanya sekolah disini. Ia mulai sedikit berbaur dengan anak-anak lainnya, meski beberapa orang tampak tak suka dengan nya.

Ada beberapa hal yang baru diketahui Rendu tentang Sabira, dia termasuk gadis yang pintar. Dilihat dari bagaimana ia selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan guru.

Sebentar, mari kita lupakan gadis pemilik nama Sabira itu. Sekarang kita fokus kepada Rendu yang tengah berkutat dengan soal-soal bahasa Indonesia didepannya.

Tinggal beberapa soal yang belum ia selesaikan, dan itu cukup membuatnya pusing. Helaan nafas terdengar. Rendu melirik ke pojok perpustakaan, disana duduk seorang gadis yang sebaya dengannya tengah membaca buku. Wajahnya terlihat datar.

Tatapan Rendu beralih pada kertas dihadapannya, mungkin bertanya pada gadis itu bukan ide yang buruk?

Maka Rendu menghampirinya, berdiri di samping gadis itu dengan wajah yang sedikit memerah dan kaku.

Merasa diperhatikan gadis yang tengah asik membaca itu mendongak, matanya terlihat membulat lucu. Sedikit kaget.

Gadis itu menormalkan ekspresi wajahnya lalu kembali beralih pada buku yang tadi ia baca. Rendu yang melihat reaksi gadis itu sedikit tersenyum kaku. Bingung harus memulai darimana.

Lima menit berlalu, dan belum ada percakapan diantara keduanya. Rendu yang gugup akhirnya memberanikan diri untuk menyapa.

"Assalamualaikum" sapanya sedikit memberikan senyum tipis.

"Wa'alaikumussalam, ada perlu apa?" Tanya gadis didepannya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Saya ingin meminta bantuan,boleh?"

Gadis itu terdiam, ia menutup buku lalu menyimpan nya di tempat semula. Diantara barisan buku-buku non-fiksi. Lalu setelah itu mengangguk kecil.

Rendu bersorak dalam hati. Dengan perasaan senang ia menunjuk meja yang tadi ia tempati, gadis itu hanya mengangguk sebagai respon.

"Jadi, perlu bantuan apa?"

"Saya kurang mengerti soal di bagian ini, Mayra" Rendu menunjuk satu soal yang belum sempat ia kerjakan tadi.

"Sabira, nama aku Sabira bukan Mayra" ralat gadis itu sedikit kesal dengan cara Rendu memanggilnya.

Rendu tersenyum tipis, "Saya tahu. Tapi bagus kok nama itu, Mayra" ulangnya menambah kekesalan Sabira.

Sabira mendengus, mengambil kertas soal dihadapannya. Tak ingin mempermasalahkan nama panggilan tadi. Matanya fokus membaca setiap paragraf.

30. Kegelisahan Syaiful adalah juga merupakan kegundahan banyak warga pulau Bangka saat ini karena sudah delapan tahun mereka hidup dari menambang timah.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan..

A. menghilangkan kata adalah
B. menghilangkan kata juga
C. menghilangkan kata banyak
D. membubuhkan tanda koma sebelum kata karena
E. menambahkan kata mereka sebelum kata sudah

Sabira terdiam sebentar lalu mencoret bagian penting dan menunjukkan pada Rendu.

"Perhatiin. Aku gak mau ya kalau harus ulang dua kali" ucapnya ketus yang dibalas senyum kecil oleh Rendu.

"Baik, Mayra"

"Kalimat ini menunjukkan gejala pleonasme (penggunaan kata yang berlebihan). Kata adalah disini maknanya sama dengan merupakan. Jadi cukup digunakan salah satunya. Maka jawabannya?" Sabira sengaja menggantung kan kalimatnya, menyuruh untuk Rendu menjawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SABIRA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang