"Huwaaa ... Cubit gue, An. Buat gue sadar kalau tadi itu bukan halu."
"Eh, serius kan? Tadi kak Batara nyebut nama gue kan?"
"Lola, geser dikit. Gue mau duduk. Huwaaa ...."
"Itu beneran, kan? Gue gak salah denger. Kalian juga pasti tadi denger kak Batara manggil nama gue, kan?
"Kak Batara kok bisa tau nama gue, ya?"
"Lola geser dikit. Aselole."
Aku dan Qinan saling pandang, kemudian sama-sama menggeleng. Lola hari ini begitu bahagia hanya karena namanya dilafazkan oleh kak Batara saat di kantin tadi.
Aku tau bagaimana perasaan Lola sekarang. Karena aku pun pernah berada di posisinya.
Hanya karena dulu kak Batara menyebut namaku saat di kantin, aku jadi wanita yang bar-bar hingga berani menggombalinya.
Efek gombalanku itu namaku menjadi viral di sekolah. Dan karena itu pula banyak siswa yang tak menyukaiku, tapi ada juga beberapa siswa yang shiperin aku dengan kak Batara.
Hiyaa.
"Berisik banget sih, La!" tegur Qinan.
Aku yang sudah selesai memakai sepatu hanya tertawa mendengar Lola yang tidak mau diam.
"Bilang aja iri karena nama lo gak pernah kak Batara sebut," omel Lola.
"Nanti juga ada saatnya."
"Kapan?" tantang Lola.
"Ya, kalau udah ijab qabul."
"Nggak ada-nggak ada. Enak aja!" Aku membantah.
"Hargai dong gue sebagai pacarnya kak Batara. Jangan melulu bahas dia. Gue juga bisa cemburu loh sama kalian," protesku.
"Iya, An. Sorry. Kita kan modal halu doang. Kalau lo mah udah gak perlu halu lagi kalau mau di dekatin kak Batara," ucap Qinan.
Lola mengangguk menyetujui.
Aku tersenyum.
Sebenarnya jujur aja. Aku pun merasa hubungan aku dengan kak Batara ini aneh.
Apakah jatuh cinta semulus itu?
Aku diam-diam mencintainya, mengagumi wajah dan kepintarannya. Dia pun sama, dengan modal gombalan kami menjadi dekat dan akhirnya kita pacaran.
Kok kisah cinta aku mulus banget ya? Heran.
Padahal aku yakin sebelum kehadiranku pun, pasti kak Batara sudah banyak mendapat gombalan dari siswa perempuan.
Aneh, bukan?
"Kalian pulang duluan aja, ya. Gue ada rapat MPK," ucapku.
"Terus nanti lo pulang sama siapa?" tanya Lola.
"Gak usah khawatir. Selagi ada kak Batara mah Anin aman-aman aja pulangnya," ucap Qinan.
Nah, itu tau.
Hihi.
"Yaudah, kita balik duluan ya."
Aku mengangguk.
***
Disini-lah aku berdiri. Di depan pintu secret MPK yang sudah tertutup. Dari dalam terdengar suara kak Batara yang sedang memberikan instruksi untuk acara pelantikan OSIS minggu ini.
Aku ragu-ragu untuk mengetuk pintu. Ini semua gara-gara Lola. Coba aja tadi dia makannya agak cepetan, kita gak akan telat masuk pelajaran Pak Maulana dan kita gak akan di hukum bersihin kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME KAK BATARA
Teen Fiction"Jika satu tambah satu sama dengan dua. Maka aku tambah kamu sama dengan kita." Anindi Muzammil.