First Day

78 13 0
                                    

Pagi hari saat aku mulai terbangun dari tidurku, seperti biasa pintu kamarku sudah diketuk oleh seseorang. Aku berjalan dan membukanya, "Selamat pagi."

"Selamat pagi nona muda. Anda hari ini ceria sekali."

"Benarkah itu, padahal saya baru bangun tidur."

"Sarapan Anda nona muda. Anda mau saya bantu untuk bersiap?"

"Boleh. Tolong siapkan bajuku ya."

"Baiklah."

Aku mandi dan bersiap-siap, setelahnya aku memakan sarapanku, selagi maid dibelakangku menyisir rambutku, aku bertanya kepadanya.

"Oh iya, apa kalian sudah tahu tentang butler baru?"

"Sudah nona muda."

"Aku penasaran dengannya. Dia sangat misterius sekali."

"Anda penasaran dengannya?"

"Iya. Kalau begitu bisa tolong panggilkan dia?"

"Baik nona muda. Akan saya panggilkan."

"Terima kasih."

Maid itu berjalan menuju kamar Reiji dan memanggilnya, tak lama Reiji pun datang dengan pakaian butlernya yang sudah lengkap.

"Ada perlu apa memanggil saya nona (Y/n)?"

"Hmm apa ya? Sepertinya tidak ada."

"Jika tidak ada saya permisi."

"Ah tunggu sebentar. Kan aku belum menyuruhmu pergi."

"Maafkan saya, tapi saya sedang sibuk."

"Sibuk? Apa papa dan mama sudah memberikan tugas untukmu?"

"Iya. Tuan dan nyonya meminta saya untuk menjaga anda."

Aku terkejut kemudian tersenyum. "Yah baiklah. Tugasmu menjagaku kan? Aku sudah ada di depan mu, jadi apa yang harus kau lakukan lagi?"

"Saya harus membersihkan kebun."

"Kebun juga sudah ada yang urus."

"Saya harus memasak."

"Para maid dan butler sudah memasak."

Dia kesal sambil mengepalkan tangannya, "Ah sial, aku terlambat."

"Terlambat apa?"

"Ah, tidak. Saya harus bekerja. Saya pamit."

Dia pergi begitu saja meninggalkanku, aku yang kebingungan akan sifatnya diam-diam mengikutinya. Dia sedang membersihkan beberapa sayuran dan bahan makanan lain untuk makan siang nanti, tapi ini kan masih jam 8, untuk apa dia berbuat seperti itu? Aku mendekatinya sambil mengagetkannya.

"BAA!!"

Dia terkejut dan kemudian menoleh ke arahku. "Nona (Y/n), tolong jangan berbuat seperti itu."

"Haha maafkan aku. Tapi kau ini kenapa sih? Ini hari pertamamu kerja lho. Jadi tolong santai saja."

"Jika saya santai-santai nanti tidak akan beres."

"Begitukah?" tanyaku.

"Iya." dia hanya mengangguk.

Aku melihat wajah dinginnya yang tampak serius itu. Aku mencoba mendekatinya dan memegang rambut ungunya yang panjang sebelah itu.

"Cantik sekali rambut ini."

Dia hanya terdiam sambil fokus mencuci, aku dengan iseng mengelus telinganya yang halus dengan perlahan. Wajahnya tiba-tiba memerah, namun dia hanya diam saja tak melawan.

"Reiji kamu imut sekali." kataku.

"Nona (Y/n) kau mesum juga ya ternyata?" katanya.

"A...Apa?! Aku tidak bermaksud begitu."

"Benarkah?"

Reiji mendekatiku sambil memegang tanganku dan meletakkannya di lehernya.

"Bukankah kamu mau mengelus leherku juga hmm?" katanya lalu mencium tanganku dengan lembut.

Aku langsung menarik tanganku dan memalingkan wajahku.

"Maafkan aku." kataku.

"Tidak perlu minta maaf nona (Y/n). Lagipula kau duluan kan yang melakukannya."

"Ah sudahlah. Kalau begitu cepat bekerja."

"Baik."

Aku keluar dari ruangan itu sambil bergidik memikirkan sifatnya yang tiba-tiba bisa berubah menjadi seperti itu. Kukira dia diam saja karena malu tapi sepertinya dia diam karena memancing mangsanya. Ah aku sampai takut dengannya, mungkin aku harus berhati-hati mulai sekarang.

Aku memeriksa beberapa buku di perpustakaan. Buku-buku di sana tampak sudah banyak yang berdebu, aku memutuskan untuk membersihkannya. Ku ambil kain dan air lalu mulai mengelap rak dan kembali menyusun buku-buku tersebut. Aku menemukan sebuah buku yang menarik tentang ensiklopedia. Aku lalu mencoba membacanya beberapa halaman, tapi karena buku itu terlalu tebal akhirnya aku tertidur karena mulai mengantuk.

Saat terbangun, aku menyadari bahwa aku sudah tertidur di perpustakaan. Aku memutuskan untuk kembali ke kamar dan beristirahat di sana, saat berjalan aku bertemu dengan Reiji. Dia menatapku dengan senyuman yang misterius lalu mendekatiku.

"Hei nona (Y/n), jika kau mau lakukan saja. Lagipula aku ini pelayanmu bukan?"

Aku melihatnya sekilas lalu pergi ke dalam kamar, menyelimuti diriku sambil berusaha memejamkan mataku.

"Haaaah dia benar-benar menyeramkan." kataku dengan suara gemetar.

My Lovely Butler || Karasuma Reiji X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang