badai

303 26 4
                                    

Hari ini ada badai yang mengganggu aktivitas semua orang.

(Name) sedang bersama dengan Tanjiro dkk, beserta Giyuu yang dipaksa ikut oleh (Name). Mereka sedang meneduh digubuk kecil disamping desa. Mereka sedang menunggu badai ini reda. Namun sudah tiga jam berlalu, badai tak kunjung reda.

Suasana tak ada hening heningnya. Pemuda bersurai orange bernama Zenitsu dan juga pemuda babi bernama Inosuke itu sedang bertengkar hanya karena masalah kecil.

Tanjiro sedang menemani adiknya yang bernama Nezuko. Sedangkan (Name) bermain dengan Chiko. Giyuu hanya diam saat Kuroi mengganggunya. Kuroi mulai mengelilingi Giyuu serta terkadang ia juga menggigit gigit kepala Giyuu. Namun Giyuu tak pernah marah padanya, ia bahkan hanya diam saat diganggu oleh Kuroi.

Hujan masih tak kunjung reda, kuroi yang kelelahan hanya duduk disamping Giyuu dan tertidur.

(Name) yang melihatnya hanya tersenyum dan melemparkan Chiko pada Giyuu.

"Titip" Ucap (Name) tak tahu malu.

Giyuu hanya mendecih kesal, namun ia juga tak pernah bisa marah pada (Name).

(Name) beranjak mendekati Tanjiro, ia tak bermaksud untuk mendekati Tanjiro. Namun ia hanya penasaran dengan adik Tanjiro yang seorang iblis.

"Woahh loli" Ucap (Name) sembari menoel noel pipi Nezuko.

Tanjiro yang melihatnya hanya tersenyum. Ia gemas dengan tingkah (Name) yang seperti itu.

"Woi ular siapa ini!" Pekik Inosuke.

"U-ular" Zenitsu hanya bisa memojokkan diri karena ketakutan.

(Name) tak menghiraukan mereka berdua, ia sedang asik dengan Nezuko.

"Loli loli ulululu" Gemas (Name).

Tanjiro ikut panik karena ular milik (Name) membelit ditubuh Inosuke.

"Berisik njer! Tuh ular ga makan manusia!" Teriak (Name) yang membuat semua orang terkejut.

"Giyuu juga, ngapain dilepasin sih, kan gw titipin ke elu!" Tegas (Name), namun yang dimarahin cuma diem aja gak ngehirauin upacan (Name).

"Woi tolongin njir, sesek napas gw" Teriak Inosuke yang membuat (Name) tambah kesal.

"Gigit dia Chikoo!!" Ucap (Name) sembari berteriak. Chiko langsung menggigit tangan Inosuke, namun anehnya Chiko malah tak sadarkan diri.

"Chikoo!!" Pekik (Name), ia lalu berlari kearah Chiko dan mengambilnya. (Name) merobek bajunya dan melilitkan robekan tersebut pada tubuh Chiko.

'Gw kecekek goblok, mati ntar' pekik Chiko pada (Name).

'Ya maap gw kira lu keracunan'

'Ga keracunan sih, cuma rasa darahnya pait anjir'

'Gw dari dulu ga pernah ngerasain darah pait begitu'

(Name) lalu melepaskan ikatan itu dan memberikannya pada Inosuke supaya darahnya tidak menyebar kelantai. Jorok nanti.

"Hah lemah banget jadi ular, dia yang gigit dia juga yang sekarat" Ucap Inosuke dengan pedenya.

Chiko misuh misuh sebenernya. Namun tidak ada yang mengerti bahasanya kecuali (Name) saja.

"Cih, darah lu tuh yang beracun!" Elak (Name). Walaupun sering dijadikan babu, (Name) tak pernah suka hewannya dikatain begitu.

"(Name) lama lama Kuroi kubuang juga" Ucap Giyuu saat Kuroi mulai menggigit gigitinya lagi.

"Haha, jangan dong" (Name) langsung menarik Kuroi dari Giyuu dan mengelus elusnya.

Tanjiro sedang mencoba mendekati ular milik (Name). Inosuke juga sedang memperhatikan tangannya yang tergigit. Sedangkan Zenitsu masih tetap memojokkan diri kedinding belakang karena ketakutan.

"Ini badai kapan selesainya sih?" Tanya (Name) malas.

"Mungkin sebentar lagi" Jawab Tanjiro.

Hari mulai malam, namun badai tak kunjung selesai. Juga (Name) belum mandi seharian.

"Aku bau" Ucap (Name) sedih,,

Tanjiro mendekati (Name) dan berkata bahwa semua akan baik baik saja, mungkin besok mereka bisa kembali kemarkas.

"Aku lapar! Ular panggang mungkin enak" Ucap Inosuke sembari mengeluarkan katananya. Namun (Name) dengan cepat melemparkan shuriken supaya katana milik Inosuke tak membunuh ular kesayangannya.

Tanjiro terkejut dengan apa yang dilakukan oleh (Name). Tanpa melihat ia bisa melemparkan benda tajam dan tidak melukai siapapun.

(Name) beranjak untuk mendekati Giyuu dan memintanya untuk menjadi bantalan tidur. (Name) sudah lelah dengan keadaan yang begini, jadi mau tidak mau ia harus bertahan satu malam. Giyuu tidak menolak permintaan (Name). Ia malah mengiyakan dan menyuruh (Name) tidur dipahanya.

Tanjiro merasa keheranan dengan sikap (Name) dan Giyuu. Seperti bukan seorang teman ataupun orang yang hanya saling kenal. Namun Tanjiro tak mau menanyakan hal tersebut pada (Name). Ia hanya terus berpikir positif dan menjalani tugas tugasnya dengan (Name).




______

Pagi sudah tiba, namun badai belum berhenti. (Name) benar benar bosan disini. Untung saja gubuk kecil ini memiliki kamar mandi, jadi (Name) bisa buang air disana.

Saat ini (Name) sedang beranjak untuk pergi kekamar mandi, namun saat sampai ia tak sengaja melihat Tanjiro yang sedang bertelanjang dada. Akan tetapi (Name) tak terkejut sama sekali, ia malah biasa saja seperti tak ada yang terjadi. Berbeda dengan Tanjiro, sekarang ia sedang terkejut atas kedatangan (Name). wajahnya memerah, ia tak terbiasa terlihat seperti ini didepan wanita. Apalagi (Name) adalah wanita yang ia sukai.

"Jiro badainya kenapa tidak kunjung reda" Ucap (Name) lemas.

Pakaian yang dikenakan oleh (Name) terlihat sedikit terbuka dari biasanya. Karena semalam ia merobek sedikit pakaiannya untuk membantu Inosuke.

"Ah i-iya" Ucap Tanjiro gugup.

Ia tak dapat berpikir positif saat ini, pakaian yang dikenakan oleh (Name) lebih terbuka dari biasanya. Pikiran Tanjiro traveling pake tiket yang lagi diskon. Ia sudah membayangkan bagaimana jika ia dan (Name) sedang bermain. Namun ia harus menepis pikiran tersebut dan tetap menjaga imannya.

Author: Tanjiro imannya kuat ygy

Tanjiro memberikan baju luarnya untuk dipakai oleh (Name), ia tak mau (Name) menjadi pemuas nafsunya.

"Oh iya makasih, keadaan disini cukup dingin memangnya kau ga kedinginan?" Ucap (Name).

(Name) mendekati Tanjiro dan membagi baju Tanjiro untuk dipakai berdua. Jelas saja wajah Tanjiro semakin memerah. Namun ia harus tetap diam dan tidak bertingkah yang membuat (Name) takut.

夜空 (yozora) || 'Kamado Tanjiro X Reader'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang