Jeno dengan amat sangat terpaksa kini sudah resmi bertelanjang bulat di hadapan pria yang tengah asik memandanginya liar seperti singa kelaparan.
Akui saja, sekarang Jeno tak henti meneguk ludahnya gugup karena sentuhan jari lentik berurat milik pria jangkung yang kini tengah menari indah di atas bahunya.
Mata elang itu bahkan sedaritadi tak henti mengajak netra caramel milik Jeno untuk berinteraksi. Sampai nafasnya yang sehangat musim semi itu kini mulai menyapa kulit leher sensitif si sumbisiv, yang mulai memejamkan matanya untuk menahan rasa takut dan nikmat secara bersamaan.Kecupan yang terdengar renyah itu membuat Jeno menaikan bahunya merinding geli, lengannya yang gemetar semakin mengepal hebat saat lengan berurat itu memeluk pinggangnya dari belakang tanpa meletakan senjata api itu terlebih dahulu, sebelum menyentuhnya.
Jilatan dan hisapan di lehernya membuat Jeno tak tahan dan memilih untuk melenguh nikmat setelah menahannya cukup lama. Entahlah sebuah bentuk fetish atau sebuah ancaman untuknya.
Pria itu kini tak henti-hentinya menggesekan ujung senjata api yang ia genggam ke arah dagu Jeno, lalu naik menuju ke arah bibir plum terbuka milik si pria yang kini tengah asik melenguh nikmat tanpa henti karena ulah pria yang tak pernah ia kenali sebelumnya."Lihatlah wajah jalangmu di depan sana, sangat cantik sekali.."
"Kau terlihat sangat menikmatinya puppy, sore wa oishīdeshu ka? "
(apa rasanya enak?) bisik Taeyong dengan suara paraunya.Kejadian ini terlalu erotis karena sang dominant memilih tempat untuk memperkosanya di depan kaca besar. Dimana Jeno sendiri bisa melihat wajah jalangnya dengan jelas di sana, melalui pantulan kaca.
Lenguhan nikmat itu terus terdengar, sambil diiringi beberapa suara kecupan kecil dan sedikit desahan nikmat yang tak pernah henti terdengar dari sang sumbisiv sedari tadi.Ini cukup gila, karena Jeno lebih memilih untuk menanggalkan akal sehatnya. Dan malah memilih untuk menikmati sentuhan dari sang dominant dengan sukarela.
Jeno kini di perintahkan untuk sedikit menunggingkan bokong sintalnya dengan betumpu di atas sebuah meja. entah sebuah sihir atau sulap. Jeno dengan senang hati menurutinya tanpa perlu dipaksa.Pria manis itu kini bahkan sudah siap menungging dengan apik, sedangkan si dominant tanpa pikir panjang kini mulai menggesekan bagian ujung senjata api miliknya di belahan anal merah muda milik Jeno yang terlihat sangat sempit dan menggiurkan.
Ini kali pertama Taeyong bernafsu untuk menyetubuhi seorang pria. Entahlah, lenguhanya terdengar lebih merdu daripada lenguhan para wanita yang pernah ia setubuhi sebelumnya.
"Aahh, yamete kudasaii- totemo itaidesu! Aaakh"
(Aahh, tolong hentikan, ini terasa sangat sakit! Aaakh)Taeyong dengan kasar memasukan ujung senjata api yang ia pegang kedalam anal Jeno yang kini menegang dan bergerak tak karuan. Sang empu kini bahkan berteriak dengan keras karena benda asing itu langsung masuk tanpa aba-aba dan bantuan pelumas dari sang dominant.
Tanpa perasaan pria jangkung itu hanya menatap Jeno dengan datar tanpa rasa iba sedikitpun, namun sang junior yang sudah menggembung dibalik celana bahan itu tak dapat terhindar dari pandangan sang sumbisiv yang tak henti merengek dan menangis kesakitan.
Merasakan libido dan darahnya yang mulai berdesir hebat, membuat taeyong kini hilang akal dan mulai memaju mundurkan pegangan senajata api itu dengan arogan dan brutal. Sampai-sampai anal Jeno kini mulai mengeluarkan bercak darah dan juga luka lecet karena gesekan tak berperasaan itu.
Namun semakin kencang gerakannya, Jeno malah semakin melenguh nikmat. Tetapi saat Jeno kembali berteriak kesakitan, sang dominant seakan mengerti dan dengan senang hati mempercepat gerakannya agar si sumbisiv kembali mendesah nikmat, dan mengeluarkan wajah jalangnya yang sangat amat seksi dan menggairahkan.
Namun pandangan Jeno kini terlihat terkejut saat kenop pintu itu tiba-tiba terbuka, sedangkan sang dominant hanya menatap pria berambut merah itu biasa saja, seakan sudah terbiasa diganggu di tengah tengah acara sakralnya.
"Sialan, kau benar-benar mengewe dengan anak lelaki?!" teriak yuta, sambil sesekali menahan tertawa karena terkejut dengan fakta bahwa adiknya adalah seorang homo.
"mengejutkan sekali. Turunlah Mr.akigawa menunggumu di bawah.."
"ouh sialan, ternyata benar dia memang cukup seksi untuk ukuran seorang anak lelaki, bolehkah aku menyetubuhinya juga?" tanya yuta, sambil tak henti menatap bokong sintal milik Jeno yang kini tengah di masuki benda yang cukup esktrim.
Melihat hal itu Taeyong langsung dengan cekatan menutupi badan Jeno dengan sebuah selimut tebal, dan menggendongnya ke arah kamar Agar sang kaka tidak dapat melihat tubuh telnjang milik Jeno yang kini tengah menenggelamkan wajahnya malu dileher sang dominant.
"Watashi ga anata no kubi o kowasu mae ni iki nasai."
(pergilah sebelum aku mematahkan lehermu.)Jeno Lee
Lost In Japan : 02Gimana menurut kalian Lost in japan 2 Udah layak dapet komen sama vote yang bejibun belum?
Apa kurang sesuai ekspektasi nih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN JAPAN [TAENO]
FanfictionMungkin berkelana ke negeri sakura adalah pilihan yang akan Jeno sesali seumur hidup, karena berkat ulah seorang temannya ia harus berurusan dengan anak seorang yakuza, yang tak sengaja berkelahi dengannya di bar malam itu. Taeyong Dom x Jeno Sub [b...