03-Rendu

19 3 2
                                    


Perkenalkan namanya, Raindu Waffi Dayan Narendra. Biasa dipanggil dengan sebutan Rendu. Entah alasan apa orang-orang jadi memanggil nya Rendu dan terkadang memelesetkan nya menjadi Rindu.

Dan seperti bulan Ramadhan tahun lalu, dimana sekolah-sekolah aktif dalam berbagai kegiatan bertema Islami. Contohnya seperti Pesantren Kilat yang akan Rendu dan teman-temannya hadapi selama 3 Minggu ini.

Adzan subuh baru saja berkumandang, tapi Rendu sudah berdiri siap melaksanakan shalat berjamaah di masjid yang letaknya tak jauh dari rumah.

Iqamah mulai dilantunkan, semua yang ada disana segera mulai melaksanakan shalat. Dalam hati, berharap agar Allah meridhoi ibadah mereka pagi ini.

" Allahu Akbar... "

***

Rendu tersenyum tipis menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya bergerak merapikan baju Koko yang ia pakai dan tak lupa menyisir rambut tebalnya agar terlihat sedikit rapih.

Setelah nya ia menyemprotkan sedikit parfum yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif santriwati, peci hitam juga sudah berada di atas kepalanya.

" Tinggal berangkat " gumamnya masih memperhatikan pantulan dirinya di cermin.

Ditatapnya pantulan itu, rasanya ia tidak percaya bahwa pantulan itu berasal dari dirinya. Lihatlah, wajah tampan nan rupawan itu sama sekali tidak memiliki kekurangan sedikit pun.

" Rendu.. " suara lembut umi membuyarkan lamunan Rendu, bergegas ia langsung turun ke lantai bawah.

" Ada apa umi? " Tanya nya sembari menyalimi tangan wanita berharga di hidupnya itu.

Sang Umi tersenyum dan mengelus rambut Rendu,

" sudah siang loh, memangnya kamu tidak sekolah? "

" Sekolah kok Umi, maaf tadi Rendu keasyikan liat cermin " Rendu sedikit meringis

Umi Fatima menggelengkan kepalanya " kamu ini, gih sana berangkat tas nya ada didepan ya? "

" Iya, Umi. Rendu pamit ya, assalamu'alaikum "

" Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh " Umi Fatima tersenyum lalu kembali ke halaman untuk menyirami bunga-bunga.


***

Rendu sedikit mempercepat langkahnya, ia ingin sekali cepat-cepat sampai di sekolah karena sedari tadi banyak santriwati yang terus menggoda nya.

Hal itu memang tidak hanya sekali ia alami, namun tindakan para santriwati itu membuat dirinya sedikit risih. Belum tatapan memuja serta pujian yang selalu ia dapatkan.

Rendu menghela nafas lega setelah berhasil melewati halaman pesantren, bergegas ia melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang lebih bahagia.

" Ya Allah, lancarkan lah puasa hamba hari ini. Jangan buat segala aktivitas yang hamba lakukan menghalangi nya, berikan hamba kepahaman dalam menuntut ilmu. "

Jarak sekolah lumayan sedikit jauh, itu yang menyebabkan ia harus datang pagi. Namun seperti nya hari ini para penduduk sekolah sedang malas datang lebih awal, karena sekolah masih sepi tak seperti biasanya.

Kembali menghela nafas Rendu duduk di depan perpustakaan, ia mengeluarkan Al-Qur'an saku dan mulai membacanya sembari menunggu penjaga sekolah membukakan pintu kelas.

SABIRA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang