Lost In Japan : 03

3.3K 472 25
                                    

Pagi ini Jeno terbangun sambil menahan sakit di analnya akibat kejadian semalam. Untung saja hari ini ia masih terbangun setelah di sodok kasar oleh benda yang bisa kapan saja membuatnya tewas seketika, jika pelatuk kendalinya di tarik oleh sang dominant secara tiba-tiba tadi malam.

Jeno melenguh, saat pelukan di pinggangnya itu kini semakin mengerat, seakan tak akan pernah membiarkannya pergi kemanapun.

Kejadian semalam terus saja berputar di kepalanya, membuat Jeno kembali meringis seakan merasakan kembali sensasi saat analnya di robek paksa tadi malam. Sepertinya itu adalah hal paling menyakitkan sekaligus hal paling nikmat yang pernah Jeno rasakan seumur hidupnya. Bayangkan saja, di setubuhi oleh seseorang yang baru kau kenal satu malam dengan benda ekstrem dengan brutal, namun malah terasa nikmat.

Jeno mungkin adalah seorang masokis yang merasa senang saat di lecehkan oleh pisikopat gila, yang bisa membunuhnya kapan saja.

Tak terasa sudah setengah Jam Jeno memandangi wajah pria di hadapannya yang masih terpejam lelap. Jeno baru sadar, bahwa lelaki di hadapannya mirip seperti tokoh anime hidup yang selalu muncul di siaran tv saat pagi hari. Setiap lekukan wajahnya terbentuk sangat sempurna, terutama rahang tegas dan  bibir seksi itu mungkin salah satu point penting yang menjadi alasan mengapa pria di hadapannya ini di gilai para wanita yang menatapnya sinis saat pertama kali datang ketempat ini.

"sudah puas memandangi wajahku puppy?"

Suara parau khas orang bangun tidur itu sedikit membuat Jeno terkejut, netra kelam itu kini terbuka dengan indah menatap netra caramel milik Jeno yang sedikit bergetar.
Taeyong mengecup sekilas bibir tipis milik lelaki di hadapannya itu yang kini masih saja mematung terkejut.
Lalu membenamkan wajahnya di area leher sang sumbisive sambil sesekali megecup dan mengigitnya perlahan dengan bernafsu.

Jeno kini hanya mampu meringis dan meremas bahu sang dominant tanpa berniat melawan, karena sudah pasti ia akan kalah jika harus bergulat fisik dengan pria berotot besar itu.

Sudah terhitung seharian dirinya berada di tempat antah berantah, Jeno merindukan ponyo kucing kecil miliknya. Meski memiliki alergi terhadap bulu kucing, Jeno masih tetap saja nekad mengadopsi kucing kecil yang tak sengaja ia jumpai di jalanan saat hujan turun dengan deras sekitar rumahnya dua bulan yang lalu.
Sepertinya kucing itu memiliki majikan, namun mungkin keduanya terpisah saat tengah bermain dengan majikannya.

Ia kini sedikit khawatir, ponyo mungkin sekarang sedang kelaparan karena sudah seharian ini dirinya tidak pulang untuk memberi ponyo makan dan minum.

"Umm, aku ingin pulang" ucapnya takut.

Sang dominant kini menghentikan aksi mendusal pada leher sang sumbisive, ia lalu menarik dagu si pria yang lebih muda itu dengan kasar sambil menatap matanya tajam seakan ingin memakan Jeno hidup-hidup sekarang.

"Ucapkan sekali lagi padaku puppy, kau ingin pulang?"

Jeno kini menganguk kembali, sambil menundukan kepalanya takut.
"Aku punya seekor kucing di rumah, ia pasti kelaparan sekarang karena aku seharian ini bersamamu"

Melihat netra sang sumbisiv yang seperti hampir menangis, Taeyong merasa tak tega dan segera mengalihkan pandanganya dengan cepat melepaskan cengkramannya, lalu beralih memeluk Jeno dengan lembut sambil sesekali mengecup kening dan bibirnya agar Jeno berhenti menangis ketakutan.

"Wakatta, berhenti menangis dan pakai bajumu sekarang puppy, aku akan menunggumu di bawah.."

"bergegaslah sebelum aku berubah pikiran, dan kembali memperkosamu di pagi buta." Sekilas Bisik Taeyong di telinga Jeno sambil menampilkan senyum licik di wajah tampannya, yang seperti iblis.

Jomplang banget readers sama vote nya, jadi sedih gue :(

Yuk buruan vote sama komen yang banyak biar bisa langsung up chapter barunya!!

LOST IN JAPAN [TAENO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang