"Ciee yang kemarin sore ke pantai."
"Ciee ... gimana rasanya jalan bareng sama kak Batara, An?"
"Dikenalin ke temen-temennya nggak?"
Aku menutup telinga sok-sok-an risih, padahal bibir tak henti-hentinya mengukir senyum setiap kali mendapat godaan dari teman-teman.
Munafik emang.
"An, pasti kak Batara wangi banget kan?" tanya Lola.
"Ho'oh pastilah. Lewat selintas di dekatnya aja harumnya sampai ngejatuhin hati, apalagi Anin yang seharian nempel ma dia. Uh, iri gue," celetuk Mita.
"Bener, harum banget. Seharum masa depan gue ma dia," ucapku.
"Euww nyebelin!"
Aku mencebik tak kala Qinan ngejitak kepalaku.
"Iri bilang bestie!" kesalku.
"Kak Batara tuh boyfriend material banget. Entah dulu orang tuanya ngidam apa sampai ngelahirin anak seganteng dia," sahut Citra.
"Kalau gue sih udah gak heran lagi. Lihat aja, mamanya cakep, pun Papanya ganteng. Wajar kalau hasil kollabnya jadinya kak Batara," ucap Mita.
"Ho'oh bener. Kak Batara nurun gen dari papanya. Cakep," sahut Lola.
Aku hanya diam menyimak obrolan mereka. Bagi aku ini adalah pembahasan yang sensitif.
Kerena kalau aku ikut nimbrung ke dalam obrolan mereka tentang kak Batara, sudah di pastikan aku akan mendapat interogasi seperti yang sudah-sudah. Kalau nggak di godain ya pasti dibanding-bandingin sama perempuan yang rumornya pernah dekat dengan kak Batara.
Aku gak mau makan hati, yang berujung cemburu buta. Mending diam ajalah.
***
"Minggu depan kita masuk ke praktek olahan makanan. Jadi ibu harap persiapkan diri dan bahan kalian."
"Baik, Bu."
"Sampai di sini ada yang ingin di tanyakan?" ucap Bu Geovani. Guru Prakarya.
"Menunya bebas kan, Bu?" tanya Aulia.
"Iya bebas. Kalian sendiri yang menentukan akan masak apa."
"Oke, Bu."
"Dan ibu harap, minggu depan itu 2 kelompok yang bisa maju," tutur Bu Geovani.
"Siap, Bu."
"Baik, sebelum saya akhiri pertemuan kita minggu ini, apa ada yang ingin di tanyakan mengenai materi yang sudah dibahas?"
Hening.
"Karena tidak ada yang bertanya, jadi saya rasa kalian sudah paham semua. Kalau begitu pembelajaran saya tutup, kalian boleh istirahat."
Setelah Bu Geovani keluar, aku dibuat terkejut dengan kelas yang mendadak ribut.
"Woii! Apa lo semua udah paham?" teriak Haikal.
"Gue sih, yes," sahut Aulia.
Dih iya dah iya. Yang paling pinter.
"Kagak!" timpal Romy.
"Yee, terus tadi ngapa lo kagak nanya dodol."
"Emang lo udah paham?" tanya Romy.
"Kagak juga." Haikal nyengir.
Euww kepengen nampol.
"Jujur aja ya. materi prakarya minggu ini gue kagak ngerti sama sekali," ucap Lola.
"Ho'oh bener. Penjelasan Bu Geovani kagak ada yang masuk di otak gue," timpal Qinan.
"Etdah, kirain gue doang ama Romy yang kagak ngerti. Ternyata kalian juga," ucap Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME KAK BATARA
Teen Fiction"Jika satu tambah satu sama dengan dua. Maka aku tambah kamu sama dengan kita." Anindi Muzammil.